"Pergi menjauh sampai orang lain mulai menanyakan keberadaanmu - ALVIVA"
🌷🌷🌷
Alvian berdecak setelah membaca sepucuk surat dari Adiva, berisi tentang Adiva yang ingin membatalkan pertunangan mereka.
"Apaan lo tiba-tiba batalin begini?!" Alvian meremas surat itu hingga membentuk buntelan.
Alvian menaruh buntelan kertas itu di atas nakas kemudian mengambil cincin tunangan yang dikembalikan Adiva beberapa saat lalu. Alvian tersenyum miris melihatnya.
"Dulu gue selalu suruh lo lepasin cincin ini. Sekarang apa? Sekarang lo udah balikin cincin ini, tapi kenapa hati gue jadi gelisah?" tanyanya sambil mengusap cincin itu.
"Gue jahat banget, ya, Div? Gue bahkan kasih lo cincin yang ukurannya gak sesuai dengan jari manis lo," ucap Alvian seolah Adiva berdiri di hadapannya.
Alvian maju selangkah ingin menangkap bayangan Adiva, tapi bayangan itu menghilang. Alvian tersenyum miris dibuatnya. "Haha. Lo tega banget. Datang dan pergi begitu aja dari kehidupan gue."
"Bahkan, setelah gue udah jatuh hati ...." Alvian menghela napas panjang.
Alvian melangkah ke arah meja belajar dengan langkah yang berat dan duduk di sana. Ia membuka sekaleng bir yang dibeli tadi malam lalu meneguknya.
Alvian menggenggam erat cincin tadi dengan tangan yang kosong dan menempatkannya di depan dada. Cowok itu mendongak ke atas, menatap bingkai foto Vivian lekat. "Adik dodol, kakak boleh mencintai orang yang enggak nolongin kamu?"
🌷🌷🌷
Tok tok tok
"Alvian, ini bunda!"
Tok tok tok
"Bukain pintu!"
"Alvian! Bunda masuk, ya?"
Tidak mendapatkan tanggapan, Lia membuka pintu. Wanita paruh baya itu sedikit terkejut ketika melihat beberapa kaleng bir yang kosong berserakan di lantai.
"Kamu minum bir?" Lia memungut kaleng-kaleng kosong, dan menyatukan di satu tempat.
Alvian hanya cekukan sebagai tanggapan. Cowok itu tengah menggelamkan wajah di atas meja belajarnya seolah putus asa akan hidup.
"Kamu kenapa?" Lia mengusap punggung Alvian. "Bunda siapin minuman hangat du--"
"Gak usah, Bun." Alvian menahan tangan Lia. Cowok itu akhirnya berdiri, dan berjalan ke arah kasur. "Alvian mau tidur. Matikan lampu, Bun."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIVA (END)
Roman pour AdolescentsSebuah perjodohan yang membuat Alvian dan Adiva harus terikat hubungan pernikahan tidak berjalan mulus. Faktanya, Alvian sama sekali tidak menyetujui perjodohan itu. Terutama, Alvian sudah memiliki orang yang ia sayangi, Arabelle. Dan lagi, Alvian d...