Hallo semua, apa kabar?
Semoga semua dalam keadaan baik ya!
Mohon koreksi jika ada typo!
Selamat membaca
❤️Lucas tak henti-hentinya gelisah, kakinya ia hentak-hentakkan pada lantai. Telapak tangan kanannya berkali kali mengusap tengkuknya guna menahan amarah.
Kemarahan kini tengah menguasai dirinya, wajahnya memerah dengan rahang terkatup rapat. Lucas siap meledak kapan saja.
Terhitung sudah dua puluh menit Lucas duduk di ruang tamu kediaman Johasson. Kedatangannya tadi di sambut oleh Bi Surti--Asisten rumah tangga. Segelas orange juice di hadapannya pun tak dia gubris. Kepalanya pening saking marahnya.
Lucas memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang gadisnya lakukan, yang membuat kepalanya semakin pening.
Sialan, Lucas tak bisa diam terus menunggu. Dia memutuskan untuk mencoba menghubungi lagi gadisnya, tapi tetap saja tidak ada jawaban, hanya ada suara operator yang menyuruhnya meninggalkan pesan.
Lucas meremat ponsel di genggamannya dengan kuat, napasnya berhembus kian kasar. Sekali lagi Lucas mencoba menghubungi Zhivanna tapi hal yang sama terjadi, hanya ada suara operator.
Lucas menghempaskan ponselnya pada sofa kesal, dia merebahkan tubuhnya pada sandaran sofa, kedua telapak tangannya mengusap-usap wajahnya frustasi.
Sial, sekarang apa yang harus Lucas lakukan?
"Berpikir Lucas, berpikir!" Batinnya bersorak.Layaknya manusia yang tengah dilanda kemarahan, otak cerdas Lucas mendadak menjadi tak berfungsi. Akhirnya Lucas memutuskan menunggu saja karena hanya ini yang bisa Lucas lakukan sekarang.
Dua jam terhitung Lucas menunggu, Bi surti pun sudah beberapa kali menghampiri Lucas, menyarankan dirinya untuk menitipkan pesan saja. Tapi Lucas menolak.
Lucas melirik jam tangannya, dia menggeram marah. Dia tak bisa lagi menunggu, biarlah dirinya datangi semua mall di Jakarta, Lucas tak peduli. Dirinya tak kuat lagi jika harus duduk menunggu.
Lucas beranjak dari duduknya, menyambar ponsel di sofa dan kunci motornya di meja. Lalu membalikkan tubuhnya hendak berjalan menuju pintu.
Tapi langkahnya terhenti melihat kedatangan seorang gadis di ambang pintu. Gadis dengan dress berwarna kuning pudar bermotif floral yang membuat gadisnya itu terlihat sangat cantik, dan itu tentu menambah kemarahannya.
Jemarinya mengepal di sisi tubuhnya, tatapan tajamnya menghunus kearah Zhivanna. Dengan langkah pasti Lucas berjalan mendekati gadis itu, mengikis jarak di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Mantan
Teen Fiction"Kalau gue nyakitin lo, kita putus! Lo otomatis lepas dari hubungan ini." Janjinya dulu Tapi setelah Lucas menyakitinya kala itu, semua tak banyak berubah! "Gue emang bilang kita putus, gue juga bilang lo lepas dari hubungan ini," Lucas menjeda apa...