[22]

772 119 4
                                    

Klenteng-teng-klenteng

Tak

Prok-prok

Kami-sama aku harap kehamilan Hinata selalu lancar, dia selalu bahagia dan aku bisa terus disampingnya untuk menjaganya.

Aku membuka mata lalu melirik ke samping, Hinata masih menautkan kedua tangannya sambil memejamkan matanya.

"Kau memohon untuk apa?"

Tanya ku padanya yang tersenyum lalu menatapku dengan senyumannya.

"Rahasia, jika aku beritahu nanti do'anya tidak akan terkabul!"

Aku hanya menghela nafas lalu mengikutinya menuju tempat Hinata berlari barusan. Dia itu meski sedang hamil staminanya sangat besar.

Hinata berhenti di depan tempat yang menyediakan omikuji, atau lidi suci peruntungan.

"Kageyama-kun kemari dan ambil peruntunganmu!"

Aku menghampirinya lalu melihat kotak omikuji yang sedang di pegang Hinata.

Hinata mengeluarkan lidi miliknya lalu dia memberikan kotak itu padaku, aku menggoyangkan kotak itu lalu mengeluarkan lidi dari dalam sana.

"Ayo baca!!"

Aku mengangguk lalu membuka gulungan kertas yang ada di dalam lidi.

"Setengah beruntung.."

"Woaahh!! Sungguh!!!? Katanya itu sangat langka loh! Daripada keberuntungan sempurna kageyama-kun."

Aku mengangguk lalu membaca sisa tulisan yang ada disana. Aku tidak perlu khawatir tentang finansial, lalu aku juga tidak perlu khawatir tentang hubungan. Namun aku harus sering berolahraga sepertinya disana tertulis jika berat badanku akan bertambah banyak.

Aku tersenyum kecil membacanya, disana tertulis jika pasanganku akan sangat mencintaiku.

Kami sengaja mengambil ramalan umum, jadi disana tidak ada hal lain selain, kesehatan, uang, dan pasangan.

"Kageyama-kun, aku mendapat keberuntungan sempurna!"

Aku mengelus kepala Hinata yang tersenyum sambil memegang kertas di tangannya.

Beruntunglah kami tidak perlu mengikat kertas omikuji tahun ini. Aku mengecup kepala Hinata lalu kami berjalan meninggalkan kuil.

"Aku ingin kue mochi lalu duduk di bawah kotatsu sangat dingin di luar."

Hinata menggosokkan kedua tangannya lalu meniup telapak ya mencari kehangatan dari sana.

Aku mengambil tangannya lalu menyelipkannya diantara tanganku. Hinata menatapku dengan polos lalu tertawa.

"Sepertinya memelukmu akan lebih hangat."

Tangan Hinata yang awalnya hanya terselip diantara tanganku kini melingkari tubuhku. Dia memelukku.

"Kageyama-kun kau hangat.."

Aku membalas pelukannya dan menatap dirinya yang terlihat nyaman.

"Tapi kita harus pulang sekarang."

Hinata melepaskan pelukannya lalu beralih menggenggam tanganku. Aku memasukan tangan kami yang bergandengan kedalam saku jaketku.

Kami berjalan menikmati pagi pertama di tahun ini dengan lambat. Dan sepertinya salju akan turun lagi siang ini, padahal sudah memasuki tahun baru.

Setelah sampai kami langsung di suguhi sup kue mochi oleh ibunya Hinata. Katanya para pekerja membuat itu sebelumnya.

Hinata yang sejak di kuil menginginkan itu langsung menyantapnya di bawah kotatsu di ruang tengah.

Chrysanthemum [kagehina Omegaverse] DROP!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang