Bonus

717 80 13
                                    

Sesuai perjanjian kemarin, karena ada beberapa orang yang komen bahkan ada yang chat langsung jadi Lily kasih ending. Untuk author yang baca cerita Lily dan ada niat lanjutin ceritanya boleh aja silahkan.

.
.

~Chrysanthemum~

Riak air terdengar di gendang telingaku yang kepekaannya mulai menurun.

Daun kering berguguran menandakan musim dingin akan segera tiba. Aku menatap pohon maple yang berdiri tegak di halaman sejak aku masih muda.

Jika mengingat saat itu, aku selalu ingin menangis. Rumah ini masih sama, rumah di samping juga masih sama tidak ada yang berbeda.

Kageyama tobio, adalah namaku dan kini usiaku sudah menginjak 80 tahun. Ya aku sudah sangat renta seharusnya, namun karena gen alpha yang kumiliki aku masih bisa berjalan dengan tegak.

Tanganku terus bergerak menyirami bunga Krisan hadiah ulang tahunku yang ke 80 tahun dari Naoto.

Berbeda dengan saat masih muda, saat ini aku lebih mudah mengekpresikan diri. Mungkin ini adalah pengaruh dia, dia yang menemaniku melalui masa mudaku.

Hinata Shoyou nama orang itu, dia selalu menyapaku ketika aku mengurusi halamanku seperti sekarang.

Beberapa tahun kemudian aku mengubah namanya menjadi Kageyama shoyou. Dia seorang omega yang cantik, periang, yang membuat hari-hari ku yang biru menguning.

Kami melahirkan tiga anak, diantaranya Naoya yang memberikan bunga ini lalu Naoto kakak kembarnya dan si bungsu Hanami.

Lucunya pernihakan kami di adakan setelah Naoto dan Naoya lahir, meski sejak awal kami memang akan menikah tetapi ini menjadi kenangan indah untukku.

Saat Naoto dan Naoya masih kecil kami tinggal di Tokyo sampai Hanami lahir kami baru pindah ke rumah lama di pedesaan karena kami sudah muak dengan kebisingan kota.

Namanya hidup tidak mungkin tidak memiliki masalah, Shoyou sempat kecelakaan saat dia sedang mengantarkan naskah novelnya. Di cedera di beberapa bagian tubuhnya, selama beberapa Minggu dia harus duduk di kursi roda.

Namun itu tidak mematahkan semangatnya. Bahkan ketika duduk di kursi roda, shoyou masih tersenyum agar aku tidak terlalu khawatir. Saat itu Hanami masih sangat kecil, jadi aku memanggil Oikawa sebagai pengasuh karena aku juga sibuk mengurus si kembar yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Shoyou selalu menghiburku, ketika aku menjadi dosen dan mendapatkan mahasiswa yang sulit di atur. Saat pekerjaan di kantor memburuk, dia selalu tersenyum dan mengatakan bahwa aku kuat.

Tepat saat si kembar berusia 15 tahun nenek mereka yang merupakan ibu Shoyou meninggal dunia. Kabar itu di sampaikan oleh Natsu adiknya melalui telepon.

Shoyou langsung terdiam ketika itu, aku langsung memeluknya dan menanyakan ada apa. Dia tidak menjawab dan terus menangis, setelah itu ku ambil telepon dan berbicara dengan Natsu saat itu aku tau apa yang terjadi.

Pemakaman berlagsung dengan cepat, kami berlima mengikuti pemakaman. Shoyou yang selalu terlihat ceria saat itu tidak berhenti menitikan air mata membuatku ikut bersedih lebih dalam untuknya.

Hari itu adalah salah satu hari yang buruk dalam hidup kami, senyuman shoyou yang selalu menghibur kami sedang redup.

Setelah lewat beberapa bulan Minggu Hinata baru bisa kembali tersenyum seperti biasa membuat kami lega.

Naoto, Naoya dan Hanami semakin hari semakin dewasa. Bahkan tak kusangka hari kelulusan kuliah si kembar sudah di depan mata.

Hari itu sangat sibuk, Hanami yang sudah memasuki usia remaja semakin cantik dengan gen alpha dominan dia mendandani kedua kakaknya.

Naoto sudah pasrah dengan perlakuan adik bungsunya. Sementara Naoya  mengatakan "Alpha wanita lebih menyeramkan." Dan itu membuat adiknya berapi-api.

Shoyou dan aku pun tak luput dari riasan Hanami, tangannya sangat terampil. Shoyou yang saat itu sudah memasuki paruh baya terlihat seperti masih usia belasan tahun dan aku kembali jatuh cinta padanya.

Aku mencium kening shoyou dan itu membuat anak-anak menatap kami dengan tatapan yang tidak kumengerti.

Ketika sudah sampai di gedung wisuda aku duduk bersebelahan dengan shoyou dan hanami. Ketika nama Naoto dan Naoya di panggil kami bertiga berdiri memberi tepuk tangan.

Beberapa orang menatap kami, dan betapa terkejutnya aku ketika Profesor mengatakan jika kedua anakku memiliki nilai cumlaude dengan selisih satu angka.

Mereka berdua berlari dan memeluk kami setelah menerima Surat dari rektor. Aku tersenyum dan membalas pelukan mereka.

Naoto meneruskan perusahaan sementara Naoya menapakan kakinya di dunia permodelan dengan hanami sebagai desainer eksklusif nya meski dia masih kuliah.

Agak di sayangkan kami tidak melahirkan omega namun ketiga anak kami sangat membanggakan.

Menjelang masa tua kami kembali tinggal berdua di rumah lama. Menginjak usia 60 tahun shoyou mulai mengalami sakit kepala dan aku menyuruhnya berhenti menulis.

Semakin lama penyakit itu semakin jadi namun Hinata tidak terlalu menggubrisnya.

Pada tahun berikutnya salah satu anak kami melahirkan penerus baru, cucu yang imut dengan mata yang besar.

Shoyou sangat menginginkan bayi itu untuk tinggal di rumah kami namun tentu saja itu tidak mungkin.

Tahun berganti tahun, tubuh shoyou semakin melemah karena usia. Setelah menginjak usia 70 tahun ingatannya mulai samar.

Anak-anak menyuruh kami tinggal bersama mereka, namun aku masih ingin berdua dengan shoyou lebih lama.

Kami menghabiskan hari tua bersama di tempat pertemuan pertama kami. Meski menjadi pelupa Shoyou masih sama periang seperti dahulu.

Namun tubuhnya semakin lemah dan lima tahun lalu dia memelukku dan mengatakan dia mencintaiku sepenuh hati sambil menghembuskan nafas terakhirnya.

Musim semi kami bertemu dan musim gugur kami berpisah. Sungguh ironi namun dia adalah anugrah terindah yang hadir dalam hidupku.

Aku terus merindukan dia, bahkan ketika malam tiba aku akan mencarinya dan saat sadar aku sudah duduk di depan bunga Krisan yang sangat mirip dengan dia.

Bunga Krisan memiliki beberapa jenis dan warna. Diantaranya ada Krisan kuning dan Krisan jingga.

Krisan kuning memiliki arti keceriaan, optimisme dan cinta yang di pertanyakan. Namun Krisan jingga tidak memiliki arti karena masih masuk kedalam Krisan kuning. Maka aku mengartikannya sebagai dia. Keceriaan, optimisme dan cinta sejati.

"Aku merindukanmu Shouyo."

Aku bergumam lalu berbalik dan melihat dua anak kecil sedang memainkan tanah.

"Hei kalian! Jangan rusak tanaman kakek yaa....!"

"Kyaaaaa kakek maraahh kabuuurrr!!!!"

Fin.
.
.
.

A/n:
Lily sebagai athor mengucapkan terimakasih telah membaca. Sampai jumpa di lain kesempatan.

Chrysanthemum [kagehina Omegaverse] DROP!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang