19

648 96 18
                                    

Tandai bagian yang typo ....

Sepeninggal Sehun dari kamarnya, Krystal menghapus kasar air matanya dan memberengut kesal. Kesal karena lelaki itu tidak mencoba memahami apa isi pikirannya dan kenapa dia berbuat seperti ini. Lelaki itu justru meninggalkannya tanpa menenangkannya yang menangis.

Dengan wajah tertekuk masam, Krystal meraih ponselnya. Membuka salah satu aplikasi yang terinstal kemudian dia larut pada drama yang diperankan oleh salah satu aktor dan aktris ternama di negaranya. Dia tidak mau repot-repot memikirkan Sehun yang kecewa dan marah padanya. Yang dia lakukan sudah benar meski memang benar-benar bukan dia yang menginginkan semua ini.

Seseorang yang ingin semua ini terjadi. Bukan karena membenci Sehun. Melainkan memikirkannya yang seperti menjadi bayangan Sehun. Tidak diakui dan keberadaannya seolah tak berarti.

Daripada dia stres karena Sehun, lebih baik dia menonton drama. Sebulan lagi anaknya lahir, dia tidak mau ambil resiko. Lebih baik rileks dan membiarkan Sehun pada keterpurukannya. Anggap saja dia jahat, tapi dia tidak peduli untuk saat ini, entah selanjutnya bagaimana.

Hingga malam semakin larut dan Krystal tertidur dengan ponsel menyala. Pintu kamar terbuka dan sosok Sehun muncul dengan wajah berantakan. Lelaki itu meraih koper dan mengambil beberapa helai pakaian serta barang-barang yang dia butuhkan.

Setelah berpikir panjang, Sehun memilih sementara menjauhi istrinya. Pisah rumah tidak terlihat buruk. Dia memasukkan semua barang-barang yang dia butuhkan ke dalam koper hingga salah satu barangnya terjatuh ke lantai dan membuat Krystal yang tertidur terbangun.

"Mau ke mana?" Tanya Krystal dengan suara parau sehabis tidur.

Sehun menutup kopernya dan meletakkannya di dekat pintu. Lelaki duduk di tepi tempat dengan tatapan menyorot Krystal datar penuh keseriusan.

"Kita pisah rumah untuk sementara. Aku rasa lebih baik seperti ini sampai kamu dan aku sama-sama bisa menurunkan ego masing-masing," ujar Sehun tenang, berbeda dengan Krystal yang membelalak. Krystal turun dari tempat tidur dan mendekati koper Sehun hendak mengeluarkan kembali barang-barang Sehun, namun dengan cepat Sehun menahannya.

"Kamu apa-apaan, sih?! Kamu pikir ini cara terbaik buat kita, begitu?" Teriak Krystal yang tidak bisa lagi bersikap untuk tenang.

Sehun bersedekap dada menatap Krystal datar.

"Dan kamu pikir dengan mengundang paparazzi adalah cara terbaik?" Sehun balik bertanya membuat Krystal bungkam. Ingin menyesali keputusannya, namun dia merasa tidak bersalah karena bukan dia yang mengundang paparazzi, dia hanya menjalani peran.

Menghela napas panjang, Krystal mengangkat kedua tangannya ke atas dan bergerak ke tempat tidur. Menarik selimut sampai sebatas dada dan berbaring memunggungi Sehun.

"Silahkan pergi. Aku rasa, gak ada kamu bisa bikin aku tenang," ujar Krystal dan memejamkan matanya, pura-pura tidur ketika Sehun mendekat dan mengecup keningnya cukup lama.

"Aku pergi. Jaga diri baik-baik."

Setelah itu, terdengar pintu kamar terbuka yang menandakan Sehun benar-benar pergi dan entah kapan kembali. Krystal berbalik, menghadap pintu yang tertutup dengan perasaan hampa. Mengusap kasar air mata sialannya ini, dia meraih ponselnya dan mengirimi pesan kepada seseorang yang menjadi dalang dari semua ini.

...

Terhitung kurang lebih satu bulan Sehun tinggal di salah satu apartemen milik keluarganya yang letaknya tidak jauh dari agensi dan tidak jauh juga dari rumahnya dan Krystal. Selama kurang lebih satu bulan ini Sehun hanya berada di dalam apartemen dan tidak beraktivitas di luar ruangan karena sampai saat ini media masih hangat membahas tentang dirinya yang membawa wnanita hamil ke rumah sakit. Selain itu, dia juga dihubungi oleh pihak agensi untuk diminta penjelasan dan sialnya dia justru tidak mengatakan jika berita itu benar atau tidak. Maksudnya, dia tidak memberi jawaban ketika pihak agensi menuduhnya diam-diam menikah.

Husband? [ Sehun x Krystal ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang