[23]

813 121 15
                                    

Salju mulai mencair, namun udara masih terasa dingin. Aku mengenakan jaketku dan mengemudi menuju apartemen yang akan ku beli.

Ya, aku mulai tidak nyaman jika harus terus hidup bersama orang tua Hinata. Meski awalnya Hinata menolak tapi kini dia malah lebih bersemangat dariku.

"Tobio-kun, aku tidak ingin apartemen yang terlalu luas."

Hinata mulai memanggilku tobio dan aku juga mulai memanggilnya shoyou sejak kasus tahun baru kemarin.

Aku memanggil Hinata namun semua orang di rumah menghampiriku, aku terpaksa harus memanggil nama kecilnya. Awalnya aku malu mengucapkannya namun itu hanya untuk hari pertama.

"Baiklah.."

Kami berhenti di biro perumahan namun begitu aku masuk kesana aku malah di sambut seperti aku adalah pemimpin perusahaan membuatku kebingungan.

"Selamat datang Kageyama-sama."

"Apa ini salah satu perusahaanmu?"

Aku menggelengkan kepala, aku yakin aku tidak memiliki perusahaan properti. Tapi mungkin saja aku punya jika itu perusahaan yang ku lupakan karena ku titipkan ke paman.

"Daisuke sudah menyiapkan ruangan untuk kalian, silahkan lewat sini dan ikuti kami."

Sepertinya memang benar ini adalah perusahaan ku. Namun anehnya kenapa aku sampai lupa ya.

Kami mengikuti resepsionis lalu berhenti di depan pintu direktur. Sepertinya ini ruangan kerja paman di kantor ini.

"Paman, selamat siang."

"Aa.. siang tobio."

Aku menyapa paman setelah melihat sosoknya yang duduk di balik meja kerjanya.

Kami masuk lalu duduk di sofa yang ada disana. Paman yang awalnya terlihat mengutak-atik asistennya lewat hologram kini berpindah ke hadapan kami.

"Ada apa kesini?"

"Aku mau membeli apartemen."

Paman menaikan alisnya lalu melirik kearah Hinata yang diam dengan tenang di sampingku.

"Kau tidak ingin mengenalkan dia?"

"Ahh!! Ini Hinata shouyou, calon istriku."

Aku sempat gugup dan lupa jika ini adalah pertemuan pertama antara paman dan Hinata.

"Salam kenal shouyou, aku paman orang ini. Daisuke kanbe."

"Salam kenal.. anu.."

"Panggil saja aku paman sama seperti tobio."

"Baiklah paman."

Hinata tersenyum lalu menjabat tangan paman. Aku menatap mereka berdua lalu paman mengeluarkan pena miliknya.

"Kebetulan sekali kalian kemari saat aku ada disini."

Ya memang sangat kebetulan, karena setiap hari paman sangat jarang berada di kantornya. Apalagi jumlah ruangan miliknya lebih dari lima. Maksudku kantor yang memiliki ruangan atas nama dirinya pun lebih dari lima.

Aku mengangguk lalu dia mulai menuliskan sesuatu di kertas kosong.

"Karena ini perusahaan milikmu kau bisa mengambil apartemen manapun yang kau mau."

"Jadi kantor ini benar-benar milikku?"

"Tentu saja, ini kan warisan dari ibumu. Tapi untuk sementara aku akan terus mengelolanya sampai para tikus itu mati."

Aku mengangguk lalu menerima kertas yang paman berikan padaku. Ternyata isinya adalah cek kosong, kenapa paman memberikan cek kosong? Bahkan aku tidak kekurangan uang.

Chrysanthemum [kagehina Omegaverse] DROP!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang