"Pftt... Jadi kalian mengira Tobi hilang? Hahaha!" Daisuke tertawa terbahak-bahak.
.
Beberapa saat yang lalu...
Setelah Daisuke dibingungkan oleh sikap ketiga saudaranya, ia lalu berjalan begitu saja ke kamar Tobio, membaringkan bocah kecil itu ke atas ranjang dengan nyaman. Setelah selesai, ia kembali ke ruang dimana keluarganya sedang berkumpul.
Daisuke dengan dahi berkerut heran, memerhatikan ketiga mata saudaranya yang sudah sembab memerah. Dia akhirnya diberikan penjelasan secara runtut.
Selesai mendengar semua yang dijelaskan, Daisuke hanya mampu menertawai kebodohan ketiga saudaranya.
.
Kembali ke masa sekarang...
Daisuke menghapus air mata yang keluar dari sudut mata akibat tawa yang terlalu keras. Dia mengembuskan napas panjang. "Haa.. kenapa tidak ada dari kalian yang mencoba menghubungiku?"
Ritsuka cemberut. Mengusap matanya yang memerah, menjawab pertanyaan Daisuke, "Tidak kepikiran."
"Kenapa bisa tidak kepikiran?"
Miwa yang masih sedikit sesenggukan akibat sisa-sisa tangis, menundukkan kepala. "Kami panik, Dai. Fokus pikiran kami tadi cuma ada Tobi."
"Coba kalau kamu melihat ekspresi mereka saat bilang kalau Tobi hilang, pfft--haha." Sayuri ikut nimbrung. Tangan menutupi mulut, mencoba menahan tertawanya.
Ketiga wajah bersaudara Raven itu memerah secara bersamaan. "Ma!"
Miwa sedikit menggembungkan pipi, melengos ke samping, menggerutu, "Lagian kenapa Mama dan Papa tidak bilang dari awal kalau Tobi pergi ke Kediaman Tuan Akashi?"
Sayuri berdehem. Pipi masih tertarik ke atas karena mencoba untuk tidak tertawa lagi. "Melihat ekspresi cemas kalian itu.. membuat Mama tidak tega untuk memberitahu yang sebenarnya. Apalagi kamu Miwa pftt-"
"Ma!"
"Ah.. Gomen gomen, tanya Papamu kalau belum percaya." Sayuri menyenggol bahu suaminya.
Shigemaru yang disenggol menegakkan cara duduk. Bersikap berwibawa, padahal aslinya masih merasa lucu. "Sebenarnya Papa sudah sadar kalau kalian mencari Tobi. Tapi ya, Papa biarin aja."
Haruka mengerut, bertanya dengan setengah kesal, "Nandesuka?"
"Muka kalian-- ekhem! Jarang Papa ngeliat muka kalian cemas." Shigemaru berpura-pura batuk agar tawanya tidak lolos.
"Sumpah Pa.. tidak lucu...." Miwa cemberut.
"Hai hai.." Sayuri menepuk tangan, memusatkan atensi kepada dirinya. "Lebih baik sekarang kalian tidur. Sudah lumayan gelap ini."
Tanpa menunggu waktu lama, keempat saudara raven itupun beranjak dari tempat mereka menuju lantai atas.
Keesokan paginya saat Tobio bangun. Dia merasa ada beban berat yang menimpa tubuhnya. Ketika membuka mata, ia melihat wajah Haruka tertidur lelap di samping dengan tangan melingkar dipinggangnya.
Tobio mengulurkan tangan menyentuh wajah kakaknya. Dia tersenyum, berikutnya memeluk dan menenggelamkan wajahnya ke dalam dada Haruka.
Ada satu hal yang tidak dia sadari adalah, semua saudaranya kecuali Daisuke tidur bersamanya pagi itu.
_____
Tobio saat ini sedang berada di taman bersama keempat saudaranya. Mumpung akhir pekan, mereka menghabiskan waktu liburan bersama. Dan tentu saja Tobio datang ke taman dengan tidak melupakan bola volinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Raven's Sibling || Fem!Kageyama
FanfictionRaven's Sibling. Siapa yang tidak mengenal mereka? Semua orang kenal akan mereka. Anak dari keluarga Kambe kaya raya yang semua anaknya mempunyai bakat yang menjanjikan. Tidak hanya itu saja, mereka semua juga mempunyai penampilan yang mempesona. Ke...