39. Hari Donor 🌷

8.3K 479 15
                                    

Aaaaa sedikit lagi epilog 🌧

Hari ini termasuk hari yang mendebarkan bagi sepasang adik kakak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini termasuk hari yang mendebarkan bagi sepasang adik kakak itu.

Sang kakak, Leo, akan mendonorkan sumsum tulang untuk menyelamati hidup adiknya. Sementara adiknya, Adiva, yang sudah cukup lama digerogoti penyakit menderita ini sedikit lagi akan terbebas.

Saat ini, mereka berdua sedang berada di dalam ruangan setelah usai menjalankan serangkai pemeriksaan sebelum proses transplantasi sumsum tulang dilakukan.

"TBL. Takut banget, loh. Jantungku gak berhenti debar. Kira-kira prosedur nanti bakalan berjalan lancar gak, ya?"

"Gimana kalo gak lancar terus aku kembali sakit?"

"Gak mau dong! Gak kebayang kalo aku sakit lagi."

Sejak tadi mulut Adiva tak berhenti bicara. Cewek itu jadi ekstra bawel jika dilanda khawatir berlebihan.

"Mau sembuh pokoknya wajib sembuh, deh. Yuk bisa yuk, Adiva!" seru cewek itu setelah menepiskan segala pikiran negatif dari otaknya.

Adiva menoleh ke samping setelah dari tadi bicara tidak mendapat sahutan dari Leo sama sekali. "Leo?"

Leo masih juga tidak menyahut. Cowok itu hanya terus mengusap bibirnya dengan tatapan kosong. Adiva yakin cowok itu punya masalah.

"Leo, kamu kenapa?" Adiva masih berusaha membuat kakak kandungnya itu bicara.

"...."

"Leo?"

"...."

Adiva berkerut dahi, menatap Leo lumayan lama. Roh cowok itu bagai tiada. Orangnya benar-benar diam dan kosong. Adiva menghela.

Ah, jika bukan karena Adiva sedang dipasang infus, Adiva yakin dirinya sudah lari ke brankar sebelah dan menggoyang tubuh Leo habis-habisan hingga cowok itu nyahut.

"Leo! Sahut dong!" teriak Adiva akhirnya.

Leo yang tertegun langsung menoleh ke arah Adiva. Mata tajam cowok itu kemudian beralih ke arah pintu. Sosok Arabelle berdiri di sana.

Leo langsung membuang muka di saat Arabelle membalas tatapannya. Kedua orang itu jelas ada sesuatu.

Adiva yang melihat itupun bertanya-tanya dalam hati. Ada apa, sih?

Pikiran Adiva buyar di saat Arabelle mengeluarkan suara. Cewek yang tengah memeluk sebuket bunga mawar besar itu, berjalan ke dalam ruangan.

"Napa lo, Div? Tumben teriak-teriak. Udah kedengaran dari luar, loh."

"Ah, itu. Aku kesel sama Leo. Dari tadi aku ajak ngobrol malah dikacangin," balas Adiva sedikit dongkol.

Arabelle hanya tersenyum kaku. Ia jelas paham kenapa Leo bersikap seperti itu. Ya, pasti karena kejadian tadi malam.

ALVIVA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang