21. New Life

363 52 3
                                    

"Tobi.. ini Nee-chan bawakan kari..."

"...."

Miwa menghela napas saat tidak mendengar adiknya menjawab. Sudah dua Minggu Tobio terbangun dan belum juga mengucapkan sepatah katapun.

Yang dia lakukan hanyalah menatap kosong luar jendela dan tidak mau menggubris omongan orang.

"Apa kamu belum lapar?"

Melihat bahwa Tobio tidak akan menjawab, Miwa lalu meletakkan rantang makanan di meja. Dia kemudian duduk disamping adiknya.

"Apa yang kamu lihat, Tobi?" Tanya Miwa sembari mengusap lembut rambut panjang Tobio.

"Apa kamu tetap tidak mau berbicara sepatah katapun?"

"....."

"Ini udah dua Minggu kamu seperti ini.."

Miwa menggigit bibirnya, dia merasa khawatir dengan keadaan adiknya yang tidak memiliki perkembangan apapun.

Memang kesehatan Tobio semakin hari semakin membaik, tapi berbeda dengan tindakannya. Yang dia lakukan hanyalah melamun.

"Apa kamu sedang memikirkan tentang apa yang kita bicarakan beberapa hari lalu?"

Miwa terkekeh, tentu dia tahu kalau Tobio tidak akan menjawabnya.

"Aku tau kamu belum siap, tapi ini demi kebaikanmu juga.."

Dia lalu melihat kearah jam, mengetahui jam kunjung sudah selesai Miwa lalu berdiri.

"Kalau begitu Nee-chan pulang dulu, besok yang lainnya akan datang berkunjung."

"....."

Miwa tersenyum tipis, kemudian mendekatkan wajahnya pada Tobio. Dia mencium lembut dahi adiknya.

"Cepat sembuh adikku, semua orang merindukanmu," ucapnya lalu keluar.

Setelah Miwa keluar, Tobio secara perlahan menoleh kearah pintu. Tanpa sadar air mata mengalir saat menatap tempat kakaknya menghilang.

"Maafkan aku Nee-chan.." bisiknya.

...

Lima hari telah berlalu,

Hari ini Tobio tidak melakukan fisioterapi.

Kenapa dia perlu melakukan fisitoterapi? Karena sudah delapan bulan Tobio terbaring di ranjang, dan semua ototnya telah kaku. Maka dari itu dia perlu melakukan treatment tersebut untuk melenturkan otot.

Dia hari ini hanya terbaring malas di ranjang rumah sakit sembari menatap keluar jendela. Entah apa yang ada di pikirannya.

Mendengar ada suara langkah kaki mendekat ke kamarnya, dia melirik ke arah pintu.

Terlihat kepala merah menyembul dari sana.

"Yo! Hime-sama!" sapa Karma dengan tersenyum, Tobio hanya balas menatapnya.

"Minggir Karma, Kau menghalangi jalan masuk!" Seijuro mendorongnya.

Karma hanya mendengus lalu berjalan kearah Tobio, diikuti Seijuro dibelakang.

"Aku tadi dirumah nyoba buat onigiri, kau mau?" tanya Karma memperlihatkan bungkusan onigirinya, Tobio hanya menatap bungkusan tersebut dengan muka tanpa ekspresi.

Karma mengeluarkan kotak bekalnya, dan membuka tutupnya, kemudian msmperlihatkan isi tersebut pada Tobio. Dia tersenyum bangga, "Keliatan enak kan?"

Tobio melirik isi kotak bekal tersebut.

Seijuro menghela napas melihat tampang Karma. Dia lalu menoleh menatap Tobio dan bertanya, "apa kamu mau keluar Tobi-chan?"

"Oh! Ya ya! Ayo keluar! Kita duduk di taman yang berada di rumah sakit yang tadi kita lewati Sei! Cepat-cepat ambilkan kursi roda," perintah Karma sembari mendorong-dorong Seijuro keluar dari kamar untuk mencari kursi roda.

Raven's Sibling || Fem!KageyamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang