Mingyu tahu, sebenarnya. Hanya pura-pura tidak tahu. Atau mungkin yang lebih tepatnya, pasrah. Tentu bukan pasrah yang sebenarnya. Dia masih mau berjuang. Hanya pasrah dengan hasil akhirnya. Apa pun itu, Mingyu pikir setidaknya ia sudah melakukan sesuatu dengan baik. Kalau memang Tuhan menyetujui, pasti hasilnya akan berpihak kepada Mingyu. Bagaimanapun prosesnya akan dilalui.
Maka dari itu, Mingyu tetap mendekat meskipun ia sudah tahu persis bahwa hati Jisoo tidak tertuju kepadanya.
"Maaf... Aku sudah punya janji dengan Seungcheol. Bagaimana kalau diganti dengan hari lain?"
"Ah... Berarti aku kalah cepat, ya?" tanya Mingyu. Yang sebenarnya ia hendak mengatakan kalimat tersebut cukup di dalam hati. Namun entah kenapa mulutnya dengan nakal malah mengatakannya secara langsung. Lihat respon Jisoo, tidak memberi tanggapan yang berarti. Entah Mingyu harus mensyukuri ini atau malah sebaliknya. "Tidak apa. Nanti kucoba cocokan jadwal kuliah kita berdua dengan jadwal latihan futsal. Kalau ada yang cocok akan kuajak lagi."
Ya, tentu saja. Mingyu tidak akan mau menyerah. Entah sampai kapan. Mungkin sampai ia lelah sendiri.
Ngomong-ngomong, Mingyu juga salah satu anggota futsal. Seungcheol juga. Ketiganya memang bertemu pertama kali dan berkenalan di lapangan futsal. Meskipun jadwal latihan anggota tim laki-laki dan perempuan berbeda, tetap saja di beberapa kesempatan kedua tim ini dipertemukan. Dari sanalah kisah rumit ketiganya dimulai. Yang menjadi masalah, Mingyu sendiri pun tidak tahu apakah Seungcheol memiliki perasaan yang sama terhadap Jisoo atau tidak. Kalau tahu, Mingyu yakin jalan cerita mereka tidak akan berakhir serumit ini.
Yang padahal, serumit apa pun yang Mingyu tahu, masih jauh lebih rumit apa yang tidak ia tahu.
"Kalau sekarang, apa kamu masih ada acara lain? Atau mau langsung pulang?" tanya Mingyu lagi.
Jisoo berpikir beberapa saat. "Hmm... Apa kamu ingin mengajakku jalan-jalan sekarang? Bukankah sebentar lagi kamu ada latihan futsal?"
"Oh, tidak... Ya, hari ini ada latihan. Maksudku kamu. Kalau tidak ada jadwal lagi, mau kuantar pulang? Sekalian aku berangkat latihan nanti."
"Tidak latihan di sini, ya?"
Mingyu menggelengkan kepala. Menghabiskan sisa kopi hitam pesanannya dalam sekali tegukan. Pahit. Namun tidak sepahit rasa sakit saat ia melihat betapa manisnya Jisoo saat berinteraksi dengan Seungcheol si Ketua Tim Futsal Laki-Laki.
Cemburu? Ya, tentu saja. Mingyu tidak bisa membantah. Oh, ralat. Ia sempat membantah saat ditanya oleh Wonwoo. Tapi akhirnya menyerah juga. Mengaku dan akhirnya terus dikuliti. Entah bagaimana dan kenapa perempuan bermarga Jeon itu menjadi begitu peka terhadap rasa sakit Mingyu. Padahal mereka hanya beberapa kali bertemu. Dan itu pun karena Mingyu sedang mencari Jisoo. Mereka memang sefakultas. Namun berbeda jurusan. Membuat Mingyu harus menciptakan energi lebih demi menemui gadis pujaannya. Secara ajaib, Seungcheol selalu memiliki waktu lebih hingga bisa dipertemukan dengan Jisoo tanpa harus berbuat banyak. Padahal fakultas mereka pun berbeda. Mingyu sangat iri dengan fakta yang satu ini.
Tapi, mungkin sebab Mingyu terus menerus mencari keberadaan Jisoo itulah, Wonwoo jadi dapat membaca semuanya. Ya memangnya mau bagaimana lagi? Yang Mingyu tahu, Wonwoo adalah sahabat Jisoo satu-satunya. Teman kampus yang paling dekat. Sudah seperti anak bebek dengan induknya. Wonwoo selalu tahu detail di mana Jisoo berada.
Kecuali di mana Jisoo tinggal sekarang, tentu saja.
Mingyu menjawab. "Hari ini latihannya di Gedung Shim. Katanya lapangan kampus kita sementara dipakai untuk latihan anak cheerleaders. Persiapan lomba."
"Anak futsal juga akan ada pertandingan, padahal..." Jisoo meraung pelan. Dan untuk pertanyaan Mingyu, Jisoo mau, padahal. Hemat waktu dan biaya. Tapi tentu, sama sekali tidak memungkinkan. Bagaimana kalau secara kebetulan Seokmin berada di depan rumah? Habis sudah semuanya. Bisa-bisa Seokmin mengamuk karena rahasia mereka terbongkar. "Tidak usah, Gyu. Kamu langsung pergi latihan saja. Setelah ini aku mau ke perpustakaan terlebih dulu, hendak memijam buku untuk kuliah besok pagi," bohongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanboy's Playlist (✔️)
Fanfic[SEOKSOO GS Fanfiction] Dunia terlalu luas untuk digambarkan hanya melalui sebuah lagu. Apa pun itu genrenya, satu buah lagu tidak akan sanggup menandingi segala keajaiban yang terjadi di dunia. Maka dari itu, Seokmin memiliki playlist-nya sendiri...