|• Don't Watch Me Cry ; Ni-ki x Sunoo

1.4K 126 44
                                    

Agak hurt. Tapi gak banget, kok.

Enjoy and happy reading!!

*****

Oh, it hurts the most ’cause I don’t know the cause.
Maybe I shouldn’t have cried when you left and told me not to wait.
Oh, it kills the most to say that I still care.
Now I’m left tryna rewind the times you held and kissed me back.

Malam itu, sorotan lampu hanya mengarah kepada pemuda tampan dengan piano dihadapannya. Jarinya bergerak lincah memainkan piano untuk membentuk sebuah nada.

Khusus malam itu, Ni-ki dipanggil secara khusus untuk menjadi bintang tamu disebuah acara tak resmi disebuah cafe ternama di kota itu. Dengan sebuah permintaan, bernyanyi dan bermain piano.

Jauh di dalam lubuk hatinya, Ni-ki ingin sekali menolak. Piano dan bernyanyi, itu merupakan kenangan lama yang sangat menyakitkan bagi nya. Namun, ia terpaksa menyetujui nya, karena permintaan sahabatnya, Park Sunghoon. Dan dengan ini, Ni-ki telah memutuskan untuk kembali membuka luka lama yang sudah lama ia kubur.

Dan sekarang, Ni-ki terus berusaha menetralkan dirinya dan terus bernyanyi dengan piano yang mengiringi nya.

Menutup matanya untuk merasakan kedamaian dari lagu yang ia bawakan. Ia sangat ingat, lagu ini adalah lagu kesukaan kekasihnya dulu. Setiap malam, kekasihnya itu akan meminta Ni-ki bernyanyi sebagai pengantar tidur. Tak Ni-ki sangka, malam itu adalah malam terakhir nya bernyanyi untuk sang kekasih.

Ni-ki tersakiti, tanpa tahu apa penyebabnya. Ia tidak tahu harus menyalahkan siapa untuk semua yang terjadi.

Seharusnya Ni-ki tidak menangis saat Sunoo, kekasih manisnya itu memilih untuk pergi. Saat itu, Sunoo meminta Ni-ki untuk tidak menangis dan jangan pernah menunggu nya. Pemuda yang lebih tinggi hanya mengernyitkan keningnya tak paham akan maksud dari ucapan kekasih kecilnya saat itu.

Bohong jika Ni-ki berkata ia sudah tidak peduli. Nyatanya setiap hari rasanya seperti terbunuh. Ni-ki selalu ingin pergi untuk memundurkan waktu, mengembalikan waktu dimana mereka saling tertawa dan memeluk.

I wonder if you’re thinkin’ “Is he alright all alone?”.
I wonder if you tried to call, but couldn’t find your phone.
Have I ever crossed your thoughts because your name’s all over mine.
A moment in time, don’t watch me cry.
A moment in time, don’t watch me cry.

Ni-ki sangat mencintai Sunoo begitupun sebaliknya. Tak pernah sedikitpun terbesit dalam pikiran Ni-ki akan kemungkinan untuk meninggalkan Sunoo.

Setiap hari Ni-ki selalu memikirkan Sunoo. Apakah kekasihnya itu baik-baik saja?

Setiap hari Ni-ki ingin menghubungi Sunoo. Apakah dia bisa?

Setiap hari, Sunoo selalu terlintas di dalam pikiran Ni-ki. Apakah Ni-ki rindu?

Sesaat, Ni-ki menangis. Menitihkan setetes air mata yang ia tahan selama 4 tahun. Selama ia bersama Sunoo, selemah apapun Ni-ki selalu menyembunyikan air matanya dari sang kekasih. Ni-ki tak ingin Sunoo melihatnya menangis.

I’m not crying, ’cause you left me on my own.
I’m not crying, ’cause you left me with no warning.
I’m just crying, ’cause I can’t escape what could’ve been.
Are you aware when you set me free?
All I can do is let my heart bleed.

Ni-ki tidak menangis ketika Sunoo pergi darinya. Ia tak menangis ketika kekasihnya pergi tanpa sedikitpun peringatan.

Ni-ki hanya menangis ketika ia tidak bisa lepas dari apa yang terjadi padanya. Ia tak dapat mencegah nya, namun ia juga tak dapat meninggalkan nya.

Ketika Ni-ki sadar bahwa Sunoo telah pergi, maka ia juga sadar bahwa Sunoo telah membebaskan dirinya. Yang dapat Ni-ki lakukan hanyalah membiarkan hatinya tetap berdarah dan terluka tanpa berniat untuk mengobatinya. Bahkan waktu pun memilih menyerah akan apa pun keputusan Ni-ki.

Lalu apakah ia berniat untuk meninggalkan seluruh perasaan nya kepada masa lalu? Jawabannya, iya.

Ia tak sanggup untuk membangun kembali apapun yang telak rusak. Ia tak berani mencari apapun yang telah hilang. Ia tak kuat untuk berdiri dari apa yang telah jatuh.

Karena sekali lagi, ia lebih memilih untuk menyerahkan semuanya kepada apa yang telah berlalu.

Prok prok prok!

Suara ratusan tepuk tangan menggema di penjuru cafe itu.

Ni-ki membuka matanya, kini lampu itu tak lagi menyoroti dirinya. Lampu yang seluruhnya telah menyala membuat Ni-ki dapat melihat bagaimana semua orang tertawa hari setelah melihat penampilan nya.

Ni-ki berdiri dan membungkuk sopan. Ia berbalik untuk menuruni panggung, namun sebuah suara menginterupsi nya.

“Kau sudah berjanji untuk tidak menangis, kan?”

Ni-ki menoleh, melihat bagaimana seseorang itu berbicara padanya dengan tangan yang tertaut pada lengan orang lain.

Tepat, Sunoo lah yang memeluk lengan kiri Sunghoon.

Ni-ki hanya mampu tersenyum kecil. Ia tidak membenci, ia tidak sedih. Karena bagaimanapun, Ni-ki mencintai Sunoo. Jadi, ia akan bahagia asal Sunoo bahagia.

“Aku bahagia, Sunoo. Ah iya, selamat akan pernikahan mu dengan Sunghoon. Semoga kalian selalu bahagia. Aku pergi.”

Setelah mengucapkan itu, Ni-ki langsung melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat yang hanya akan memberikan luka pada dirinya sendiri.

*****

Ni-ki x Sunoo : Completed.

Agak hurt tapi gapapa. Sad ending tapi gapapa. Aku suka menyakiti para pembaca.

BERCANDA SUMPAH BERCANDA 😭🙏

terimakasih udah mampir!!

Ayumi.

Best ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang