24. Balas Dendam

301 72 23
                                    

"Pulang nanti mau kuantar?" Kalimat yang mungkin sudah puluhan kali Mingyu ucapkan pada Jisoo terulang lagi hari ini. Entah Jisoo merasa bosan atau tidak. Yang jelas Mingyu tidak demikian.

Patut diketahui bahwa, Mingyu memang orang yang baik. Bahkan terlampau baik. Jadi Jisoo tahu, dengan perasaan ataupun tidak, Mingyu pasti akan terus menawarinya hal-hal sederhana semacam ini. Dan tidak hanya terhadap Jisoo. Saat Wonwoo tidak berangkat dengan kendaraan pribadi, dengan suka rela Mingyu menawarinya tumpangan. Jadi, jika mengingat fakta tersebut, harusnya Jisoo tidak merasa terbebani, kan? Nyatanya tidak. Jisoo tetap merasa tidak enak hati. Takut membuat hati Mingyu semakin terluka.

Ya, memang. Kemarin Jisoo sempat mengatakan bahwa ia ingin belajar menyukai Mingyu. Tapi kata-kata tersebut keluar secara spontan karena sudah terlalu kesal dengan intimidasi Seokmin. Sejujurnya Jisoo pun khawatir. Takut melukai Mingyu terlalu dalam jika pada akhirnya hatinya tidak terpaut juga.

Untuk tawaran Mingyu kali ini, Jisoo berpikir cukup panjang. Menimbang begitu banyak kemungkinan, selain takut membuat Mingyu mengharapkan hal lebih. Apakah akan aman jika Mingyu terlalu sering mengantarnya pulang? Meskipun tentu saja hanya sampai di halte dekat kediaman keluarga Seokmin, tetap saja Jisoo merasa takut. Semakin sering Mingyu menampakkan diri, semakin besar pula kemungkinan pemuda bertubuh setinggi tiang listrik itu bertemu dengan kedua orangtua Seokmin atau kedua adik Seokmin saat masih bersama Jisoo. Syukur-syukur jika hanya bertemu dengan Seokmin. Mereka berdua bisa bersekongkol dan membuat alasan. Jika bertemu dengan keluarga Seokmin, habis lah sudah drama mereka. "Aku  ...  tidak yakin. Kamu sudah terlalu banyak membantuku, Gyu. Aku sudah terlalu banyak berhutang budi padamu."

Untuk sesaat Mingyu hanya sanggup membalas ucapan Jisoo dengan seulas senyuman. Bukankah ia sudah pernah menyatakan perasaannya? Kenapa Jisoo belum mengerti juga? Antara memang tidak mengerti, atau lebih memilih untuk pura-pura tidak mengerti.

Tapi di sisi lain, Mingyu mengerti kenapa Jisoo bisa bersikap demikian. Salahnya juga karena saat itu malah mengatakan kalau Jisoo tidak perlu menjawab. Cukup Jisoo tahu bagaimana perasaannya. Yang tanpa disangka ternyata menyiksa juga. Mingyu sudah tidak tahan menanggung rasa sakitnya. "Kalau kali ini aku mengatakan bahwa aku mencintaimu dan memintamu menjadi pacarku, bagaimana jawabanmu?"

Dan benar saja. Tepat seperti dugaannya. Jisoo jelas terlihat bingung. Entah bingung bagaimana caranya menolak Mingyu, atau bingung bagaimana caranya meminta waktu untuk berpikir. Kalian jangan pernah mempertanyakan keberadaan opsi menerima. Mingyu sadar betul bahwa kemungkinan itu hanya sebesar kurang dari 5 persen. Maka dari itu ia tidak mau berharap banyak daripada menyakiti diri sendiri.

Mingyu berlagak baik-baik saja. Tertawa. "Hei, aku tidak mau memaksa apalagi sampai membebankanmu. Tidak masalah jika kamu menolakku. Tapi Jisoo, aku ingin mengakhiri rasa sakitku sendiri. Agar aku bisa berdiri lebih lama lagi, dengan kamu ataupun tidak. Jadi aku butuh kepastian agar tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Jika kamu mengatakan tidak, aku akan tetap berdiri di sampingmu selayaknya sahabat. Tidak lagi mengharapkan apa pun, seperti yang sudah-sudah. Kamu mengerti maksudku, kan?"

Gadis itu menganggukkan kepala. Bukan sebagai jawaban atas pernyataan Mingyu. Namun sebagai jawaban atas kepahamannya. "Aku sudah terlalu banyak menyakitimu. Maaf..." Lalu, tanpa sengaja, Jisoo menjatuhkan air matanya.

Mingyu tidak merasakan kepanikan sama sekali. Malah sedikit lega karena apa yang sangat ingin ia katakan telah berhasil disampaikan dengan baik. Dengan perlahan ia menghapus air mata Jisoo dengan ibu jarinya. Dengan tidak kalah pelannya juga ia mendekat. Menutup mata. Hampir mencium gadis itu tepat di bibirnya kalau saja ponsel genggam Jisoo tidak menerima sambungan telepon yang entah dari siapa. Namun Jisoo terlihat panik saat melihat nama yang tertera di layar.

Fanboy's Playlist (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang