Bab 10 Tinggal Dan Sekolah Yang Sama

745 187 13
                                    

Rain akhirnya tinggal bersama Jojo dan Embun di apartemen itu, setidaknya sampai orangtuanya menemukan tempat baru untuknya. Mereka bertiga pun terlihat seperti satu keluarga. Jojo dan Embun tidur di satu kamar, sedangkan Rain tidur sendiri. Beruntung luas apartemen Nic dan Mina lumayan besar dan memiliki dua kamar.

Malam harinya, Jojo memanggil Rain dan Embun yang sejak tadi mengurung diri di kamar, setelah selesai menyiapkan makan malam untuk disantap bersama.

Embun masih tidak suka dengan keberadaan Rain di apartemen itu. Ia kesal kenapa maminya setuju untuk menampung cowok itu. Kesan pertama yang buruk membuat Embun sedikit benci dan menganggap Rain sangat menyebalkan.

"Hanya ada ini, nanti setelah makan Mami mau belanja buat stok besok. Kalian mau ikut ga?" tanya Jojo di sela menyantap makanannya.

"Ikut donk, lagian siapa yang mau tinggal berdua dengan manusia tak tahu asal usulnya inj," jawab Embun dengan nada sindiran yang ditunjukkan ke Rain.

Rain sejujurnya kesal dengan sikap Embun yang sangat jutek kepadanya. Ia menahan agar tidak membalas gadis itu karena masih memandang Jojo sebagai orang yang lebih tua dan berbaik hati menampungnya.

"Sepertinya besok aku akan pindah saja ke hotel tante," ucap Rain.

"Hah? kenapa? tidak usah!" Jojo menatap Embun sedikit kecewa. "Nic dan Mina sudah seperti saudara untuk tante juga mamamu, jadi kita ini jyga saudara Rain, lagi pula mamamu sudah menitipkan kamu ke tante, sudah biarkan saja Embun. Dia memang gini kalau belum kenal."

"Mami!" Embun cemberut dan kembali menatap kesal Rain.

"Jadi Rain mau ikut ga belanja?" tanya Jojo lagi.

"Mau tante, lagian lusa juga sudah mulai berangkat sekolah, jadi aku butuh peralatan sekolah."

Jawaban Rain membuat Embun terkejut, ia merasa kalau Rain hanya mengada-ada agar bisa ikut jalan-jalan.

"Oke, setelah makan kita pergi bersama," balas Jojo dengan senyuman di bibirnya. "Kamu sekolah di mana, Rain?" tanyanya kemudian.

Rain menyebutkan nama sekolah tempatnya akan menimba ilmu, hal itu membuat Embun yang sedang minum seketika tersedak.

"Wah, kebetulan. Embun juga akan sekolah di sana."

"Be-nar-kah?"

Rain seakan tidak percaya. Bagaimana bisa sekolah mereka juga sama, sedangkan Embun semakin sewot, satu sekolah dengan cowok itu seakan menjadi musibah baginya.

_
_
_
_

Setengah jam berselang, Mereka bertiga berangkat ke Mall terdekat, selain berbelanja kebutuhan dapur, Jojo juga mengajak Embun dan Rain belanja kebutuhan sekolah.

Mereka sudah berada di toko tas sekolah. Jojo dan Rain sibuk memilih tas, sedangkan Embun asyik berjalan dan melihat-lihat sendiri, hingga tatapan mata Embun tertuju pada sebuah tas yang menurutnya bagus. Ia lantas mendekat untuk mengambil tas itu, tapi sayangnya bukan hanya dia yang menginginkan tas itu. Satu tangan lain tampak meraih tas, hingga membuat mereka berebut.

"Aku yang lihat dan pegang duluan." Gadis yang memegang tas itu langsung merebut dari tangan Embun. Tanpa Ia tahu, gadis yang berebut dengannya adalah Bening.

Bening langsung memeluk tas itu, meninggalkan Embun yang termangu. Entah kenapa dia tiba-tiba saja merasa tidak ingin memperebutkan tas itu. Embun menatap punggung Bening yang berlalu, merasa tidak asing dengan gadis itu.

Jojo dan Rain yang sudah selesai memilih tas pun langsung menghampiri Embun. Jojo heran melihat Embun yang malah melamun.

"Ada apa, Bu?" tanya Jojo seraya ikut melihat ke mana Embun menatap.

"Ga ada apa-apa Mi," jawab Embun. "Aku cuman mau ambil tas," imbuhnya seraya mengambil tas lain asal-asalan.

Jojo mengulas senyum, lantas mengajak Embun dan Rain ke kasir untuk membayar belanjaan mereka.

_
_
_

Hari di mana Rain dan Embun mulai masuk sekolah pun tiba. Keduanya pergi berjalan kaki menuju sekolah yang jaraknya memang tidak terlalu jauh dengan apartemen. Embun terlihat senang dan bahagia ketika melangkahkan kaki, itu dikarenakan sudah terbiasa berangkat sekolah dengan berjalan kaki ketika masih berada di Australia, beda dengan Rain yang sepanjang jalan mengeluh, itu karena putra Bianca terbiasa naik mobil atau motor.

"Ah, aku capek!" gerutu Rain yang baru saja setengah jalan dan sudah mengeluh.

Embun tidak menanggapi keluhan Rain, gadis itu masih terus melangkahkan kaki dengan riang.

"Hoi, aku mau pesan ojol, kamu mau sekalian nggak?" tanya Rain menawari Embun.

"Naik aja sendiri." Embun tak acuh, memilih terus melangkah hingga meninggalkan Rain berhenti.

Rain mencebik, lantas memilih memesan ojek lewat aplikasi jasa antar jemput online.

-
-
-

Embun sudah sampai di sekolah, dan tentu saja Rain sudah sampai terlebih dulu. Embun mengembangkan senyum, sebentar lagi dirinya berharap bisa bertemu dan tahu rupa saudari kembarnya, Ia sudah tidak sabar untuk melihat kembaran yang berbeda wajah dengannya.

Namun, lagi-lagi Embun harus merasa kesal. Bukankah kelas di sana tidak cuman satu, kenapa dirinya sangat sial harus sekelas dengan Rain.

"Hai!" sapa Rain tanpa dosa.

Embun ingin sekali menghindar dengan mencari tempat duduk lain, tapi ternyata lagi-lagi gadis itu harus ketiban sial karena bangku kosong tinggal satu, tepat satu meja dengan Rain.

"Sial!" umpat Embun pada diri sendiri. Mau tidak mau, Embun pun duduk sebangku dengan Rain.

Embun sangat berharap kalau Bening satu kelas dengannya. Namun, sayangnya keinginannya tidak tercapai, tidak ada nama Bening di kelasnya.

Be My Bu ~ Jadilah kekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang