Perjuangan ekstra! Ya itulah yang sedang kulakukan sekarang.
Hinata sedang berbaring karna sudah tidak kuat setelah memuntahkan isi perutnya yang ke lima kali hari ini.
Aku yang awalnya akan berangkat ke kantor menjadi bantal untuk Hinata. Lalu apa kabar pekerjaanku?
Tentu saja aku mengerjakannya disini.
"Kageyama-kun apa kau tidak bosan menatap kertas-kertas itu dari tadi?"
Aku mengalihkan pandanganku dari kertas kearah Hinata yang berbaring di pangkuanku. Aku mengelus kepalanya dengan lembut lalu kembali membaca berkas yang di bacakan oikawa-senpai kemarin sore.
"Oh iyaa aku lupa menanyakannya, tapi waktu itu kenapa kau mengirimku bunga Krisan kuning?"
Dia masih mengingat nya, padahal sudah lebih dari satu bulan sejak itu. Aku menyimpan kertas di depanku lalu menatap Hinata.
"Kau mau tau?"
Hinata mengganggu kan kepalanya dengan tatapan penuh perhatian. Dia bangun lalu duduk.
"Baiklah akan ku ceritakan."
Aku menceritakan tentang aku yang mencari toko bunga namun tidak menemukannya, lalu kebetulan bertemu dengan anak jalanan yang menjual bunga dan membeli semuanya.
"Begitu ya, aku sangat terkejut melihat itu. Aku kira perasaanmu sudah samar untukku."
Hinata berpikir seperti itu? Astaga betapa cerobohnya aku. Kupeluk tubuhnya namun dia malah terkikik.
"Aku tidak akan mempermasalahkan nya. Tenanglah."
Kulonggarkan pelukan lalu menatapnya dengan bingung. Dia masih memasang senyuman cerahnya. Sungguh cantik.
Lain kali aku akan memberikan yang lebih baik. Aku mengelus kepala Hinata yang mulai bersandar di dadaku.
"Aku ingin makan di danau."
Celetuk Hinata lalu mendongkak menatapku. Kubalas tatapannya.
"Di dekat sini tidak ada danau."
Hinata mengerucut kan bibirnya lalu mengalihkan pandangannya, dia sepertinya merajuk.
Di Tokyo memangnya masih ada danau? Dan lagi pula sekarang musim dingin.
"Aku ingin menatap daun berguguran lagi."
Aku menaikan alisku lalu menatap Hinata. Jika seperti ini memang dia sedang hamil muda. Meminta sesuatu yang mustahil.
"Kita bisa melihatnya tahun depan."
Ku kecup kepalanya lalu kupeluk erat. Dia masih tidak mau menatapku dia malah bergerser dan melepaskan diri dari pelukanku.
"Aku ingin sekarang!"
Astaga, Hinata ini musim dingin lihatlah keluar, salju pertama sudah turun tiga hari yang lalu.
Aku ingin mengatakan itu tapi pastinya dia akan semakin membenciku.
Ku elus kepalanya lalu ku kecup dengan lembut.
"Aku ingin bakpao daging yang ada di kedai persimpangan."
Ucapku mengalihkan perhatian Hinata. Dia langsung menatapku lalu tersenyum.
"Pintar sekali ya, tapi aku juga ingin ikut! Boleh?"
Aku mengangguk mengiyakan pertanyaan Hinata.
"Aku akan bersiap!"
Hinata turun dari sofa lalu mengambil mantel serta topi dan syalnya. Dia segera memasangnya lalu membawakan mantelku juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chrysanthemum [kagehina Omegaverse] DROP!!!
RomanceDisclaimer : Haruichi furudate - sensei summary: Ada yang pindah kerumah disebelahku? siapa dia? "Selamat pagi Kageyama!" "Hmm." "Dinginnyaaa~ " Meskipun begitu Kageyama masih sangat penasaran dengan apa yang akan dilakukan tetangga nya itu. Ki...