"Mita indirani." Suara Lucas terdengar menyeramkan, menggema di sebuah ruangan sempit dengan cahaya temaram. Ruangan lembab dengan bau tak sedap menguar.
"Anak tunggal dari pemilik cafe kecil di ibu kota. Anak dari Prasetyo dan Tyas, betul?" Lucas mencondongkan tubuhnya pada seorang yang tengah duduk di sebuah kursi dengan tubuh terikat kuat.
"Mita indirani." Lucas memanggil nama itu sekali lagi sambil berjalan mengitari gadis yang tengah duduk terikat di kursi.
"Unggul di bidang akademik dan non akademik. Bahkan unggul dalam olahraga yang mengandalkan kekuatan otot lengan. Jadi lempar melempar adalah hal yang lo kuasai, betul?" Imbuh Lucas kembali mencondongkan tubuhnya namun kali ini sambil menyeringai.
Sang gadis yang terikat pada kursi itu meneguk ludahnya susah payah melihat seringaian Lucas. Lidahnya kelu, tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
"Jadi lo, nyelakain gadis kesayangan gue?" Tanya Lucas yang sebenarnya tak perlu jawaban. Karena Lucas sudah tau.
Masih ingat dengan Mita? Mita adalah gadis pemalu bertubuh tinggi yang tak sengaja bertabrakan dengan Zhivanna pada saat hari pertama Zhivanna kembali bersekolah setelah keluar dari rumah sakit.
"Lo juga yang nempelin lem di bangku Anna kan?" Tanya Lucas yang lagi-lagi sudah Lucas tahu jawabannya.
"Gue mau lo kasih tau gue apa alasannya lo lakuin itu semua." Lucas mengacungkan pisau lipat kearah Mita--pisau yang selalu berada pada saku jaketnya.
Tubuh Mita gemetar hebat memandang Lucas, kemudian melirik ke sekitar memperhatikan beberapa orang yang Mita ketahui adalah anggota Black Wolf. Juga beberapa orang bertubuh kekar dan bertampang seram yang tak Mita ketahui siapa.
"JAWAB!" Bentak Lucas membuat Mita semakin gemetar. Mita memang sudah memikirkan hal apa yang terjadi setelah apa yang dia lakukan kepada Zhivanna. Namun sepertinya Mita salah perhitungan. Mita pikir, Lucas tidak akan menemukan pelakunya secepat ini. Mita pikir dirinya tidak akan berada dalam masalah besar. Namun sepertinya Mita salah membuat perhitungan--Mita salah memilih lawan.
"Gue sebenernya udah tau jawabannya, tapi gue mau denger dari mulut lo sendiri, bitch!" Lucas menekan ujung pisaunya pada leher Mita.
"NGOMONG!" Bentak Lucas lagi karena tak kunjung mendapat jawaban dari Mita.
Mita mendongak menghindari pisau yang bisa kapan saja menusuk lehernya. Dia belum mau mati. Tapi sepertinya Mita lupa, atau bahkan tidak tahu bahwasanya mengusik Lucas berarti mati.
"Gu-gue, gue.." Mita berbicara terbata.
"Bicara yang jelas!" Lucas kembali menekan ujung pisaunya pada leher Mita membuat Mita semakin mendongak.
"Gue, gue benci sama cewek lo!" Jawab Mita emosi menatap Lucas dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata.
Lucas terkekeh mengerikan, "benci? Atau lebih tepatnya iri?"
"Gue benci! Gue jijik sama cewek lo yang sok cantik dan kegatelan itu." Mita menjawab dengan emosi menggebu.
Jawaban Mita tentu saja membuat Lucas tak senang. Mita baru saja menjelekkan gadis kesayangannya. Kira-kira, bagian tubuh mana yang harus Lucas lubangi terlebih dahulu? Mungkin mata?
"Lo salah!" Lucas mengukir membuat pola pada leher Mita membuat Mita kembali menelan ludah.
"Bukan cewek gue yang kegatelan, tapi dia memang menarik. Bukan cewek gue yang sok cantik, karena dia memang cantik. Lo aja yang buruk rupa!" Lucas menekan semakin dalam membuat sebuah luka kecil di leher Mita. Mita meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Mantan
Teen Fiction"Kalau gue nyakitin lo, kita putus! Lo otomatis lepas dari hubungan ini." Janjinya dulu Tapi setelah Lucas menyakitinya kala itu, semua tak banyak berubah! "Gue emang bilang kita putus, gue juga bilang lo lepas dari hubungan ini," Lucas menjeda apa...