31.

1.2K 199 11
                                    


Bahasa non-baku!

Suna menyugar rambutnya kebelakang, badannya basah kuyup karna keringat, kaos putih polos yang ia kenakan mencetak jelas abs-nya.

Pemuda berumur tujuh belas tahun itu habis mengejar [Name] dari depan gedung apartemen hingga taman yang berjarak satu kilometer.

[Name] yang mengenakan hoodie-nya terengah-engah, “Aduh! Capek!

“Stop! Jangan kejar aku dulu! Bentar!” ucap [Name] sambil berjalan kearah kursi panjang kosong di dekatnya.

Suna mengatur nafasnya sambil berjalan kearah [Name], ia menunjukan senyum devil-nya, [Name] langsung memelas, “Jangan kejar dulu..!”

“Ke-tang-kep!” ucap Suna sambil mengangkat [Name] lalu menggendong gadis itu bak koala.

“Ah! Nggak asik!” kesal [Name] dalam gendongan Suna, lalu matanya mengedar dan menangkap sebuah objek.

“Sun! Sun!” [Name] menggoyang-goyangkan bahu Suna, Suna langsung menoleh menatap wajah [Name] yang tepat beberapa senti di sebelahnya.

“Beli itu!”

Tunjuk [Name] pada sebuah kedai es krim tak jauh dari mereka berdua, sebelum-sebelumnya ia dan Suna kemari tak ada kedai itu..? Kedai baru!!

“Di kulkas masih banyak, nggak!” ucap Suna sambil menggendong [Name] lalu melangkah menjauh dari kedai itu.

“Aaa!! Mau itu! Di situ ada es krim bubble gum!” rengek [Name] sambil mengeratkan pegangannya di leher Suna.

“Ng-”

“Ayolah, Sun..!”

“Nggak!”

“Aku nangis nih!”

“Nangis aj-”

“HUW- Hmmphh!!!”

“Iya-iya!”

“Lepasin tangan kamu!” ucap [Name] dengan nada tak jelas karna mulutnya di bekap tangan orang yang sedang menggendongnya, Suna.

---

“Mau nggak, Sun?” ucap [Name] menawari Suna semangkuk es krim bubble gum-nya.

“Nggak, abisin cepet! Abis ini balik.”

“Oke, bos!” dengan gerakan cepat [Name] memakan es krimnya.

“Ya nggak usah buru-buru, bambang!” ucap Suna sambil menyentil jidat [Name].

“Katanya kudu cepet-cepet! Gimana sih?!” ucap [Name].

“Ya maksudnya jangan dilama-lamain! Gitu loh!”

“Ooo.. git-”

“Eh- ketemu lagi kita.”

Suna menoleh dengan tatapan tajam kearah suara sementara [Name] menaikan kedua alisnya.

“Loh? Kak Oikaw-”

“Mau apa lo?” sungut Suna, Oikawa mendudukan dirinya di kursi yang masih kosong, pemuda berkaos merah itu menaikan sebelah alisnya, “Calm dude, gue cuma mau nyapa aja.”

“Mau beli es krim juga, Kak?” tanya [Name] sambil menunjuk warung kedai di belakangnya.

“Oh nggak, gue nggak bawa uang soalnya,” ucap Oikawa sambil menyengir, Suna mencibir, dalam batin pemuda berkaos putih itu mengumpati Oikawa dengan berbagai macam nama binatang.

“Pesen aja, Kak! Nanti Suna yang bayar!”

“Eh?” Oikawa mengedipkan matanya dua kali.

Suna melototkan matanya, “Apaan? Nggak! Nggak sudi!”

Oikawa memicingkan matanya lalu tersenyum lembut pada [Name], “Nggak usah, nggak enak juga dibayarin orang.”

[Name] menaikan sudut bibirnya dengan muka polos, “Ooo.. ya udah. Rejeki kok ditolak..” gumam gadis itu di akhir kalimat.

---

I Love You For INFINITY [SUNA RINTAROU X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang