Kabar-kabar

56 4 2
                                    

Kau lagu yang menyapa kelopak mataku
Siang makan gandum, kalau malam Château Pétrus
Yesus dan seorang buta mengamini ayat-ayat daun di Lauh Mahfuz

Aku pernah bercerita tentang Kekasih-kekasih Allah dan anak cucu-cicit mereka
Kau takzim menyimak babak fitnah sampai ke Zakaria dan pula Yahya

Hingga kau terduduk pada adegan ketika Maria yang suci menyaksikan nubuat dari putra semata wayangnya
Aku terduduk menisbahkan dua buah babat di tanah jawa; kita bercengkrama

Kekasihku, cahaya dari Asia Timur
— cinta di dalam hidupku

Kau bulan sabit di permadani Mesopotamia, sedang aku pengelana yang tersisih bak kaum Turk
Biarkan Alexander menjadi agung di teluk Balkan
dan Zulkarnaen membenamkan Gog dan Magog di pegunungan,
dan macam kitab, semua 'kan: kejadian
— sehingga aku memutuskan untuk tunduk kepada Al-Mulk.

Dan untuk kecamuk berilah jeda
Kau amuk laut yang tak reda, dan aku arus yang bermuara sesaat sebelum aku menciummu di bibir teluk. Duh, nestapa.

(2021)

Sihir Daring dan Cinta Yang KontemporerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang