Hello, aku mengadakan kambek.
Gimana hari kalian?
BTW, follow atuh akun Wattpad ini 🤝
🌷🌷🌷
"Beraninya seekor rusa melenguhi anak singa di depan raja hutan - ALVIVA"
🌷🌷🌷
Adiva mengecek ponsel. Total ada 20 panggilan dari Alvian yang tidak terangkat. "Al, aku gak tau kamu telepon. Hapeku silent."
"GAK USAH BANYAK ALASAN LO!" Alvian menepis kasar benda pipih di tangan Adiva. Adiva buru-buru memungut ponsel itu dengan kondisi layar telah retak seperti hatinya.
"Eh, si anying!" tegur Weggyana yang hendak maju, tapi terus ditahan Willy. "Tiap kali kerjaannya marah-marah doang! Gue doain lo tensi sampai kena struk biar cepat mati, tolol!"
"Lo ngatain gue?! Sini maju!" tantang Alvian menggertakkan gigi.
"Lo yang maju, sini! Gue yakin lo pasti berani, kan? Haha. Iyalah! Orang lo beraninya sama cewek doang. Huuh ...." Weggyana meniup jari kelingking. "Ce-men!"
"Sayang ... udahan, yuk?" Jika bukan Willy terus menahan Weggyana mungkin cewek itu yang akan maju duluan.
"Gak!" Seperti tidak ada habisnya, Weggyana kembali menantang Alvian. "Kenapa masih diam di tempat? Maju sini! Tonjok muka gue kalau berani," ucapnya sembari menunjuk wajah.
Sementara, urat di sekujur tangan Alvian sudah menonjol. Kesabarannya sangat diuji. Apalagi wajah songong Weggyana mengundang ditampol. Kalau bukan karena Alvian telah berjanji kepada diri sendiri untuk tidak memukul cewek, Alvian yakin sudah menjadikan Weggyana sebagai samsak dari tadi.
"Cemen ... cemen .... Gak asik," remeh Weggyana menjentikkan kotoran di ujung kuku kelingking.
"Udah, Na. Jangan pancing lagi," ucap Adiva sukses membuat perhatian Alvian kembali beralih kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIVA (END)
Teen FictionSebuah perjodohan yang membuat Alvian dan Adiva harus terikat hubungan pernikahan tidak berjalan mulus. Faktanya, Alvian sama sekali tidak menyetujui perjodohan itu. Terutama, Alvian sudah memiliki orang yang ia sayangi, Arabelle. Dan lagi, Alvian d...