11.

2K 318 9
                                    


Bahasa non-baku!

“Lu kenape?” [Name] mendudukan dirinya di samping Suna yang diam sambil menatap kosong ke depan.

“Mau nggak?” tawar [Name], gadis itu menyodorkan cemilan di tangannya kedepan wajah Suna.

Suna menggeleng, gerakan laki-laki itu lesu, bak tak minat hidup.

“Kamu kenapa?” [Name] menyingkirkan jajannya dari hadapan Suna lalu menepuk bahu pemuda itu pelan.

“Kamu sakit?”

Suna menggeleng, “Nggak.”

[Name] membasahi bibirnya, “K-kalo ada masalah cerita sama aku, m-mungkin aja aku bisa tolong,” dalam batin gadis itu ingin menjerit, ini pertama kalinya ia bersikap sangat lembut pada Suna.

Suna menoleh menatap [Name], “Kamu lupa..” lirihnya yang masih dapat didengar [Name].

“Lupa apa?”

Suna tak menjawab, pemuda itu malah menunduk menatap lantai.

[Name] melirik jam dinding, “Yuk bobo, udah malem,” ucap gadis itu.

“Kamu duluan aja..”

Sudut bibir [Name] berkedut kesal, “Kamu kenapa sih, Sun? Kok tiba-tiba galau begini?”

“Ini udah malem loh, yuk bobo!”

“...”

‘Dia kenapa sih?’ batin [Name].

“Kamu beneran lupa, [Name]?” gumam Suna.

“Hm? Apa?” [Name] tak dengar, biasalah bolot.

Suna menghendikan bahunya lalu berdiri, [Name] mendongak menatap gerak-gerik pemuda itu.

“Ayo tidur.”

‘Loh?’

---

[Name] tak bisa tidur! Kenapa?! Karna Suna dari tadi usek!

Gadis itu menatap kesal punggung kekasihnya yang tak mau diam, “Kamu nggak bisa tidur?” [Name] menepuk punggung Suna hingga pemuda itu berbalik untuk menghadapnya.

“...” bukannya menjawab, Suna malah menatap lekat netra [Name].

[Name] merasa awkward, “M-mau minum obat tidur?”

“Nggak usah,” ucap Suna sebelum kembali memunggungi kekasihnya.

‘Dia kenapa sih?!!’ batin [Name].

Gadis itu mendudukan dirinya di atas kasur lalu menyambar ponselnya yang ia geletakan di atas nakas, tangannya mengotak-atik ponselnya mencari-cari sesuatu.

Kenapa doi tiba-tiba galau?

Kenapa doi nggak kayak biasanya?

Doi tiba-tiba kalem, apa sebabnya?

[Name] mengusak rambutnya frustasi, gadis itu melirik sebentar punggung kekasihnya sebelum memanggil pelan, “Sun..”

“Hm?”

“Suna..”

“Hm?”

“Sayang, ih!”

Suna langsung menghadap ke arah [Name], meski dalam kegelapan [Name] dapat melihat dengan jelas ada sedikit binar di mata pemuda itu, seolah-olah mengharapkan sesuatu.

“Kamu kenapa?”

Binar itu hilang, mata Suna kembali sayu, “Gak pa-pa..”

“Kamu kenapa sih?! Jangan kayak cewek deh! Ngomong kalo ada apa-apa! Jangan kode-kodean! Aku nggak paham kamu mau apa! Bilang! Jangan diem!” [Name] mengeluarkan segala kekesalannya, “Kamu kenapa?!”

Suna mendudukan dirinya, pemuda itu menunduk, jemarinya memilin selimut.

“Kamu lupa hari ini hari apa?”

[Name] mengerutkan keningnya, “Ultah kamu masih dua bulan lagi.”

Suna menggeleng.

[Name] berpikir, tangannya mengelus dagu, lalu tiba-tiba ia ingat sesuatu.

“Oh..” gadis itu mengangguk-angguk, Suna mendongak menatap kekasihnya.

[Name] terkekeh lalu merentangkan tangannya seolah menyambut pelukan dari Suna, “Selamat hari jadi yang ke tiga!”

Suna menggigit bibir bawahnya, matanya berkaca-kaca, “Kamu ih!” pemuda itu menghamburkan pelukannya pada [Name], ia hirup kuat aroma kekasihnya.

“Ya maaf, aku kan lupa,” ucap [Name] sambil mengelus punggung pemuda yang memeluknya saat ini.

Suna menyembunyikan wajahnya di ceruk keher [Name], “Dasar pikun.”

Bugh-

“Awh! Sakit!” ringis Suna saat mendapat bogeman mentah di perutnya, tonjokan [Name] tak pernah santai.

“I love you..”

“I love you more..”

[Name] menatap wajah Suna lekat-lekat begitu pula sebaliknya, secara perlahan jarak bibir keduanya mengecil, hingga..

---

*Saya pengen roll depan sekarang, tapi kepala saya lagi pusing*

OMAIGAT HALU GUE LANCAR BANGET KALO AMA SUNA!

I Love You For INFINITY [SUNA RINTAROU X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang