23.

1.3K 215 10
                                    


Bahasa non-baku!

“Nih minum.”

“Nggak mau, nggak enak!” tolak Suna, pemuda itu memalingkan wajahnya saat [Name] menyodorkan sesendok obat cair kehadapannya.

“Nggak enak, palamu! Belum dirasain juga! Cepetan A'!” ucap [Name] gregetan, tangan gadis itu tremor, ia berusaha keras agar obat di sendoknya tak tumpah.

“Nggak mau,” Suna menyembunyikan wajahnya ke bantal di dekapannya.

“Gue tabok ya lu, Sun! Cepetan A' ih!” setetes obat tumpah ke selimut.

“Abis ini peluk ya!” ucap Suna dengan suara bindengnya.

“Iya- cepetan ih, Sun!”

Dengan segera Suna melahap sesendok cairan berwarna putih keruh itu kedalam mulutnya, pahit!

“Ewh- HUEK-”

“TELEN!”

Suna menelan cepat cairan di dalam mulutnya, pemuda itu ciut saat mendapat death glare dari [Name].

“Nah! Good boy!” [Name] menaruh sendok yang telah kosong di tangannya keatas nakas, kemudian gadis itu menaiki ranjang dan merentangkan kedua tangannya kearah Suna.

“Jadi peluk gak ni-”

Bruk-

Suna langsung menubrukan tubuhnya pada [Name], laki-laki menenggelamkan wajahnya di perut gadis itu yang terlapisi kaos hitam polos.

“Sayang [Name]..”

[Name] mengelus surai Suna, “Bobo siang yuk!”

---

Jam dinding menunjukan pukul dua siang, [Name] telah bangun dari tidur singkat siangnya, sementara pemuda yang kini memeluknya erat masih sibuk berkelana di alam mimpinya.

“Tumben kagak ngorok..?” gumam [Name] sambil mengelus dahi Suna, suhu tubuhnya menurun, tak sepanas tadi.

“Suna.”

Iseng, [Name] memanggil nama laki-laki yang kini sedang tertidur pulas sambil memeluknya.

“Sun.”

“Suna.”

Suna tak goyah, pemuda itu masih tertidur dengan nafas teratur, nyenyak banget bang.

“Suna.”

“Sun.”

“Su-na.”

“S-u-n-a.”

“Suna.”

“Nyenyak banget nih anak tidur,” [Name] menopang dagunya, matanya menatap wajah Suna yang polos bak mahluk tak berdosa.

“Oi.”

“Oi oi oi.”

“Aku minggat ya, Sun. Mau nikah ama Levi.”

“Sun, Atsumu dateng tuh, ngajak main.”

“Suna, beli es krim yuk!”

[Name] terkekeh, gadis itu membatin kalau dirinya sudah gila karna sangking gabutnya.

“Kitashin-”

Kedua kelopak mata Suna langsung terbuka sempurna, pemuda itu sedikit mendongak untuk menatap wajah [Name].

“Apasih..?” gerutu Suna sambil mengeratkan pelukannya pada pinggang [Name].

“Kok bangun?”

“Kamu ngomong mulu..” ucap laki-laki itu dengan suara serak, wajahnya ia tenggelamkan ke perut [Name], enak, anget soalnya.

“Masih pusing nggak?” Suna menggeleng.

“Yaudin, lanjut gih bobonya.”

---

I Love You For INFINITY [SUNA RINTAROU X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang