21.

1.4K 220 16
                                    


Bahasa non-baku!

“Tulislah tiga alasan mengapa X dan Y bisa sama- Ya mana gue tehek!” [Name] melempar bolpoinnya kesal, gadis itu memijit pelipisnya pusing, ia melirik sekilas kesamping, tepatnya kearah kekasihnya yang sedang asik bermain game.

“Sun! Ikut ngerjain napa! Jangan main HP mulu,” ucap [Name].

Suna menaikan sebelah alisnya tanpa menjawab, mata pemuda itu masih terfokus kelayar ponselnya, sedikit lagi ia akan menang!!

“Suna ih!”

“Apa, say- Anjing! Woi! Jangan keroyokan anjing!”

Sudut bibir [Name] berkedut kesal, “Buku tugas kamu di mana?” tanya gadis itu.

“Di atas sofa, tadi aku gabut ngerjain, udah kelar noh ambil aja,” ucap Suna, mata [Name] langsung berbinar, asik! Tinggal nyalin!

Gadis bersurai [Haircolor] itu berlari kearah sofa di dekat pintu keluar kamar, matanya menangkap sebuah buku tulis yang sampulnya sudah amburadul, itu bukunya Suna.

[Name] langsung sweat-drop saat baru saja membuka buku tulis Suna, tulisan pemuda itu blekutat-blekutit! Ya ampun!

“Perasaan tulisan kamu makin jelek aja, Sun.”

[Name] kembali duduk ke atas karpet dengan membawa buku tulis Suna, tanpa basa-basi gadis itu langsung menyalin jawaban dari buku kekasihnya ke buku tulisnya sendiri.

“Komen mulu, netizen.”

“Tulisannya Kitashin rapi loh..”

Suna langsung menatap tajam [Name] yang sedang cekikikan, “Bercanda~” ucap [Name] sambil menyengir.

Suna melengos kesal, pemuda itu melanjutkan acara main game-nya dengan hati dongkol, [Name] yang sadar jika Suna ngambek tersenyum tipis.

“Sun, abis ini anterin aku ke market yuk!”

“Ngapain?” tanya Suna dengan khas ngambeknya.

“Beli zezuatu.”

Suna melirik [Name] yang tersenyum kemudian laki-laki itu mengangguk.

“Hm.”

---

“Mau beli apa sih? Dari tadi muter-muter mulu,” gerutu Suna yang berjalan di belakang [Name], sedari tadi ia mengikuti kekasihnya bak anak ayam.

“Diem deh, aku tuh lagi fokus nyari,” ucap [Name] sambil memperhatikan rak-rak yang ia lewati.

“Mana sih..” gumam [Name] sambil mengelus dagunya.

Suna mengenakan hoodie, awalnya ia menaikan kupluknya, karena gerah ia pun menurunkannya.

“Cepetan, sayang..”

“Iya bentar!”

“Cari apasih?”

“Cari- nah! Itu dia!” [Name] mendekati rak cemilan paling pojok, akhirnya ia menemukan sesuatu yang sedari tadi ia cari.

“Ha? Permen? Ya ampun..! Di depan tadi ada loh!” [Name] menyengir sambil mengambil sebungkus permen isi seratus itu.

“Di depan nggak ada yang rasa vanila,” ucap [Name].

“Udah itu aja?” ucap Suna sambil menyedekapkan kedua tangannya di depan dada.

[Name] menggeleng, “Es krim mochi durian!”

“Ayo.”

---

“Mau nggak, Sun? Enak loh~” ucap [Name] sambil menyodorkan sebuah permen empuk rasa vanila yang baru saja ia beli tadi kedepan muka Suna, mau tak mau Suna memakannya karna tatapan [Name] bak berkata 'Makan atau aku tampol!?'.

“Good boy,” ucap [Name] sambil mengelus kepala Suna, pemuda itu memalingkan wajahnya yang perlahan memerah.

“Nanti gigi kamu sakit loh, sayang,” ucap Suna, pemuda itu memperhatikan dari tadi [Name] yang telah menghabiskan dua puluh tujuh permen.

“Nggak kok,” ucap [Name] kembali membuka bungkus permen.

“Mochi kamu meleleh loh.”

“Eh iya!”

[Name] menepuk jidatnya, kemudian gadis itu mengambil dua bungkus es krim mochi dari dalam plastik hitam di sampingnya.

“Nih satu buat kamu.”

Suna menerima satu bungkus es krim dari [Name], pemuda itu mengerutkan keningnya, “Aku nggak suka dur-”

“Eitss! Jangan banyak cing-cong! Cepet makan!” ucap [Name] sambil menekan bibir Suna dengan jari telunjuk dan jari tengah.

Suna membuka bungkus es krim di tangannya dengan raut tak mengenakan, “Kalo aku muntah, kamu tanggung jawab!”

[Name] yang sudah melahap setengah es krimnya hanya mengangguk-angguk.

“Nggak en- huek!”

Suna berlari kearah tong sampah di sebrang jalan, tenang guys! Jalannya kosong! Bukan jalan raya juga!

“HUEEKK!!!”

Sudut bibir [Name] berkedut kesal, “Cowok kok lemah ama duren.”

---

I Love You For INFINITY [SUNA RINTAROU X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang