Part 10

17.3K 891 12
                                    

2k readers yaayyyy!! Wkwk apaan sih lebay banget segitu doang.
Tapi jujur aku seneng banget 😁😁😁
Makasih buat yang udah nyempetin buat klik tombol vote yaa, aku sangat mengapresiasi hal kecil yang kalian lakuin.

Buset panjang amat kek pidato wkwk.
Okay, selamat membaca, i hope you enjoy!

***

"Abang....!" Zhivanna berlarian menuruni tangga melihat seorang laki-laki tampan yang tengah berdiri di ruang tamu dengan koper di sampingnya. Lelaki yang lebih tua beberapa tahun dari Zhivanna itu tersenyum sambil merentangkan kedua tangannya menyambut adiknya.

Dengan cepat Zhivanna menubrukkan dirinya, memeluk laki-laki yang sangat di rindukannya dengan kuat, yang dibalas tak kalah kuat oleh laki-laki itu.

"Abang, Zhiva kangen banget..." Ujarnya serak sambil terisak di pelukan laki-laki itu.

Laki-laki yang di panggil dengan sebutan Abang itu terkekeh sambil mengusap kepala adiknya dengan sayang, "kok malah nangis sih? Jangan nangis dong nanti Abang di marahin Bunda."

Zhivanna tak menghiraukan ucapan kakaknya itu, dirinya masih menangis sambil memeluk kakaknya.

Dia Kevin, kakak Zhivanna satu-satunya yang dulu selalu ada untuk Zhivanna apapun keadaannya. Tapi tiga tahun yang lalu, dengan terpaksa keduanya dipisahkan karena Kevin harus melanjutkan pendidikannya di London, Inggris. Tiga tahun lamanya keduanya sama sekali tak bertemu, karena Kevin memilih fokus pada pendidikannya agar dia cepat menyelesaikannya dan kembali ke tanah air.

Kevin menggesekkan dagunya pada bagian atas kepala Zhivanna yang masih dalam pelukannya, tangannya naik turun di punggung sang adik guna menenangkan Zhivanna yang masih sesenggukan.

Keduanya tak menyadari bahwa ada seorang laki-laki yang memperhatikan keduanya dari depan pintu dengan tatapan membunuh menusuk pada punggung Kevin. Dengan cepat laki-laki itu berjalan menghampiri mereka yang tengah berpelukan lalu meraih bahu Kevin, membuat pelukan keduanya terlepas. Secara tiba-tiba bogeman mendarat di pipi kiri Kevin.

"Siapa Lo berani peluk-peluk cewek gue hah?!" Tanya laki-laki itu yang tak lain adalah Lucas.

"Sialan, Lo yang siapa datang-datang main pukul aja gila ya!" Kevin menimpali sambil memegangi pipinya yang berdenyut nyeri, lumayan juga pukulan ni bocah, batinnya dalam hati.

"Malah balik nanya, gue cowoknya! Lo yang siapa?" Lucas kembali bertanya dengan pandangan bermusuhan. Matanya beralih menatap Zhivanna yang membeku terkejut dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya dan hidungnya yang memerah.

Lucas memegang bahu Zhivanna, "Lo gak apa-apa? Kenapa nangis? Cowok brengsek ini apain Lo? Bilang sama gue Anna."

Seperti ditarik pada kesadarannya, Zhivanna menghempaskan lengan Lucas yang ada di bahunya, "apaan sih, dia itu Abang aku!" Bentaknya pada Lucas lalu menghampiri Kevin guna mengecek lukanya.

Mendengar penuturan Zhivanna, Lucas membeku di tempat. Apa Zhivanna bilang? Abangnya? Sialan ia baru saja memukul calon kakak iparnya. "Brengsek, kalau gini ceritanya, susah dapat restu nih gue!" Gerutunya dalam hati.

"Aduh, Abang berdarah." Ujar Zhivanna panik sambil memegangi pipi Kevin yang ujung bibirnya mengeluarkan sedikit darah.

"Ayo Zhiva obatin." Ajaknya hendak menarik Kevin menuju lantai atas. Tapi laki-laki itu menahannya.

"Nanti dulu dek, Abang mau tau dulu orang ini siapa?" Tanya Kevin sambil menunjuk Lucas.

"Bukan siapa-siapa Bang, dia orang gila! Ayo cepetan Zhiva obatin." Ajaknya sekali lagi namun lagi-lagi ditahan oleh Kevin. Kevin berjalan menghampiri Lucas, berdiri dekat dengan laki-laki itu. Tinggi keduanya tak beda jauh, hanya berbeda beberapa centimeter.

Possessive MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang