9. Leo Samudera Oktofernandus 🌷

20.7K 2.1K 557
                                    

Intermezzo kali ini kita main game sambung cerita yuk. Siapa tau bisa jadi satu cerita novel.

Aku kasih pembukaan, kalian sambungi di kolom komentar, ya. Nanti orang berikutnya sambungi dari komentar atas.

Permainan dimulai

👇👇

Pada suatu hari, di sebuah rumah beralas kayu tinggal seorang laki-laki bernama ....

☝️☝️

Lanjutin pakai satu kalimat.

🌷🌷🌷

Oke. Sebelum mulai baca, budayakan tekan bintang dan kalau baik hati bantu komen di setiap paragraf, ya.

Makasih cantik 😉

🌷🌷🌷

"Kenangan buruk lebih baik dilupakan aja - ALVIVA"

🌷🌷🌷

"Lo gapapa?" tanya cowok berhidung mancung itu.

Seolah bumi berhenti berputar. Hening. Mereka saling bertatapan seper sekian detik, Adiva menangkap raut wajah khawatir yang tersirat jelas di laki berhidung mancung itu. Adiva spontan menggeleng cepat supaya cowok itu tenang.

"Bagus." Laki itu kembali membuka suara dengan datar. Ia membantu Adiva untuk berdiri tegak kemudian merapikan rambut Adiva yang sempat acak-acakan tadi dengan jemarinya. "Pergi yuk?"

Alvian yang berdiri di hadapan mereka spontan mencak-mencak melihat Leo merapikan rambut Adiva. Bukan karena cemburu, tapi menurut Alvian, Adiva tidak pantas diperlakukan baik seperti itu! "Gak boleh!"

Tatapan Leo spontan beralih ke sumber suara. "Bukannya tadi lo usir dia? Kalau gitu, gue bawa pergi."

Usai mengucapkan itu, Leo melepaskan jaket hitam yang ia pakai dan mengikatnya di pinggang Adiva. "Maaf, ya, biar lo nurut."

Adiva mengerutkan kening bingung dan detik berikutnya, tubuh Adiva telah diangkat Leo ala pikul karung beras. "GYAAA!" jerit Adiva. Shockkkk.

Seisi kantin juga tak kalah kaget, pasalnya Leo yang selalu cuek sama lingkungan sekitar, kali ini bisa-bisanya melibatkan diri dalam urusan Adiva dan Alvian.

Bahkan, dengan pekanya memakaikan Adiva jaket sebelum tubuh Adiva diangkat. Alhasil rok abu Adiva yang ketarik, tidak menampilkan bagian pahanya karena telah tertutup oleh jaket Leo.

Sama halnya dengan Alvian. Mulut cowok itu menganga lebar. Ia enggak nyangka teman nge-band-nya itu membawa pergi Adiva. Rahang Alvian seketika mengeras. "Cowok sok pahlawan dan cewek ganjen," gerutunya kemudian menendang kaki kursi dengan kasar.

🌷🌷🌷

"AA TURUNIN! MALU! TURUNIN!" teriak Adiva sembari memukul-mukul punggung Leo. Wajah Adiva memerah. Adegan dia dipikul Leo, menjadi tontonan publik. Hal ini cukup membuat Adiva ingin gali lubang dan sembunyi segera. Malu gengs.

"Sabar." Baritone cowok itu menyapa setelah dari tadi diam. Ia maju beberapa langkah dan langkahnya berhenti. "Kita udah sampai."

ALVIVA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang