Di pucuk keningmu tertulis kata, sebuah label takdir yang termaktub di ladang wajahnya. Pada selembar wajah itu aku membaca, sebuah suratan nasib yang kau pajang di kebun-kebun air mata, ketika kau bertanya, "apakah gerangan ia yang termaktub di paras kening hamba?"
"Jodoh, adinda, Jodoh."
Dan ia pun tersenyum lebih indah dari kilau permata, dari kilau berhala yang pengikut-pengikut Dajjal puja. Dialah perhiasan dunia. Dialah tasbih yang mengingat semula sebelum segala yang berakhir tiada.
(2021)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sihir Daring dan Cinta Yang Kontemporer
Poetry"Sihir Daring Dan Cinta Yang Kontemporer" merupakan sebuah antologi puisi (manuskrip), berisi 55 sajak yang dipecah ke dalam 3 babak dengan tema khusus mengikuti tema umum pada buku. Buku ini menyambut disrupsi budaya dalam dunia percintaan dan perg...