[3]

1.5K 214 45
                                    

Sebulan sejak Hinata menjadi tetangga ku, waktu cepat berlalu. Setiap pagi Hinata akan menyapaku dengan senyumannya yang sulit kutangani awalnya namun karna sudah sering aku mulai terbiasa dengan itu.

Beberapa kali kami berbelanja bersama berakhir makan malam bersama.

Pohon sakura yang kami tanampun sudah beradaptasi dengan lingkungan barunya begitu pula Hinata. Sepertinya dia sudah mulai bekerja lagi karna dia tidak akan kelihatan jika siang hari.

Kenapa aku bisa tahu? Tentu saja karna letak rumah kaca tidak jauh dari halaman Hinata dan setiap hari aku mengurusi tanamanku.

Hari ini matahari cukup terik maklum saja ini sudah mulai memasuki bulan Juli. Aku duduk di bangku di bawah pohon maple sambil meminum sekotak susu dingin.

Ini sangat menyegarkan, angin musim panas yang meniup rambutku dengan lembut membawa harum bunga yang kutanam. Dan tercium samar wangi bunga Krisan.

Ahh jika dipikir-pikir wangi feromon Hinata juga seperti ini namun lebih lembut dan wangi buah juga. Tunggu kenapa aku teringat Hinata disaat seperti ini.

Aku menoleh memastikan dan benar saja Hinata sedang keluar rumah dengan kaos putihnya. Dia membawa sekeranjang cucian. Sepertinya dia baru saja selesai mencuci.

"Kageyama, sedang beristirahat?" Panggilnya membuatku tersadar sedang menatapnya. Akupun berdiri dan menyebrang ke halaman Hinata. Sebenarnya apa yang kulakukan akupun tidak tau.

"Biar kubantu." Hinata menatapku yang mengambil alih keranjang dari tangannya.

"Ehh tapi aku hanya menyapamu bukan meminta bantuan." Wajahnya terlihat sedikit merasa bersalah.

"Ahh ini.. emm terlihat berat jadi aku akan membantumu." Aku menatap kearahnya lalu menuju tempat penjemuran.

"Baiklah terimakasih Kageyama!" Ucapnya diiringi senyuman. Aku suka senyuman itu.

Hinata mengikuti ku dan mulai menjemur dua selimut tebal dan dua Sprai lalu beberapa kaos putih dan hitam. Jika di ingat-ingat Hinata jarang mengenakan warna lain selain putih. Lalu sebuah jaket hitam.

"Kageyama, mau semangka?" Dia bertanya sambil menatapku lalu kubalas dengan anggukan.

"Oke sebentar yaa" Hinata beranjak kedalam rumahnya lalu aku yang di tinggalkan mulai duduk di teras rumah.

Hinata kembali dengan beberapa potong semangka di piring lalu meletakkannya disampingku.

Aku mengambilnya dan langsung memakannya. Dingin.

"Kageyama."

"Hmm?"

Aku menengok kearah Hinata yang duduk disampingku dan menunduk sambil memegang semangka.

Ada apa dengannya?

"Apa kau tidak menikah?"

"Uhukk."

Aku tersedak mendengar pertanyaan Hinata yang mendadak. Dia menepuk-nepuk punggungku.

"Hahaha maaf bertanya tiba-tiba membuatmu kaget."

Aku hanya diam beberapa saat lalu menoleh kearahnya.

"Aku sempat di jodohkan oleh paman dan bibi ku namun calon ku itu jengah dengan sikapku dan kami hanya berhasil berhasil bertahan dua bulan itupun bukan menikah, hanya bertunangan."

Memang benar aku pernah bertunangan meski itu perjodohan, aku tidak terlalu peduli dengan wanita itu dan akhirnya dia pergi dengan kekasihnya. Itu terjadi beberapa tahun lalu.

Chrysanthemum [kagehina Omegaverse] DROP!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang