"Apa kursi sampingmu kosong?"
"Hah?" Mata Tobio berkedip-kedip menatap orang yang mengajaknya bicara. Anak lelaki dengan perawakan tinggi, lebih tinggi darinya. Mata mengantuk tampak seperti orang yang semimalas, lalu mempunyai rambut hitam dengan model membelah di tengah.
"Iya," jawab Tobio singkat yang dibalas anggukan oleh anak itu yang mana langsung duduk di sebelahnya.
"Namaku Kunimi Akira," anak itu mengenalkan diri, matanya melirik sedikit ke samping mengamati Tobio seperti mempertanyakan nama.
"O-oh.. Aku Ka-Kageyama Tobio!"
Kepala mengangguk, "Kalau guru tiba, tolong bangunkan aku." Dia kemudian menidurkan kepala di meja dengan tangan sebagai bantal. Kedua mata perlahan mulai menutup.
Tobio menatap dengan bingung. Kepala sedikit miring, "Oke..?"
Bisa-bisanya hari pertama sudah tidur di kelas.
Dia lalu menoleh ke samping menatap jendela luar. Pemandangan pagi yang nampak cerah, burung- burung terbang melintasi angkasa dengan bebas, kupu-kupu mengepakkan sayap di daerah bebungaan untuk mencari intisari.
Sudut bibir Tobio tertarik ke samping membentuk senyuman kecil. Hatinya entah mengapa merasakan hangat mengetahui ada anak yang mau duduk sebangku dengannya. Bahkan mengenalkan diri terlebih dahulu.
Kunimi Akira namanya.
Kepala bertopang pada telapak tangan. Bibir bersenandung kecil mengalunkan nada-nada yang nampak damai menenangkan hati.
Mungkin..
Mereka bisa berteman.
Melihat guru yang masuk, Tobio mulai membangunkan anak itu--maksudnya Kunimi. Tangan terulur menggoyangkan bahu si empu dengan pelan. "Hei.. bangun.. guru sudah datang.."
"Ehm.." Kunimi mengerang. Badan menggeliat, perlahan bangun dari sikap tidurnya, lalu meregangkan tubuh. Ia menguap, mengusap mata dengan pelan. Dirinya menoleh menatap Tobio dengan masih setengah di alam mimpi. "Makasih udah membangunkan ku, uh.. Kageyama."
Mendengar itu, mata Tobio mengeluarkan percikan bintang. Ia mengangguk kecil, "Mnm!" Pelajaran tidak lama setelah itu dimulai.
Tidak banyak yang dibahas, hanya perkenalan siswa satu per satu. Kemudian, guru akan menjelaskan tentang sejarah dan hal-hal lain tentang sekolah tersebut.
Tobio hanya menopang dagu mendengarkan dengan bosan. Masih ada beberapa puluh menit sebelum jam istirahat di mulai.
"Kau bosan?"
Tobio melirik samping tempat Kunimi duduk, kepala mengangguk. "Iya."
"Sama aku juga."
"Oke...?"
Kunimi terkekeh melihat tingkah bingung Tobio. "Ayo tidur kalau gitu." Ia kembali meletakkan kepalanya di meja. Tobio yang merasa sudah malas mendengarkan sejarah sekolah yang panjang itu mengikuti aksi Kunimi. Kedua tangannya ditekuk di meja, lalu kepala diletakkan disana. Secara perlahan matanya tertutup.
..
Saat bangun, jam pelajaran telah habis. Ia meregangkan kedua lengan sembari menguap. Kunimi tidak lama juga mengikuti Tobio bangun. Mereka duduk dengan perasaan yang masih sangat lemas, nyawa serasa belum seratus persen terkumpul.
"Hei.." panggil Kunimi dengan suara yang masih serak. "Mau ke kantin bareng? Temanku pasti juga sudah disana."
Tobio menoleh, "Teman?"
"Iya." Dia lalu berdiri, "Teman satu sekolah dulu."
Mulut Tobio terbuka membentuk huruf 'O'. Mengangguk mengerti, lalu berdiri mengikuti Kunimi dari belakang. Jelas dia tidak boleh jauh-jauh dari pria bermata mengantuk itu, bisa-bisa dirinya tersesat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raven's Sibling || Fem!Kageyama
FanfictionRaven's Sibling. Siapa yang tidak mengenal mereka? Semua orang kenal akan mereka. Anak dari keluarga Kambe kaya raya yang semua anaknya mempunyai bakat yang menjanjikan. Tidak hanya itu saja, mereka semua juga mempunyai penampilan yang mempesona. Ke...