Jangan lupa pencet bintang yaw!
"Seandainya kamu diberi kesempatan kedua, apa iya kamu bakal berubah seperti yang kamu janjikan?"
***
"Gue kasih Lo jarak buat nenangin pikiran Lo karena gue tau Lo lagi kacau, tapi Lo malah enak-enakan makan sama cowok." Tutur Lucas sembari menatap Zhivanna tajam.
Keduanya kini tengah berada di dalam mobil, masih di parkiran SMA bahtera. Setelah kejadian di kantin tadi, bel masuk berbunyi hingga mereka kembali ke kelas masing-masing. Dan saat bel pulang sekolah berbunyi, Lucas sudah siaga di depan kelas Zhivanna menjemput gadis itu pulang.
Hingga disinilah mereka sekarang, Lucas yang duduk di kursi kemudi, dengan tubuh sepenuhnya menghadap kearah Zhivanna, dan Zhivanna yang duduk di kursi penumpang dengan tubuh mengarah ke depan, menatap dinding parkiran sekolah.
"Dia tiba-tiba datang ke meja aku, bukan aku yang ajak!"
Kening Lucas berkerut tanda tak puas dengan jawaban gadis itu, "tapi Lo harusnya bisa nolak kan? Kenapa Lo biarin si sialan itu duduk bareng lo?"
Zhivanna memutar bola matanya malas, "cuma makan doang, apa salahnya sih kak? Lagian kita nggak cuma berdua, ada Clara juga!"
"Lagipula mau aku makan sama siapapun juga, sama sekali nggak ada urusannya sama kakak! Harus berapa kali sih aku tegasin ini, kita itu udah mantan." Zhivanna sudah sangat jengah dengan sikap laki-laki itu.
Laki-laki dingin itu berdecak, "yaudah ayo balikan." Ujar laki-laki itu dengan entengnya.
Mendengar ajakan Lucas, kepala Zhivanna menjadi semakin pening. Kedua tangannya terangkat, menyembunyikan wajah cantiknya pada telapak tangannya, kemudian ujung-ujung jarinya menekan pelan sisi keningnya, berharap sedikit mengurangi sakit di kepalanya.
"Dasar tukang ingkar janji! Kakak sendiri yang bilang kalau kakak nyakitin aku, otomatis kita putus. Mana buktinya? Kenapa kakak masih aja nyampurin urusan aku, ganggu hidup aku?" Keluhnya tanpa menatap Lucas.
"Soal itu, gue minta maaf. Waktu itu gue lagi nggak bisa berpikir jernih karena Black Wolf lagi ada masalah." Tutur Lucas hendak membela diri, meski tetap saja, tidak ada kalimat pembelaan apapun yang membenarkan tindakannya.
"Terlepas dari itu semua, nggak akan ada yang merubah fakta bahwa lo selamanya milik gue Anna." Imbuh Lucas dengan nada datar.
"Kakak mencoba cari pembelaan atas tindakan bejat kakak? Nggak bisa! Semua kalimat maaf kakak gak merubah fakta kalau semua yang kakak lakukan itu salah!" Ujar Zhivanna meninggikan sedikit nada bicaranya.
"Gue udah minta maaf Anna, dan menurut gue itu udah cukup. Gue gak bakal ulangin kesalahan yang sama, gue janji." Lagi-lagi Lucas berujar masih dengan nada datarnya.
"Jangan menjanjikan sesuatu yang nggak bakal bisa kakak tepati!" Ujar Zhivanna yang kini menoleh menatap Lucas dengan pandangan terluka. Bagaimanapun, Zhivanna sayang, bahkan mencintai laki-laki arogan ini. Waktu empat bulan yang mungkin menurut kebanyakan orang bukannlah waktu yang lama. Tapi bagi Zhivanna, empat bulan bersama Lucas sudah mampu menumbuhkan rasa cinta begitu besar untuk laki-laki itu.
"Gue bakal tepati janji gue kali ini Anna!" Kini nada bicara Lucas mulai menajam, dirinya mulai tak sabar menghadapi situasi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Mantan
Teen Fiction"Kalau gue nyakitin lo, kita putus! Lo otomatis lepas dari hubungan ini." Janjinya dulu Tapi setelah Lucas menyakitinya kala itu, semua tak banyak berubah! "Gue emang bilang kita putus, gue juga bilang lo lepas dari hubungan ini," Lucas menjeda apa...