4. Antonim Happy

359 83 75
                                    

Pemandangan pertama yang Jisoo dapatkan begitu pulang kuliah dan tiba di rumahnya adalah 2 buah mobil truk pengangkut barang. Dan kedua buah mobil tersebut telah hampir dipenuhi oleh perkakas rumah tangga. Tanpa bertanya pun, Jisoo sudah tahu persis semua perkakas rumah tangga tersebut milik siapa. Ya memangnya milik siapa lagi? Kedua buah truk tersebut berjejer rapi tepat di depan rumahnya. Juga terdapat 4 orang pekerja yang terlihat sangat gesit memindahkan banyak barang, masih mengantri menunggu giliran untuk dimasukkan ke dalam truk. Giliran mengangkut sofa, Jisoo coba menyelip diantaranya. Badan yang ramping memudahkan Jisoo dalam melancarkan aksi. Berhasil menemukan kedua orangtuanya di dalam kamar Jisoo sendiri, tengah membenahi banyak buku, termasuk buku-buku kuliah.

"Kenapa tidak bilang kalau pindahnya hari ini? Kalau tahu begitu, aku pasti sudah membereskan semuanya tadi malam," kata Jisoo. Melempar tas kuliahnya ke sembarang tempat. Ikut memunguti barang-barang di kamarnya, lalu dimasukkan ke dalam kardus besar.

"Maaf ya, Sayang. Kami juga tahu persis kapan akan pindah baru tadi pagi. Pembeli rumah ini akhirnya bersedia membayar sore nanti, asalkan sudah dikosongkan dan siap huni. Jadi kita bisa membayar hutang besok. Lusa sudah jatuh tempo." Ayah Jisoo menjelaskan sambil terbatuk. Debu bertebaran selagi Jisoo mengeluarkan seluruh bukunya sewaktu SMA dari kotak yang tersimpan di atas lemari. tidak pernah tersentuh lagi selama lebih dari 2 tahun.

"Berhentilah meminta maaf. Ini bukan salah ayah dan ibu." Lalu, Jisoo mengangkat salah satu bukunya. "Kita jual saja buku-buku ini. Aku sudah tidak membutuhkannya lagi. Aku bawa ke rumah teman ayah dan ibu itu saja, ya? Biar aku sendiri nanti yang akan menjualnya ke pengepul."

Terlihat biasa saja. Tapi sebenarnya tidak. Jisoo sedang tidak baik-baik saja. Ada begitu banyak ketakutan yang ia derita, selagi membayangkan bagaimana kehidupan selanjutnya begitu hidup menumpang di rumah orang lain. Terlebih lagi, Jisoo tidak tahu siapa mereka. Apakah benar mereka adalah keluarga baik, atau malah menyimpan keburukan.

Tapi tidak bisa. Jisoo tidak memiliki pilihan lain. Orangtuanya sudah terlalu banyak memikul beban. Jisoo juga tidak mau berhenti kuliah begitu saja, agar dapat membawa keluarganya ke kehidupan yang jauh lebih baik daripada kehidupan sekarang. Jadi, Jisoo, ayo kita jalani ini sebaik mungkin, kata-kata semangat terus Jisoo lafalkan di dalam hatinya.

Di luar perkiraan. Di luar tebakan. Di luar ekspektasi. Jisoo bahkan tidak menduga sama sekali kalau kedua orangtuanya memiliki hubungan yang baik dengan keluarga kaya raya.

"Aku sudah lama menanti kedatangan kalian. Sudah sejak pagi aku menyiapkan banyak camilan, begitu kalian menghubungiku dan memberi kabar kalau kalian akan mengantar Jisoo hari ini," sambut seorang wanita yang sepertinya memiliki umur yang sama dengan ibu Jisoo.

Namun bedanya, beliau memiliki kulit yang sangat terawat. Cara berpakaiannya pun sama persis seperti ibu Jisoo jika hendak jalan-jalan, yang bedanya, beliau hanya berada di rumah. Dan yang paling jauh berbeda adalah, kediaman mereka. Rumah ini bahkan jutaan kali lipat lebih mewah dibandingkan kediaman Jisoo selama ini. Jisoo takjub. Ia seperti telah menginjakkan kaki di sebuah istana.

Wanita paruh baya berpenampilan sempurna itu melanjut kalimatnya. Tersenyum sumringah begitu melihat keberadaan Jisoo di sana. "Ah... Ini pasti Jisoo, kan? Halo, Cantik. Selamat datang, Ya... Semoga kamu betah tinggal bersama kami," sambutnya. Yang malah membuat Jisoo terdiam seribu bahasa. Masih sedikit terkejut. Beliau bersikap terlalu baik terhadap tamunya. Melihat reaksi Jisoo, beliau kembali bicara. "Sepertinya Jisoo sedikit pendiam, ya? Aku jadi khawatir dia akan mengalami culture shock karena keluarga kami isinya manusia berisik semua."

Jisoo hanya bisa tertawa. Dan sejujurnya, memang benar. Jisoo tengah mengalami culture shock. Tapi bukan karena terlalu pendiam. Pada kenyataannya, Jisoo adalah gadis yang tidak bisa dikatakan pendiam, bahkan dengan orang yang baru dikenal sekalipun. Namun kali ini gadis bermarga Hong itu terdiam karena saking kontrasnya kehidupan keluarga ini dengan kehidupan keluarga Jisoo yang serba sederhana.

Fanboy's Playlist (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang