21

881 92 8
                                    

Tandai bagian yang typo ....

Saat ini Sehun berdiri dengan gelisah di depan ruangan yang pintunya ditutup rapat itu. Sejak tiga puluh menit pintu di hadapannya itu belum ada tanda-tanda terbuka. Tidak tahu jika dirinya saat ini panik bukan main saat melihat istrinya merintih kesakitan.

Sehun meremas kuat rambutnya. Dia tidak bisa untuk tidak tenang meski Mama mertuanya sempat menegurnya untuk tenang dan meyakinkannya jika istri dan anaknya baik-baik saja. Bagaimana dia bisa tenang disaat dokter yang menangani istrinya yang merintih kesakitan belum juga keluar dari dalam ruangan dimana istrinya terbaring.

Ini salahnya. Andai dia tidak meninggalkan istrinya sendirian di rumah, mungkin saat ini istrinya baik-baik saja.

Hari ini dia berencana ke agensi atas panggilan managernya untuk kesekian kalinya yang selalu dia abaikan. Setelah berpikir panjang, akhirnya dia bersedia datang menghadap petinggi agensi untuk menjelaskan tentang skandalnya yang merusak reputasinya serta grup bandnya. Namun saat dia dalam perjalanan ke agensi, tiba-tiba Krystal menghubunginya, ketika dia mengangkat panggilan istrinya itu, justru rintihan kesakitan yang istrinya berikan dan membuatnya tanpa pikir panjang putar balik ke rumah. Setibanya di rumah, dia panik bukan main ketika istrinya duduk di sofa dengan satu tangan menyangga pinggangnya dan satu tangannya lagi mengusap lembut perut buncitnya serta darah yang mengalir di melalui pangkal paha istrinya.

Istrinya terjatuh saat menuruni tangga. Tepat di undakan tangga terakhir, istrinya terkilir hingga terjatuh dan perut istrinya menimpa lantai yang keras. Beruntungnya, saat terjatuh istrinya masih sadarkan diri hingga menghubunginya dan berjalan pelan ke sofa ruang tamu menunggu kedatangannya.

Dia benar-benar kalut. Semua salahnya, andai dia memaksa istrinya untuk ikut dengannya ke agensi, mungkin ini semua tidak terjadi. Sekali lagi, ah entah yang keberapa kalinya, dia meremas rambutnya dengan mata memerah menahan gejolak emosi karena kelalaiannya.

Rasa bersalahnya semakin besar ketika dia membawa istrinya ke rumah sakit dan dokter mengatakan agar istrinya operasi caesar karena kondisi istrinya yang tidak memungkinkan akibat benturan itu. Sehingga anaknya lahir belum waktunya. Tanpa pikira panjang, dia menyetujui agar istrinya operasai caesar meski istrinya pernah berkata padanya jika istrinya itu ingin melahirkan secara normal dan ditemani dirinya.

Sehun membenturkan keningnya ke dinding berkali-kali hingga bahunya ditarik keras ke belakang. Mama mertuanya yang menariknya dan menatapnya tajam.

"Kamu harus tenang. Krystal dan anak kalian pasti baik-baik saja."

Dengan wajah kacaunya, Sehun menatap Mama mertuanya dengan tatapan bersalah. Sehun memeluk Mama mertuanya dengan erat, menyalurkan semua rasa yang dia alami.

"Maafin aku, Ma. Aku lalai dalam menjaga mereka. Seharusnya aku ...."

"Bicara apa kamu? Ini bukan salah kamu. Sudah takdirnya seperti ini. Lagian, Krystal dan anak kalian baik-baik saja. Kita hanya menunggu dokter berhasil mengeluarkan anak kalian."

Mama Krystal melepas pelukan menantunya dan mengajak Sehun duduk.

"Barusan orang tua kamu nelfon, mereka tidak bisa datang karena sedang berada di luar negeri. Lusa mereka baru kembali."

Sehun mengangguk. Dia tidak memikirkan apa pun saat ini, kecuali keadaan istri dan anaknya. Waktu terus berlalu dan satu menit rasanya begitu menegangkan menurutnya hingga satu jam lebih lamanya, pintu ruangan di depannya terbuka dan muncul seorang suster yang mengatakan jika anaknya telah lahir sementara istrinya masih belum sadarkan diri akibat obat bius.

Setelah istrinya dipindah ke ruang rawat dan anaknya dipindah ke ruang NICU ( Neonatal Intensive Care Unit ). Beberapa menit lalu Sehun sudah melihat anaknya yang ternyata berjenis kelamin laki-laki dengan wajah tampan yang tentunya turun darinya. Ada rasa bahagia dan bangga yang membuncah di dadanya karena mulai detik ini, dia telah menyandang sebagai seorang Ayah.

Husband? [ Sehun x Krystal ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang