"Mama kan dah bilang kamu mandi sana biar mama yang urus si kembar."
Aku mengangguk lalu kulihat Hinata yang sedang makan tersenyum kearahku. Dia terlihat sangat manis saat ini.
"Baiklah aku akan mandi sekarang, terimakasih mama."
Wanita paruh baya di depanku tersenyum lalu dia mengelus pucuk kepalaku.
"Tobio-kun aku akan menunggumu di sini."
Aku mengangguk lalu meninggalkan ruang rias busana yang kini di isi oleh wedding organizer, ibu Hinata, Hinata dan juga anak kembar kami Naoto dan Naoya.
Salju turun dari langit menghiasi altar yang akan ku injak bersama Hinata beberapa saat lagi. Hatiku terasa hangat, tidak terasa sudah lewat delapan bulan sejak kami kedatangan Anggota keluarga baru.
Segera setelah sampai di depan kamar mandi aku langsung masuk dan membasuh diri dengan air hangat. Tak membutuhkan waktu lama untuk membuatku selesai mandi.
Setelah selesai mandi aku kembali ke ruangan sebelumnya untuk mengganti baju, Hinata masih duduk disana bersama Naoya di pangkuannya.
Beberapa orang menghampiriku ketika melihat aku yang masih mengenakan handuk. Mereka dengan sigap mengeringkan rambutku lalu memberikanku baju yang akan ku pakai untuk berjalan menuju altar.
"Kau sangat tampan dengan itu tobio-kun."
Ucap Hinata ketika aku mengenakan obii untuk mengikat pinggang, senyum manis terukir di wajahnya.
"Kau juga sangat manis."
Aku menghampirinya lalu mengecup pucuk kepala Hinata setelah itu seorang wedding organizer datang mengatakan bahwa acaranya akan segera di mulai.
Hinata dan juga aku menganggukkan kepala lalu ku ikuti wedding organizer itu menuju altar dan meninggalkan Hinata di ruangan.
Setelah sampai di altar beberapa orang sudah hadir di tempat duduk, bahkan pendeta sudah berdiri di tempatnya. Aku tidak menyangka bahwa hari ini akan datang dalam hidupku pada awalnya.
Alunan koto menginterupsi kebisingan, bersamaan dengan itu Hinata masuk ke tempat acara di temani ibunya.
Beberapa saat lalu Hinata masih mengenakan kimono biasa namun saat ini dia mengenakan tudung di kepalanya. Dia terlihat semakin cantik dengan itu.
Bunga sakura bertebaran tertiup angin membuat suasana semakin romantis, aku menyambut tangan Hinata ketika dia akan menaiki altar.
Wajahnya bersemu merah, entah itu riasan atau mungkin memang wajahnya merona.
Aku menuntun Hinata naik dan berdiri di depan pendeta. Serangkaian upacara dilakukan lalu di akhiri dengan meminum secangkir sake bersama.
Kupasangkan cincin di jari manis Hinata, matanya terlihat berkaca-kaca menatapku lalu dia memasangkan cincin di jari manisku.
Pendeta mengangguk lalu aku mengecup kening Hinata, wajahnya semakin merona.
Kami berbalik dan memperlihatkan cincin juga surat nikah di depan semua orang.
Mereka bersorak lalu satu persatu menghampiri kami untuk memberikan ucapan.
Tentu saja yang paling pertama adalah ibu Hinata dengan derai air mata membawa kedua bayi kami.
"Shou-chan akhirnya kau menikah... Hiks... Kau harus cepat memberikanku cuc..."
"Ibu Naoto dan Naoya kan cucu ibu."
"Aku lupa maaf, tapi tetap saya hiks.. aku akan kesepian."
Hinata memeluk ibunya lalu tak lama ibunya mengecup pipi Hinata. Aku menatap mereka sambil melihat kedua bayi kami yang terlihat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chrysanthemum [kagehina Omegaverse] DROP!!!
RomanceDisclaimer : Haruichi furudate - sensei summary: Ada yang pindah kerumah disebelahku? siapa dia? "Selamat pagi Kageyama!" "Hmm." "Dinginnyaaa~ " Meskipun begitu Kageyama masih sangat penasaran dengan apa yang akan dilakukan tetangga nya itu. Ki...