Part 25

8.3K 428 15
                                    

Hai apa kabar? Semoga baik-baik ya.
Maaf akhir-akhir ini aku sibuk push rank HAHAHA 😂.

"Jadi kapan waktu yang tepat?"

"We're almost there."

"Ya, sebentar lagi."

======================================

Memandangi langit malam menjadi kegiatan yang selalu aku lakukan akhir-akhir ini. Setelah makan malam, aku akan duduk di balkon kamar kakakku Kevin, tak peduli tentang fakta dua pekan lalu seseorang melukaiku lewat balkon kamarku yang tepat berada di sebelah tempat kini aku duduk. Dengan memandangi langit malam--tak peduli ada ataupun tidak rembulan dan bintang.

Aku memandangi langit sambil mencoba mencari jawaban atas apa yang sebenarnya di inginkan oleh hatinku. Di satu sisi, kembali pada pelukan Lucas terasa sangat salah. Namun di sisi lain, hatinku masih sepenuhnya terisi dengan nama laki-laki itu, laki-laki yang telah menyakitinku. How stupid i am.

Tapi aku, merupakan seorang wanita, dan wanita adalah makhluk yang sangat sulit dipahami keinginannya. Wanita adalah makhluk yang senang sekali menyakiti diri sendiri. Bahkan aku berani bertaruh, banyak di antara kalian yang masih sulit melupakan masa lalu. Omong kosong jika kalian menyangkalnya.

Fakta bahwa Lucas menyakitiku beberapa waktu lalu, tak mampu menghapus fakta lain bahwa Lucas adalah sosok sempurna untuk kategori seorang kekasih. Dia tampan, mapan dan memiliki otak cerdas. Walaupun sifat posesifnya kadang membuatku kesal, tapi menurutku itu cara Lucas menjagaku sebagai kekasihnya, miliknya.

Pada awalnya, saat tau bahwa Lucas mengkhianati ku, aku marah, kecewa, sedih dan tidak terima. Berpikir meninggalkannya atau menyuruhnya pergi dari hidupku adalah hal yang paling tepat. Tapi ternyata, tidak semudah itu. Lucas rupanya contoh laki-laki yang tidak tahu malu, sudah berkhianat tetapi tetap tidak mau melepaskan. Dan sifat tidak tahu malunya itu juga yang membuatku semakin sulit lepas darinya. Keberadaannya setiap hari disisi ku dan juga sifat perhatian yang dia tunjukkan semakin menyulitkan ku.

You can call me stupid, but I love him. So much.  And my love for him are getting bigger every single time.

Jadi biar aku renungi beberapa malam lagi untuk mencari jawabannya.

***

"Dek, hari ini biar gue yang antar ya?" Kevin berjalan sejajar dengan Zhivanna menuruni anak tangga.

"Dih, tumben." Zhivanna mencibir sembari merapihkan poninya.

Kevin berdecak, "jangan seolah-olah gue ini Abang yang jahat dong."

"Kan emang jahat."

"Astaga! Gue kurang baik apa coba, dari kecil gue yang ngejagain lo di manapun dan kapanpun."

"Iya bawel."

Zhivanna menarik kursi meja makan di samping ayahnya. "Pagi Ayah." Sapanya sambil mengecup sebelah pipi Baskara.

Baskara tersenyum, "pagi anak Ayah."

"Jadi, lo berangkat bareng gue?" Tanya Kevin lagi yang kini duduk bersebrangan dengan Zhivanna.

"Tapi Kak Lucas bilang udah di jalan."

"Suruh putar balik."

"Ya Abang aja yang suruh!"

"Lo aja."

"Apa sih, tumben banget maksa."

Possessive MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang