Jungwon x Sunoo
Lagi, hehe.
Enjoy and happy reading!!
*****
Sunoo memandang pemandangan di hadapannya dengan hati yang berdenyut sakit. Tersenyum kecut ketika melihat Jungwon, kekasihnya, terlihat sedang tertawa bersama orang lain yang bahkan Jungwon tidak pernah menunjukkan tawa itu pada Sunoo.
Apa salah Sunoo? Mengapa Jungwon tidak bisa bersikap sama kepadanya seperti saat ia bersama dengan orang lain? Apa kurangnya Sunoo?
Seharusnya. Seharusnya hari ini adalah hari membahagiakan bagi Sunoo, hari ulang tahun nya. Tapi Sunoo rasa tidak, bahkan ia tak yakin kalau kekasihnya itu akan ingat hari ulang tahunnya.
Bekal makan yang ia bawa itu diletakkannya diatas meja Jungwon. Kemudian, Sunoo memilih berjalan mundur, tak ingin mengganggu Jungwon, pikirnya. Setelah itu ia memilih pulang dan mengurung diri seharian di kamar. Mungkin itu adalah cara yang tepat.
Saat Sunoo telah pergi, Jungwon kembali ke meja nya. Menyadari adanya bekal yang tersedia untuknya. Senyum kecil terbentuk oleh lengkungan kurva nya. "Langsung pulang, ya? Cemburu haha."
*****
Sunoo menuruti kata hatinya untuk pulang dan mengurung diri di kamar. Bahkan nyonya Kim yang memanggilnya berulang kali saja tidak ia hiraukan. Sunoo memasuki kamarnya, menutup pintunya dan membanting tubuhnya ke ranjang dengan posisi telungkup. Memiringkan kepalanya menatap jendela, tak terasa setetes air matanya jatuh.
Tak sekali dua kali Sunoo menangis hanya karena merasakan sakitnya mencintai seorang diri, setiap hari ia selalu menghabiskan barang selembar tisu untuk menghapus air matanya.
"Tak apa, Sunoo. Tidurlah saja. Esok hari pasti akan lebih baik."
Ya selalu seperti ini. Sunoo selalu berusaha menenangkan diri nya sendiri dengan kata-kata penyemangat yang sebenarnya tidak berpengaruh sama sekali. Lelah, Sunoo lelah. Tapi, ia sangat mencintai Jungwon. Ingin egois. Walaupun hanya berjuang seorang diri, ia tak ingin melepaskan apa yang menjadi miliknya. Ia lebih memilih sakit dengan mencintai seorang diri ketimbang harus sakit melihat Jungwon bahagia bersama orang lain.
Obsidian itu mulai tertutup. Tangisan sekilas yang ia keluarkan hanya membuat nya semakin lelah. Biarkan ia menutup matanya sejenak, merasakan sejuk dan indahnya dunia mimpi. Berharap bahwa yang ada di mimpinya semua adalah nyata. Disaat Jungwon datang kepadanya. Duduk diatas ranjangnya tepat disamping Sunoo yang tidur dengan posisi telungkup. Sunoo bermimpi bahwa Jungwon mengusap kepalanya lembut. Mencium puncaknya bahkan matanya. Bahkan, Jungwon mengusap lembut pipinya. Hal yang tidak pernah dirasakannya di dunia nyata. Oh, indahnya mimpi.
"Bangun, sweety. Udah hampir malem, bangun yuk biar gak pusing."
-tunggu dulu.
'Ini nyata atau mimpi?' batin sunoo ketika menyadari suara Jungwon memasuki indera pendengarannya.'
Sunoo membuka matanya, ia memandangi Jungwon dengan tatapan tak percaya nya. Sunoo berfikir pasti ia masih berada di alam mimpinya.
"Tak ingin bangun?"
'Sial!'
Itu benar nyata. Sunoo langsung bangun dari tidurnya. Namun, pusing menyerang kepalanya. Selalu seperti ini ketika ia tidur telungkup dengan dirinya yang habis menangis.
"Aw... shh!"
Sunoo mendesis sambil memegangi kepalanya merasakan pening yang luar biasa itu. Jungwon langsung bergerak lebih dekat kearah Sunoo. Menyingkirkan tangan mungil itu dan menggantinya dengan sebelah tangannya sendiri yang mengusap lembut bagian belakang kepala Sunoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Thing
Fanfictionᴋᴜᴍᴘᴜʟᴀɴ ᴏɴᴇꜱʜᴏᴏᴛ/ᴛᴡᴏꜱʜᴏᴏᴛ/ᴛʜʀᴇᴇꜱʜᴏᴏᴛ/ʟᴇʙɪʜ ᴜɴᴛᴜᴋ ꜱᴜɴᴏᴏ x ᴀʟʟ. ɪɴɪ ʙxʙ ᴊᴀᴅɪ ᴊᴀɴɢᴀɴ ꜱᴀʟᴀʜ ʟᴀᴘᴀᴋ ʏᴀ ^^