Tuhan memeluk Antoine, di tepi gelanggang. Ketika ia parkir lambretta tua dan di peluknya tubuhnya yang sepi sendiri. "Lihatlah Theresia, aku sedang bersusah hati" bisiknya pelan dalam sunyi.
Dengan setelan jas yang lengkap dan rias wajah yang lindap, ia datang ke sebuah restoran bertuliskan angkringan pak sukiman di umbul-umbul depan.
Pisau di tangan kiri, garpu di tangan kanan. Pelayan datang membawa hidangan. "Selamat makan tuan. Selamat menikmati menu mewah kami: kesederhanaan."
Antoine pun makan dengan khitmad dan minum dengan takzim. Rasa sendu meleleh di setiap suap ketika waslap sudah bersiap mengelap segala tumpah, entah di mulut- entah di mata. "Lihatlah Theresia, aku sedang berlapang dada" bisiknya pelan nyaris tak bersuara.
Hanya Tuhan dan Theresia yang paham dukanya. Theresia yang selalu memeluk tubuh sepinya; mengusapkan minyak rambut lalu menyisirnya; dan mengecup titik yang sama setiap hari di antara kedua alisnya; berpesan, "Selamat bekerja, sayang. Selamat bebas dari belenggu uang."
Malam itu di angkringan bintang lima pak Sukirman, Antoine menelepon ayahnya yang seorang tukang bangunan,
"Ayah sedang apa?" tanya Antoine gugup
"Ini ayah sedang install windows" jawab Ayah sembari memasang jendela di tembok rumah pelanggannya yang kaya raya, "ada apa nak?"
Antoine terdiam agak lama. Sang ayah mengerti dan berkata kepadanya lembut, "Nak, ketika jalan mulai terasa berat, itu pertanda kau sedang mendaki."
Air mata meleleh melalui tembok-tembok pipi Antoine, ditutupnya telepon dan dengan segera ia melenggang pulang. "Terima kasih Ayah."
Dalam perjalanan pulang ditanggalkannya di jalanan setelan jas seberat 50kg, sepatu seberat 42 kg, dan arloji seberat 90 kg. Setiap penjuru tetangga memasang mata mereka pada sang pejuang yang baru saja pulang, desas-desus berdesis. Hiss.
Antoine tiba di rumah dalam keadaan bugil-menggigil, dan di peluknya istrinya yang mungil - lalu seketika berkata, "Ther, mulai sekarang kita hidup buat Tuhan dan kita saja ya."
"HISSSS!!!" gelombang desis bertebaran menjadi trending di seluruh penjuru RT, mereka tak lagi berkicau melainkan menyemprot bisa ke siapapun mangsa yang terpantau. Waw.
(2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sihir Daring dan Cinta Yang Kontemporer
Puisi"Sihir Daring Dan Cinta Yang Kontemporer" merupakan sebuah antologi puisi (manuskrip), berisi 55 sajak yang dipecah ke dalam 3 babak dengan tema khusus mengikuti tema umum pada buku. Buku ini menyambut disrupsi budaya dalam dunia percintaan dan perg...