[17] Insiden

374 54 8
                                    

⚠️Peringatan!!!!⚠️
Membahas tentang tabrakan, adegan mengerikan(?), dan darah.
Jadi, untuk yang gak tahan bisa di skip aja ya...




















...


















Tobio membuka matanya perlahan, dia berkedip melihat sekeliling, hujan masih deras, keadaan benar-benar sepi hanya ada gemerisik derasnya hujan yang jatuh menimpa atap mobil yang sudah rusak total. Dia mencium ada bau amis yang menguar di sekeliling. Tobio mencoba menggerakkan anggota badan. Tapi tidak bisa, seperti ada bobot yang menahannya. Ternyata Sayuri menimpa tubuh Tobio, dia benar-benar memeluk Tobio dengan erat.

Tobio menoleh menatap Ibunya, meskipun tidak terlihat akibat minim cahaya, tapi dia tahu ibunya tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Dengan susah payah ia mencoba mengeluarkan suara, "Ma...."

Seluruh badannya terasa sakit dan lengket, kepalanya benar-benar pusing. Rintikan deras air hujan benar-benar membasahi seluruh tubuh Tobio.

"Mama?" Tobio mencoba menanggil Sayuri, ia mulai menggoyang-goyangkan tubuh Ibunya dengan perlahan. Dia memanggil sekali lagi, "Mama?" tapi nihil, ibunya diam membisu. Perasaan Tobio mulai gelisah, dia secara kasar menggoyangkan badan Ibunya yang masih melekat erat ke tubuhnya.

"Mama! Bangun, Ma!"

Tobio mendengar gesekan kecil dari arah depan, dia menengok. Itu adalah tempat di mana Ayahnya menyetir, dia mendengar ada suara yang memanggilnya, "Tobi.." itu Shigemaru.

"Papa?"

"Kamu... uhuk! baik... baik... saja, Sayang....?" suara Shigemaru hampir teredam oleh suara hujan tapi Tobio masih bisa mendengarnya.

Tobio mencoba keluar dari pelukan Ibunya, dia merasa harus ke tempat Shigemaru. "Papa?! Papa gak papa?!"

"Uhuk! Ya... Papa... baik... baik... saja... Sayang..." terlihat sekali bahwa Shigemaru kesusahan untuk mengeluarkan suaranya. Shigemaru di tempatnya dapat melihat Tobio menggeliat berusaha melepaskan pelukan Ibunya. Dia meringis agak kasihan dengan Istrinya karena Tobio dengan kasar mencoba lepas dari rengkuhan Sayuri, "Biarkan... Mamamu beristirahat... sebentar uhuk!"

Saat itulah petir menyambar, Tobio dapat dengan jelas melihat keadaan sekeliling. Dia tersentak dan membelalak saat melihat keadaan Ayahnya.  Shigemaru dengan keadaan terduduk badannya telah tertusuk oleh besi panjang tepat dibagian dada, besi itu seperti menembus hingga keluar dari tubuhnya. Tangannya telah terkulai lemas jatuh kesamping badan, dan wajah terlihat setengah rusak akibat benturan yang terjadi, Telinga; Hidung; Mata; dan Mulut semuanya merah, darah mengucur dari empat panca indra tersebut. Kepala ia senderkan di stir mobil dan kini sedang menatap kearah Tobio.

"Papa!!!" Tobio benar-benar terkejut dengan kondisi Ayahnya. Shigemaru disisi lain mencoba untuk menenangkan anaknya. Dia tersenyum lebar berharap Tobio dapat mengerti maksudnya. Tapi sayang, itu malah menambah kesan menakutkan di wajahnya, apalagi dengan tambahan gigi yang sudah tertutupi dengan warna merah pekat, dan sesekali mulutnya akan mengeluarkan cairan merah.

Melihat hal ini Tobio semakin meronta, "PAPA!!! PAPA!!! BENTAR PAPA!!! AKU KESANA!!! PAPA JANGAN GERAK!!!" teriak Tobio mencoba untuk mendorong tubuh ibunya, dia benar-benar merasa khawatir terhadap Shigemaru hingga melupakan bagaimana kondisi Ibu yang berada di sampingnya. Dia dengar kasar menarik tangan Sayuri.

"MAMA!! AYO BANGUN!!! PAPA MA!!!PAPA!!! PLIS MA!! MAMA!!" Tobio meraung dengan keras, dia merasa kepalanya hampir pecah akibat emosi yang dirasakan. Shigemaru di tempatnya hanya menggeleng pelan, dia lalu memuntahkan seteguk darah. Mata Tobio menatap dengan pandangan horor, dia mulai ketakutan. Tapi, tiba-tiba pandangannya berubah buram, semuanya menjadi hitam. Ada sesuatu yang menutupi matanya.

Raven's Sibling || Fem!KageyamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang