Sementara sang mama berada di ruang BK, Rain yang berada di kelas nampak mengobrol dengan Embun. Gadis itu penasaran apakah Bianca benar-benar datang untuk mengurus masalah pacarnya.
"Tante Bianca jadi datang?"
"Hem ..., mama ada di ruang BK sekarang," jawab Rain sambil mengulas senyum.
Embun mengangguk paham, keduanya malah asik mengobrol dan tidak memerhatikan guru yang mengajar. Guru itu menatap Embun dan Rain, hingga memilih membentak keduanya.
"Embun! Rain! Kalian mau ngobrol apa belajar!" Suara guru mereka menggema di kelas.
"Bu, mereka 'kan pacaran, wajar kalau asik ngobrol," celetuk salah satu teman hingga membuat yang lainnya menyoraki.
Guru mereka geleng-geleng kepala, hingga kemudian meminta Rain dan Embun duduk terpisah, atau mereka akan mendapat hukuman jika tidak mau.
"Kok malah disuruh pindah," gerutu Rain tak rela.
"Nggak apa-apa, masih sekelas ini, " bisik Embun dengan senyum di bibir.
Rain benar-benar tak rela, sampai melotot ke arah teman yang memberitahu guru tentang hubungannya dengan Embun.
-
-
-Saat jam istirahat, Gama yang memang duduk di bangku kelas XII didatangi Tara dan teman-temannya, mereka langsung menghadang di depan pintu kelas.
"Eh, lu. Lu sama anak kelas XI itu ada hubungan apa? Kenapa lu bela dia kemarin?" tanya Tara.
Gama menatap tajam Tara, dia sudah bisa menebak jika cowok itu pasti ingin membuat masalah lagi. "Gue sepupunya," jawab Gama tanpa ekspresi.
Gama langsung berjalan melewati Tara, membuat cowok itu dan yang lainnya terkejut dengan keberaniannya mengabaikan dedengkot sekolah.
"Ck, sombong sekali dia!" Tara menatap punggung Gama yang berlalu.
Di sisi lain, Aura melihat Bening dan Embun sedang makan bersama di kantin. Jelas gadis itu masih kesal karena ditolak Rain. Aura berjalan ke arah meja Bening dan Embun, membawa segelas jus di tangan berniat mengerjai Embun dengan menumpahkan jus yang dibawa ke seragam gadis itu. Namun, tiba-tiba saja ada anak lain melintas, Aura yang hendak menumpahkan jus ke Embun, malah tanpa sengaja menumpahkannya ke seragam Bening.
Bening begitu terkejut karena ulah Aura. Ia langsung berdiri dan melotot pada Aura. Embun juga berdiri dan menggebrak meja karena tidak terima Aura menumpahkan jus ke pakaian saudaranya.
"Heh! Sengaja kamu, ya!" bentak Embun.
Embun ingin membalas perbuatan Aura, tapi siapa sangka jika Bening lebih dulu bertindak. Bening meraih es teh miliknya, lantas menyiramkannya ke muka Aura.
"Sialan!" umpat Aura yang terkejut karena wajah dan seragamnya basah.
Bening tersenyum puas, meletakkan gelasnya dengan kasar ke meja. Ia tersenyum miring melihat Aura yang panik.
Tara yang kala itu tengah berjalan menuju ke kantin, kaget melihat Bening yang menyiram sang adik. Cowok itu langsung mendekat dan mendorong bahu Bening, dan hampir membuat gadis itu terjatuh.
"Jangan asal nyiram orang, lu!" bentak Tara.
"Eh, mata lu ke mana? Lu nggak lihat pakaian gue yang basah dan kotor? Ini akibat perbuatan adik kesayangan lu!" sembur Bening.
"Heh, kalau nggak mau basah, tinggal buka aja baju lu, 'kan gampang. Ribet banget lu jadi cewek!" cerocos Tara. "Kenapa?" tanyanya dengan senyuman menghina.
Bening merasa sangat kesal dengan Tara, hingga kemudian nekat melepas kancing seragamnya satu persatu dengan melotot ke arah cowok itu. Bening berani melepas karena dia menggunakan tank top dan tidak langsung terlihat pakaian dalamnya.
"Be, jangan." Embun ingin mencegah Bening, tapi tangannya ditepis oleh saudaranya itu.
Gama yang kebetulan juga baru datang ke kantin, melihat apa yang akan dilakukan oleh Bening. Hingga cowok itu langsung mendekat dengan cepat dan menarik tangan Bening, membawa gadis itu pergi dari sana.
Rain yang baru datang karena tadi harus ke ruang BK, melihat Gama menarik tangan Bening dan mengajak pergi, membuatny bingung dengan apa yang terjadi. Rain melihat Embun yang menatap tajam Tara, ia pun langsung mendekat dan berdiri di samping gadis itu.
"Ada apa?" tanya Rain ke Embun.
"Tuh, adiknya yang salah malah nyalahin Bening, dia sampai minta Bening buka bajunya yang basah." Embun yang sebal langsung mengadu dan menceritakan apa yang terjadi.
Rain tersenyum miring ke arah Tara, hingga menunjuk wajah Tara dan berkata, "Heh, lu banci, ya? Dasar pengecut, beraninya sama cewek!"
Tara terdiam ketika Rain mengatainya, ia mengingat bagaimana Rain kemarin menghajarnya dan teman-temannya, dan itu cukup membuat nyali Tara menciut.
Rain lalu beralih menatap Aura yang bersembunyi di belakang Tara, hingga Rain pun mencibir gadis itu. "Eh, lu apa nggak malu? Udah muka lu nggak cantik, hati lu juga busuk."
Murid lain yang ada di kantin menyoraki Aura ketika Rain mencibir. Rain pun mengggandeng Embun dan mengajak gadis itu pergi dari sana. Rain sempat menyenggol lengan Tara, memperingatkan cowok itu untuk tak membuat masalah dengannya atau Embun.
-
-
-Bening berada di kamar mandi, mau tidak mau dia harus membersihkan noda jus yang menempel pada seragamnya, hingga basah. Bening keluar dari kamar mandi, Gama masih di sana dan menyodorkan jaket miliknya.
"Terima kasih," ucap Bening sambil memakai jaket Gama, dia merasa de javu dengan kejadian yang menimpanya.
Gama dan Bening pun berjalan menuju kelas. Gama sendiri memang berniat mengantar Bening agar tak digangggu Tara atau Aura lagi.
Saat sampai di depan kelas Bening, gadis itu menghentikan langkah dan menatap Gama yang berdiri tepat di sampingnya.
"Ge, andai masih ada kesempatan untuk mendapatkan Embun, apa kamu mau?" tanya Bening tiba-tiba.
Gama terkesiap, bingung dengan maksud pertanyaan Bening dan hanya bisa terdiam, Gama tidak bisa menjawab pertanyaan itu langsung.
***
Sepulang sekolah, Bianca menjemput Rain dan Gama menggunakan mobil yang disewanya dari sebuah rental mobil.
"Eh, Embun. Mau bareng?" tanya Bianca ketika melihat Embun yang berjalan bersama Rain dan Gama.
Embun terlihat bingung, tapi ketika Rain menyenggol lengannya dan mengisyaratkan untuk mengiakan tawaran Bianca, gadis itu pun mengangguk.
Bening yang ternyata juga ada di sana, bisa melihat dengan jelas kalau Bianca sangat baik pada Embun. Hingga dalam hatinya bertanya, apakah mungkin dia masih memiliki kesempatan mendekati Rain, sedangkan Bianca tampak menyukai Embun.
"Be, aku pulang dulu, ya." Embun pamit pada Bening, lantas memeluk dan masuk mobil Bianca.
Bening tersenyum kecil, hingga senyuman itu memudar ketika mobil Bianca mulai melaju meninggalkan area sekolah. Jauh dilubuk hatinya dia juga ingin ditawari pulang bersama, meski rumah mereka berbeda arah.
Sementara itu, dari kejauhan, Aura menangkap tatapan berbeda dari Bening terhadap Embun dan Rain. Gadis itu tersenyum licik sambil membetulkan letak tali tas di pundaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Bu ~ Jadilah kekasihku
أدب المراهقينLanjutan kisah EMBUN dan RAIN bisa dibaca di KBM / KARYAKARSA dengan judul DIPERISTRI PAK RAIN Kisah BENING : SHE IS NOT MY SUGAR MOMMY _ _ _ Banyu Bening Pradipta dan Embun Sky Jordan adalah saudara kembar satu ibu beda ayah. Kelahiran mereka dalam...