Heeseung x Sunoo
Ada M-preg nya ^^
Enjoy and happy reading!!
*****
Heeseung menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Ia melirik ke arloji yang melingkar indah di pergelangan tangannya. Ia hampir terlambat pergi ke kantor. Tapi ia masih harus mendengarkan segala ucapan sang mama.
Kini sang mama tengah melihat-lihat surat beserta foto orang-orang yang datang membawa lamaran pernikahan untuk Heeseung. Ia terlihat bingung karena semakin hari makin banyak saja yang datang untuk melamar putra semata wayangnya itu.
"Heeseung," panggil sang mama yang masih fokus melihat semua foto-foto gadis atau pemuda manis itu.
"Kenapa, ma?"
Kepala sang mama terangkat, matanya menyipit heran, sedikit menaruh curiga pada sang anak. "Kamu pakai pelet, ya?"
"Eh astaga! Mama sembarangan banget. Mana ada pelet-peletan. Enggak ada, ma."
"Tck! Tapi kok tiap hari makin banyak aja yang ngelamar kamu? Entah itu dari pihak keluarga perempuan atau pemuda manis. Mama jadi gak enak kalau harus nolak semuanya. Secara kamu juga masih gak mau nikah dulu."
"Ya masa Heeseung harus nikahin semuanya sih, ma? Eh gapapa sih, enak."
Mendengar ucapan anak nya yang sembrono itu, sang mama melempar bantal sofa ke arah Heeseung.
"Enak apa, hah? Kamu mau punya istri suami sampe nembus 100? Hebat kamu! Sultan aja istrinya cuma 2, selirnya cuma 4."
Heeseung mencebir, "Cuma katanya."
"Terus ini gimana dong, Heeseung? Tega kamu sama mama? Mama harus dengerin rengekan semua pelamar yang dateng minta jawaban."
"Hehe maaf, ma. Itukan tugas mama, tugasku di kantor sama papa. Minta bantuan Bi Isum aja, deh. Bilang aja Bi Isum calonku. Nanti mereka juga mundur sendiri."
Sang mama memijat pelan keningnya yang terasa sakit akan ucapan melantur sang putra sedari tadi. Astaga, pagi-pagi ia sudah harus pusing kepala menghadapi putranya.
"Aden ini ada-ada saja. Bibi kan sudah berumur 50 tahun. Mana mungkin orang-orang akan percaya."
Heeseung dan mama menoleh ketika Bi Isum datang membawakan teh hangat untuk mama.
"Tuh tuh dengerin Bi Isum, kek. Ngelantur terus kamu kalau ngomong. Pusing mama." keluh sang mama.
Heeseung hanya bisa terkekeh. Ia bangkit dan merapikan pakaiannya agar tidak kusut. "Yaudah ma, aku berangkat ke kantor dulu. Ada rapat penting jam 9 nanti."
Heeseung mendekat untuk mencium kening dan pipi sang mama. Setelah itu ia melakukan hal yang sama kepada Bi Isum. Kenapa? Walaupun Bi Isum hanyalah kepala pelayan dirumah itu, namun semua keluarga Heeseung sudah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga sekaligus ibu kedua untuk Heeseung disaat mama atau papa nya pergi ke luar negeri.
"Bye ma, bye bi. Aku berangkat."
Mama dan Bi Isum saling bersitatap. Kemudian tertawa bersama.
"Aku tidak tau bagaimana orang yang akan menjadi masa depan Heeseung nanti. Betah atau tidak dengan sifat Heeseung yang seperti itu?" Heran mama.
"Saya juga tidak tau, nyonya. Aden juga masih belum punya keinginan untuk menjalin hubungan sekarang. Padahal umurnya sudah memasuki umur ke 25 tahun."
![](https://img.wattpad.com/cover/276920950-288-k915294.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Thing
Fanficᴋᴜᴍᴘᴜʟᴀɴ ᴏɴᴇꜱʜᴏᴏᴛ/ᴛᴡᴏꜱʜᴏᴏᴛ/ᴛʜʀᴇᴇꜱʜᴏᴏᴛ/ʟᴇʙɪʜ ᴜɴᴛᴜᴋ ꜱᴜɴᴏᴏ x ᴀʟʟ. ɪɴɪ ʙxʙ ᴊᴀᴅɪ ᴊᴀɴɢᴀɴ ꜱᴀʟᴀʜ ʟᴀᴘᴀᴋ ʏᴀ ^^