15

767 100 14
                                    

Tandai bagian yang typo...

Melihat Krystal membuka mulutnya ---cengo melihat kedatangan seseorang yang dia janjikan, kontan Sehun menutup mulut Krystal dengan tangannya. Senyum ramahnya dia lempar kepada dua orang yang kini duduk di sofa ruang tamu rumahnya, berhadapan dengan sofa yang didudukinya dan Krystal.

"Maaf ngerepotin kalian buat dateng ke rumahku," Sehun menjauhkan tangannya yang menutupi mulut Krystal. Dengan cekatan Sehun membuka kaleng soda yang berada di meja dan diberikan pada dua orang yang memasang wajah datar itu.

"Diminum dulu, kalian pasti lagi capek," dua orang di hadapannya itu menerima soda yang diberikan Sehun dan kemudian meneguknya sedikit sebelum akhirnya kembali diletakkan ke atas meja.

"Ngapain nyuruh kita ke sini?"

Sehun tersenyum canggung melihat ekspresi tidak bersahabat dua orang di hadapannya itu. Sehun melirik istrinya yang justru memasang wajah lugu membuatnya ingin mengumpat, namun ditahan karena dia sadar Krystal adalah istrinya, masa depannya.

"Ehm ... ini, kenalin Krystal. Krystal, ini Jennie dan Irene," Sehun menyikut lengan Krystal untuk mengulurkan tangannya pada Irene dan Jennie, dua orang yang sebelumnya ingin Krystal temui.

Krystal menatap Sehun kesal dan berseru, "Apa sih, nyikut lenganku? Aku udah kenal sama mereka, mereka aja yang nggak kenal aku."

Mendegar nada ketus Krystal membuat Sehun menepuk jidat. Bukan masalah istrinya kenal atau tidaknya pada Irene dan Jennie yang notabennya adalah seorang public figur yang siapa saja pasti tahu mereka. Hanya saja, tidak ada salahnya kan, istrinya itu melakukan apa yang dimaksudnya untuk berjabat tangan lebih dulu pada Irene dan Jennie. Apalagi Irene dan Jennie tidak mengulurkan tangan membuatnya merasa berada di tengah peperangan, tiga perempuan di depan matanya seperti sama-sama memiliki ego tinggi.

Mempertahankan keramahan dan senyum menawannya, Sehun meraih tangan kanan Krystal untuk diulurkan ke hadapan Irene dan Jennie. Meski Krystal berontak, Sehun tetap menahan tangan Krystal hingga Irene dan Jennie menerima uluran tangan Krystal.

"Ngeselin," gerutu Krystal melirik Sehun tajam. Ditatapnya dua orang di hadapannya yang masih berwajah datar membuatnya memasang senyum semanis mungkin agar kecantikannya tidak kalah saing dengan sang aktris yang memiliki banyak penggemar itu.

"Hun, sebenarnya ada apa sih, kamu nyuruh kita ke sini. Terus, wanita ini siapa?" Jennie membuka suara, menatap Sehun kesal karena harus terpaksa jauh-jauh datang ke rumah Sehun dan membatalkan janjinya bersama temannya.

Sehun tersenyum kikuk. Bingung harus menjelaskan mulai dari mana, sekaligus kalut bagaimana menjelaskan kepada Irene dan Jennie jika dia sudah beristri dan alasannya menyuruh Irene serta Jennie datang tidak lain tidak bukan karena suruhan istrinya.

"Jadi gini, ada yang mau aku jelasin ke kalian. Tapi kalian harus janji gak bakal kasih tahu ini ke siapa pun, termasuk media," kini tatapan Sehun berubah serius yang mendapat tatapan bingung dari Irene dan Jennie namun tak urung mendapat anggukan membuat Sehun bernapas lega ---setidaknya Sehun mempercayai Irene dan Jennie.

"Kamu tahu kan, aku ini gimana orangnya," sahut Jennie mengedipkan sebelah matanya pada Sehun dan sialnya, Krystal melihat itu membuat Krystal berdeham keras. Sehun tersentak, sementara Irene menatap Krystal tajam dan Jennie tersenyum canggung ketika merasakan aura tak bersahabat Krystal.

Sehun yang melihat itu segera mencairkan suasana. Lebih cepat dia menjelaskan lebih baik jika keadaannya justru semencekam ini.

Merangkul Krystal, Sehun menatap Irene dan Jennie bergantian sebelum berkata, "Ini istriku dan seperti yang kalian lihat, dia hamil anakku."

Husband? [ Sehun x Krystal ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang