Tobio berjingkrak-jingkrak ria sembari berjalan menuju meja makan. Dia bersenandung dengan semangat, "Kari! Kari! Kari! Kari!" Setelah sampai, dirinya langsung menempatkan diri duduk di tempat biasanya makan.
Kazuyo dengan tangan sibuk memegangi panci panas berisi Kari terkekeh. Dia menuangkan makanan itu ke piring Tobio sembari berkata, "Iya, Kari kesukaanmu Tobi. Sekarang duduk manis di meja makan, Oji-san akan menyiapkannya."
Dalam mulut Tobio seketika mengeluarkan air ketika mencium aroma rempah-rempah dalam masakan Kari itu. Jelas terlihat enak dan menggoda. Kedua mata berbinar senang melihat kakeknya yang menuangkan kari untuk dirinya dalam porsi yang banyak. Dia mengacungkan jempol pada sang kakek. "Kari buatan Kazuyo-san memang terbaik!"
Kazuyo menghela napas ketika mendengar cucu bungsunya itu memanggil kembali nama, dan bukan dengan sebutan 'kakek'. "Oji-san Tobi, panggil aku Oji-san."
"Hai Kazuyo-san!" jawab Tobio bersemangat masih memandang Kari-nya. Dia saat ini hanya fokus pada makanan itu. Ingin segera melahapnya.
Tidak berselang lama kemudian, ke-empat Raven bersaudara pun mulai berdatangan satu persatu-satu. Setiap salah satu dari mereka datang, pasti akan mampir terlebih dahulu menuju tempat Tobio duduk.
Haruka yang pertama muncul. Dia mengacak-ngacak rambut Tobio hingga berantakan, yang membuat empunya meracau tidak terima. Mata biru Haruka melihat pada kepulan panas Kari yang berada di piring Tobio. "Kari huh. Kesukaanmu itu Tobi." Dia kemudian berjalan menuju kursinya.
Miwa yang sibuk dengan ponsel, langsung memasukkan ke dalam saku ketika sudah sampai di meja makan. Suaranya terdengar, "Seharusnya Oji-san jangan terlalu memanjakan Tobi. Dia masih tumbuh." Tangan langsung mencubit pipi Tobio yang terlihat sangat berisi. "Lihat ini pipinya, makin tembem!"
Tobio menarik-narik tangan Miwa dari pipi. "Miwa-nee Ittaiiiiiiewwww!"
Kazuyo tersenyum, "Bukan masalah, lagian kakek juga jarang berkunjung."
"Kau ini Miwa," interupsi Daisuke secara tiba-tiba ketika memasuki ruangan. "Jangan mencubit pipinya terus." Dia lalu melepaskan tangan Miwa dari pipi Tobio. Ibu jari mengusap pelan pipi si bungsu yang sudah memerah akibat cubitan Miwa. "Itu pipi sudah tembem malah kamu makin lebarin." Daisuke terkekeh pelan, wajahnya mendekat lalu dengan lembut mengecup kening Tobio.
Tobio cemberut. Bibir maju hingga beberapa senti. Tangan sibuk mengusap-usap pipi yang masih terasa berdenyut. Wajahnya terangkat menatap Daisuke. "Pipiku sakit."
Daisuke menepuk kepala Tobio. "Mana yang sakit? Sini aku cium."
Tobio segera menunjuk tempat dimana pipinya terasa berdenyut. Daisuke tanpa pikir panjang langsung mendaratkan kecupan singkat yang membuat Raven bungsu itu terkikik geli.
"Apa nih? Kenapa Tobio diciumin begitu? Aku juga mau menciumnya!" Ujar Ritsuka datang ke meja makan. Dia langsung berjalan mendekat ke arah Tobio, lalu mencium keningnya dengan lembut.
Setelah sesi yang panjang itu berakhir, mereka semua akhirnya duduk di tempat masing-masing dengan di depan sudah dihidangkan makan malam berupa Kari. Semua pasang tangan saling menyatu di depan dada, lalu bersama-sama mengucapkan, "Itadakimasu!" sebelum akhirnya mulai menyendok Kari untuk disantap.
_____
Setelah semua orang selesai makan, mereka tidak kunjung pergi. Mengobrol sebentar adalah kebiasaan yang dilakukan. Seperti menjaga erat tali persaudaraan dengan mengobrol bersama di ruang makan.
"Ah benar," Kazuyo yang pertama membuka mulut. Dia meletakkan sendok dan garpu-nya di atas piring, tanda bahwa dia telah selesai memakan hidangan. "Orang tua kalian kapan pulang?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raven's Sibling || Fem!Kageyama
FanfictionRaven's Sibling. Siapa yang tidak mengenal mereka? Semua orang kenal akan mereka. Anak dari keluarga Kambe kaya raya yang semua anaknya mempunyai bakat yang menjanjikan. Tidak hanya itu saja, mereka semua juga mempunyai penampilan yang mempesona. Ke...