11. Tunjukan Dirimu yang Sebenarnya

305 76 21
                                    

"Ya, bagus! Kita istirahat dulu 15 menit," teriak pelatih futsal, Dongho, usai meniup pluit. Sebuah pertanda bahwa permainan hari ini dijeda sebentar sebelum memasuki tahap latihan berikutnya.

Seluruh pemain berhambur ke pinggir lapangan. Menghampiri tas mereka masing-masing. Mengambil minuman yang ada di dalamnya. Termasuk Jisoo. Gadis bermarga Hong itu bahkan terlihat terburu-buru mendatangi lokasi di mana tasnya tergeletak. Setelahnya, gadis yang tengah menggulung rambutnya dengan asal itu malah menepuk jidat. Baru saja ingat. Minuman yang sudah dipersiapkannya dari rumah telah tertelan habis saat menyantap ramyeon pedas di kantin sebelum pergi latihan.

Sial... Raung Jisoo pelan. Kenapa ia bisa lupa mengisi ulang botol minumnya? Padahal rencananya, Jisoo hendak mengisi penuh botol minuman tersebut dengan jus apel khas kantin  fakultas ekonomi kesukaannya.

"Cari ini?" tanya Seungcheol, menyodorkan sekaleng minuman dingin berenergi rasa lemon.

"Eoh? Kamu datang?"

Seungcheol tertawa melihat reaksi Jisoo. Mempertemukan pipi tembam Jisoo dengan kaleng minuman yang dibawanya. Secara otomatis pipi Jisoo berubah warna menjadi merah. Sekadar kedinginan, atau karena malu akibat terus digoda oleh orang yang ditaksir. "Iseng saja. Aku dengar hari ini ada pemilihan tim untuk pertandingan 2 bulan lagi. Aku lihat cara mainmu. Tidak pernah mengecewakan. Aku yakin pelatih akan menyertakanmu," katanya. Selagi membukakan kaleng. Mempersilakan Jisoo untuk meminumnya.

"Terima kasih," kata Jisoo. Untuk minuman, sekaligus untuk pujian Seungcheol yang sebenarnya terdengar berlebihan. "Tapi tidak. Aku sudah yakin tidak akan ikut pertandingan lagi, cukup ikut latihan."

"Kenapa?"

"Hanya masalah keluarga." Jisoo menyengir. Berharap Seungcheol tidak menanyakan hal tersebut yang jauh lebih dalam lagi.

Tentu. Masalah keluarga yang Jisoo maksud adalah Keluarga Seokmin. Jisoo sungguh tidak enak hati jika terus menerus pulang larut malam. Apalagi jika mengingat bagaimana marahnya Seokmin karena dipaksa menjemput Jisoo oleh kedua orangtuanya beberapa hari lalu. Maka dari itu, daripada membuat kegaduhan di rumah orang lain, lebih baik cari aman, bukan?

Dan kabar baiknya, Seungcheol sangat mengerti dengan harapan Jisoo. "Baiklah... Urusan keluarga memang harus dinomorsatukan. Tapi ngomong-ngomong, akhir pekan nanti apa kamu sudah punya rencana?"

Wow... Jangan bilang Seungcheol akan mengajak Jisoo berkencan. Kalau benar begitu, jika pun ada rencana, pasti Jisoo akan menjawab tidak ada. "Kurasa tidak... Memangnya ada apa?"

"Mau jalan denganku? Sekalian ada beberapa barang yang ingin kucari."

Jisoo mengacak-acak isi lemarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo mengacak-acak isi lemarinya. Mengeluarkan seluruh pakaian yang ada di dalam sana. Satu per satu ia bawa maju ke depan cermin. Merasa kurang pas, Jisoo meleparnya ke sisi kanan. Begitu terus, hingga seluruh pakaian di lemarinya habis tanpa sisa. Tarik napas, hembuskan cepat bak seekor naga yang tengah marah. Mengacak-acak tatanan rambutnya yang memang sejak awal sudah cukup berantakan. Rasanya Jisoo sangat frustrasi meskipun masih memiliki waktu beberapa hari ke depan.

Fanboy's Playlist (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang