10. Isi Diari Vivian 🌷

21K 2K 354
                                    

Plis bantu vote dan komen di setiap paragraf 😭

🌷🌷🌷

"Berkaca sebelum menuduh orang lain - ALVIVA"

🌷🌷🌷

Masih di hari yang sama. Tidak terasa, jam istirahat kedua telah tiba.

Adiva dan Weggyana ngacir dari kelas untuk mencari Willy.

"Tadi sehabis lo diculik Leo, si Alvianjing nyamperin gue masa. Terus bentakin gue kayak takut banget Boneka Anabelle di apa-apain. Kesal gue," ucap Weggyana membuka suara.

Di sepanjang jalan menuju kantin, Weggyana asik mengocehi kejadian tadi. Mulai dari bagaimana caranya Alvian membentak dan melindungi Arabelle hingga Arabelle terselamatkan. Hal itu cukup membuat Weggyana murka.

Adiva hanya menyimak percakapan dan mengelus punggung Weggyana agar bersabar.

"Dua lawan satu. Akhirnya Alvianjing sama Boneka Anabelle menang. Gue ditinggal di situ tau. Seragam gue masih basah gara-gara es teh itu. Untungnya mobil gue ada seragam cadangan. Kalau gak, gue bisa masuk angin," lanjut Weggyana bercerita.

"Maaf, ya, Na. Gara-gara mau nolongin aku, seragammu basah. Nanti kamu kasih aja seragammu ke aku, aku cuciin," balas Adiva merasa bersalah.

"Gak usah. Rumah gue juga ada mesin cuci tinggal lempar ke dalam aja kali. Yang gue keselin itu sikapnya Alvianjing yang ngejaga Boneka Anabelle sampai segitunya," seru Weggyana kesal.

"Wajar aja Alvian ngebela Belle. Mereka memang sepasang. Akunya aja yang tiba-tiba muncul dalam kehidupan mereka," gerutu Adiva kecil.

"Bukan begitu, Div." Weggyana memutar bahu Adiva untuk menghadapnya. "Lo dengarin gue. Sekarang lo sama dia udah tunangan. Seterusnya kalian bakal jalanin hidup kalian sampai tua dan jemput ajal. Alvian itu cowok lo. Dia gak boleh ngebaikin cewek lain berlebihan. Lo juga gak boleh lemah. Kalau waktunya lo lawan, yah, lawan. Paham?"

Adiva hanya mengangguk kecil.

"Tapi saran gue, mendingan lo batalin niat kalian mau nikah nanti. Bagusan juga lo sama Leo. Keren tuh. Apalagi pas di kantin tadi," ucap Weggyana membayangkan moment Leo memikul Adiva tadi. "Ekhem. Jangan-jangan dia suka sama lo?"

"Eh, buset. Enggaklah, Na," sahut Adiva cepat sembari menggeleng. "Dia cuma gak suka lihat cowok kasar ke cewek, makanya tadi dia maju."

"Ohh. Masa?" Weggyana menaikkan alisnya. "Eh, tapi kalau dia beneran suka sama lo ... gue dukung!" seru Weggyana mengacungkan kedua jempol.

"Gila. Disukai seorang Leo kayak menang lotre banget. Asal lo tau, Leo itu cowok idaman satu sekolahan. Laci dia tuh selalu dipenuhi cokelat dan surat cinta. Kalau dia suka sama lo, tandanya lo beruntung. Dari sekian banyak orang, dia pilih lo," lanjut Weggyana. "Dan, lo tau gak kenapa dia jadi idaman satu sekolahan?"

Adiva menggeleng. Soal berita seperti itu, Adiva tidak pernah update. Jarang juga Adiva ikutan gosip.

Weggyana menyentil dahi Adiva pelan. "Gila, sih, lo. Kebanyakan belajar! Nih, gue kasih tau. Leo itu dulu mantan kapten basket. Pernah juga ikutan tim voli dan taekwondo. Terus sekarang ketua band ALEPOO. Intinya dia laki banget. Kurang keren apa coba? Dia tuh tipe cowok cuek-cuek gitu. Tapi kalau sekalinya lo diperhatiin, beuh ... lo bakalan meleleh," ucapnya menggebu.

ALVIVA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang