Sunghoon x Sunoo
Enjoy and happy reading!!
*****
Hari Sabtu telah tiba, yang artinya adalah hari libur untuk Sunoo. Sekolah 5 hari dengan 2 hari libur tentu tak cukup membuat Sunoo puas jika hanya menghabiskan waktunya dirumah sendirian karena kedua orang tuanya beserta kakak adiknya yang sedang pergi keluar kota.
"Ngapain, ya?" monolog nya.
Sunoo berjalan ke meja belajarnya. Merapikan apapun yang berserakan di atas meja itu. Padahal kalau orang lain yang melihat, meja itu sangatlah rapi. Yang perfeksionis memang beda.
"Gabut banget, mau ngapain coba?"
'Tok tok tok!'
Pintu rumah Sunoo diketuk oleh seseorang. Sunoo mengenakan kacamatanya dan turun. Sebelum membuka pintu, ia mengintip di jendela dulu. Saat mengetahui siapa yang datang ia pun berbalik.
"Sinting! Ngapain dia dateng?"
'tok tok tok!'
Sunoo menggeleng pelan, berusaha menetralkan degup jantungnya yang tiba-tiba rusuh sendiri. Ia berbalik, meraih knop pintu dan membukanya sedikit. Memunculkan hanya kepalanya saja.
"Maaf mas, cari siapa, ya?"
Orang itu terkekeh pelan. Anak didepannya ini terlalu menggemaskan.
"Cari Sunoo, nih. Ada, gak?"
"Eung, engga ada, mas. Sunoo nya abis aku racunin."
Ia tertawa mendengar ucapan melantur dari Sunoo. "Buka dulu, sayang. Kakak kan kangen kamu."
"Ya tapi aku malu! Pergi aja sana! Hush hush."
Sunoo juga rindu sebenarnya. Ya tapi gengsi dong. Malu. Mengingat kemarin Sunghoon baru saja melamar Sunoo di hadapan banyak orang dan keluarga mereka.
"Gak boleh gitu dek sama mas calon. Buka pintunya yang lebar." Ucap Sunghoon sembari mendorong pintu rumah itu yang mau tak mau Sunoonpun mengalah.
"Gemes banget, bayi."
Sunoo melotot tajam, "Aku bukan bayi?!"
"Bukan bayi? Siapa yang kemarin nangis waktu kejedot pintu mobil kakak?"
Sunoo menatap tajam tunangan nya ketika mendengar nada menyindir itu.
"Sakit tau!"
Sunghoon berjalan maju dan mengusap kepala Sunoo yang kemarin terantuk pintu mobil nya. "Masih sakit?"
Sunoo merona. Sunghoon terlalu bersikap lembut padanya. Tak sanggup berbicara, jadi Sunoo hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Mau jalan-jalan, gak?" tanya Sunghoon sembari tersenyum kecil.
Mata Sunoo langsung berbinar. Dengan cepat ia mengangguk, "Mau mau!! Sebentar aku siap-siap dulu!"
Sunoo langsung melesatkan dirinya pergi ke kamar untuk bersiap diri. Tak lama iapun sudah berada di hadapan Sunghoon kembali.
"Go!"
"Semangat banget, sih?"
"Aku bosen dirumah. Ayo berangkat, kak!"
Sunoo menarik tangan Sunghoon dengan semangat. Tak lupa ia mengunci pintu rumahnya. Mereka masuk ke dalam mobil Sunghoon. Sunoo menoleh ke jok belakang dimana ada banyak makanan. Sunghoon mengikuti arah pandang si kecil. "Itu semua punya kamu. Tadi aku mampir dulu ke toko beliin kamu jajan."
Sunoo memekik senang. Ia mengambil sebatang coklat dan sekotak susu strawberry dari salah satu plastik disana. Membuka bungkus coklatnya kemudian menyuapkan coklat yang ia potong ke mulutnya.
Sunoo menoleh ke arah Sunghoon dan menyodorkan coklat yang ia pegang, "Kakak mau?"
"Nanti aja sayang, kakak lagi nyetir."
Sunoo kemudian memotong coklatnya dan hendak menyuapi Sunghoon. Tunangannya itu tentu menerima nya dengan baik.
Setelah itu Sunoo tak sengaja melihat ke kaca mobil milik Sunghoon. "Kak, kok aku gendutan ya sekarang?"
Sunghoon langsung menjadi gelisah. Sungguh karena ucapan Sunoo barusan ia jadi gelisah sendiri. Topik yang sangat sensitif. Salah bicara bisa tamat Sunghoon.
"Enggak kok,"
"Ih! Iyaa tau kak! Liat deh pipi aku ngembang."
Sunghoon melirik sekilas ke arah Sunoo. Memang iya sih Sunoo lebih berisi semenjak menjalin hubungan dengan Sunghoon. Itu karena tiap hari Wonjin tak pernah absen untuk memberi asupan pada Sunoo. Habisnya dulu Sunoo sangat sering kehilangan berat badan, jadi Sunghoon gencar untuk membuat si manis menaikkan berat badannya. Eh keterusan.
"Iya sih, tapi gapapa. Kakak suka."
"Tck! Tinggal bilang iya kalo aku gendut aja kenapa sih harus basa-basi sok bilang suka?"
Kan, apa Sunghoon bilang?
"Ya kan kakak emang suka kamu yang kayak gini."
"Tapi aku jadi berat kak, ih! Diet aja apa, ya?"
Sunghoon langsung mendelik. Susah payah membuat Sunoo jadi berisi, masa iya harus berakhir sia-sia dengan embel-embel diet?
"Gak, gak boleh. Kamu gak boleh diet. Badan kamu udah pas."
"Kalau aku tinggi sih gak masalah!"
"Makanya jangan pendek, sayang."
-Bodoh.
Sunghoon seketika merutuki mulut licinnya dalam hati, sedangkan Sunoo sudah melempar tatapan horror nya ke arah Sunghoon. Sunghoon jadi meringis pelan.
"Aku gak pendek, ya! Cuma kurang tinggi aja! Lagian nih ya, aku jadi gendut juga karena kakak! Tiap hari aku di sogok pake makanan terus, gorengan lah, coklat lah, susu lah, yogurt lah! Gimana aku gak makin ngembang? Udah kayak diciptain dari baking soda aja aku, tuh!"
Sunghoon sebenarnya ingin tertawa mendengar kalimat terakhir yang Sunoo ucapkan. Tapi ia tidak berani. Bisa habis dirinya jika tertawa disaat si manis sedang mengamuk.
"Kan, yang penting kamu sehat-sehat aja, sayang."
"Sehat apa nya, hah?! Ini aku banyak lemak nya, tau!"
"Daripada banyak dosa nya?"
Sunoonmemukul dengan keras bahu Sunghoon. Rasanya sangat panas. Sungguh pukulan nya tidak main-main. Sunoo merajuk. Ia membuang wajahnya ke jendela. Menatap ke arah luar.
"Sayang, jangan ngambek dong. Kita beli es krim, ya?"
"Kakak, tuh! Bisa-bisanya masih mikirim es krim?! Mau bikin aku tambah ngembang, hah?!"
-Capek.
-Serba salah. Kayak Raisa.
"Yaudah deh..."
"Kok cuma, gitu? Kakak, aku lagi ngambek, loh! Dibujuk, harusnya!"
Sunghoon ingin turun dari mobil dan menabrakan dirinya ke truk yang lewat. Kesabaran ekstra bagi Sunghoon jika menghadapi Sunoo yang sangat sensitif ini.
*****
Sunghoon x Sunoo : Completed.
Cie digantung, enggak kok, emang cukup segitu aja.
Terimakasih udah mampir ^^
Ayumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Thing
Fanficᴋᴜᴍᴘᴜʟᴀɴ ᴏɴᴇꜱʜᴏᴏᴛ/ᴛᴡᴏꜱʜᴏᴏᴛ/ᴛʜʀᴇᴇꜱʜᴏᴏᴛ/ʟᴇʙɪʜ ᴜɴᴛᴜᴋ ꜱᴜɴᴏᴏ x ᴀʟʟ. ɪɴɪ ʙxʙ ᴊᴀᴅɪ ᴊᴀɴɢᴀɴ ꜱᴀʟᴀʜ ʟᴀᴘᴀᴋ ʏᴀ ^^