37. Bersemi 🌷

6K 506 61
                                    

Arabelle langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh tim kepolisian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arabelle langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh tim kepolisian. Sementara itu, Dira yang menjadi dalang dari kecelakaan Arabelle tentu saja dibawa ke kantor polisi. Wanita paruh baya itu, mengamuk.

Bagaimana tidak?

Putri kesayangannya sekarat masuk rumah sakit, tapi Dira hanya mendekat saja tidak bisa.

Mungkin ini yang dinamakan karma.

Ingin mencelakai orang lain, malah anak sendiri yang kena batunya.

Dira terus berteriak histeris di kantor polisi. Ia ingin segera menemui Arabelle, tapi tidak diizinkan.

Dira mulai menyerang beberapa petugas kepolisian dengan berbagai barang yang dapat digapai, bahkan membuat wajah seorang polisi terluka dengan kaca pecahan cangkir.

Polisi mau tidak mau, memborgol kedua tangan Dira.

Kegilaan Dira malah semakin menjadi-jadi di saat wanita itu tak sengaja berpapasan dengan Adiva dan Leo yang tiba di kantor polisi lebih awal.

"SEMUA KARENA KAMU, ADIVA!! ARA KECELAKAAN SEMUA KARENA KAMU, ADIVAA!!" teriak Dira sekencang-kencangnya.

Adiva hanya bisa menunduk sedih.

"JANGAN TAHAN SAYA!!" Seperti kesetanan, Dira terus memajukan tubuhnya yang berusaha untuk menyerang Adiva.

"Wanita ini benar-benar lepas kendali!" teriak dari salah satu polisi yang kewalahan menahan Dira.

"Suntik aja!" sahut polisi lainnya.

"Tenaganya kuat banget! Cepat suntik sebelum lepas!"

Dira akhirnya jatuh pingsan setelah salah satu petugas medis yang diberi sinyal, menyuntik obat penenang kepada Dira.

"Orang ini diduga punya gangguan mental. Segera antar ke RSJ terdekat," titah salah satu kepala kepolisian.

Adiva yang menatap Dira dibopong pergi hendak mengejar. Namun, langkahnya dicegah oleh Leo.

"Biar polisi yang urus dia," ucap Leo. Seperti biasa, tatapannya sangat datar dan tenang.

Adiva mengangguk singkat. Cewek itu merasa tubuhnya sangat lemas. Bibirnya pucat.

Leo pun memapah Adiva ke tempat duduk terdekat.

"Leo, aku mau ke rumah sakit. Aku mau jenguk Belle," ucap Adiva setelah bokongnya baru menempel beberapa detik dengan kursi.

"Alvian gimana hm? Lo mau ninggalin?"

Adiva menggeleng kuat. "Aku mau nungguin Alvian keluar dari penjara, tapi mau ke rumah sakit juga. Gimana dong jadinya? Aaa ... andai aku bisa membelah diri!" Adiva mengacak rambut frustrasi.

"Lo di sini. Gue yang ke sana."

"Tapi ... kamu benci Belle. Nanti Belle diam-diam diracunin, gimana?" tanya Adiva overthinking.

ALVIVA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang