16

702 100 25
                                    

Tandai bagian yang typo ...

Ketika pintu rumahnya diketuk, yang pertama kali bersemangat membuka pintu adalah Krystal. Perempuan hamil satu itu beranjak dari duduknya dan hendak berlari menuju pintu andai pelukan dari samping tidak menghentikan langkahnya. Menoleh, tatapannya bertemu dengan tatapan Sehun yang menatapnya tajam.

Krystal mengerut kening. Dipikir-pikir, tadi saat bangun pagi dia dan Sehun masih haha-hihi, tidak ada masalah. Tapi kenapa sekarang suami tampannya ini menatapnya tajam? Dia sadar jika dia tidak hilang ingatan, hubungannya dan Sehun baik-baik saja.

"Aku ada salah?" Tanyanya dengan tatapan polos. Lebih baik dia menurunkan egonya, bertanya lebih dulu agar dia tahu di mana letak kesalahannya. Mengalah lebih baik daripada terus berdebat, tidak ada habisnya. Krystal lelah bila harus bertengkar dengan Sehun. Bukannya apa, dia takut hubungannya dan Sehun berakhir di pengadilan seperti ... ah, lupakan. Dia tidak mau mengingat sesuatu yang telah berlalu.

"Sehun jawab, dong! Aku ada salah apa? Tatapan kamu bikin aku takut tahu," ketusnya dan diakhiri rengekan.

"Kalo kamu diem terus yang ada tamunya pergi karena kelamaan gak dibukain pintu," rengeknya bergelayut manja di lengan Sehun. Sepertinya pagi ini Krystal salah makan, sifatnya berbeda dari biasanya. Mendadak manja pada Sehun dan selalu ingin merengek namun respon Sehun hanya tatapan tajam dan helaan napas panjang.

"Sehun, kalo kamu diem ...."

"Kamu lagi hamil jangan lari-lari. Pikir dulu sebelum bertindak," ketus Sehun sembari melepas pelukannya dan menatap Krystal tajam.

Mendengar penyebab perubahan Sehun mampu membuat Krystal menahan senyum. Suaminya ini cukup memperhatikannya sedangkan dirinya sendiri suka bertindak hingga terkadang melupakan kondisinya yang tengah mengandung. Menatap Sehun dengan rasa bersalah, Krystal mengusap lembut rahang tegas Sehun dan mengecupnya singkat.

"Maaf, Daddy. Lain kali lebih diperhatikan lagi," ujarnya lembut membuat Sehun tertegun.

"Daddy?"

Krystal mengangguk dengan senyum yang masih terpatri di wajah cantiknya. "Ada masalah? Kamu mau panggilan apa dari anak kita?"

Sehun menggeleng dan tersenyum tipis. "Daddy, aku mau anak kita memanggilku Daddy, Mommy."

Krystal melebarkan senyumnya. "Daddy and Mommy? Menarik," riangnya dan hendak kembali mencium rahang Sehun namun ketukan pintu yang terdengar tidak sabaran menghentikan aksinya yang ingin bermesraan dengan suaminya.

"Tamunya gak sabaran," kekehnya.

"Kita ke depan barengan," ujar Sehun menggenggam tangan Krystal dan membuka pintu, menyambut tamu yang datang pagi-pagi dan tak sabaran itu.

Ketika pintu dibuka, pertama kali yang Sehun lihat adalah sosok lelaki tinggi semampai yang menatapnya kesal.

"Lama banget buka pintunya serasa jarak ke pintu sepuluh kilo meter," gerutu sesosok tinggi semampai itu dan melupakan sopan santunnya, lelaki itu nyelonong masuk sebelum dipersilahkan masuk oleh tuan rumah.

Sebelum lelaki itu benar-benar masuk ke dalam, Sehun lebih dulu menarik kerah baju bagian belakang lelaki sehingga lelaki itu spontan menghentikan langkahnya.

"Lepas, woy! Bentar lagi mau punya anak, gak mungkin mati duluan!" Teriak lelaki itu dengan susah payah menghadap Sehun. Wajahnya memerah seiring kerahnya yang terbebas. Ditatapnya Sehun dengan sorot tajam penuh kekesalan dan tanpa aba-aba, lelaki itu memukul kasar kepala Sehun.

"Orang baru dateng bukannya disambut dengan baik malah mau dibikin mati," gerutunya, lalu tatapannya jatuh pada wanita dengan baju terusan selutut yang berdiri di belakang Sehun dan Krystal. Tangannya terulur kepada wanita itu dan berkata, "Sayang, ayo masuk. Jangan malu-malu, anggap aja rumah sendiri," ujarnya santai dan kembali melenggang memasuki rumah dengan satu tangan menggandeng wanita yang dipanggilnya dengan sebutan sayang.

Husband? [ Sehun x Krystal ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang