Sore itu, Gama datang ke apartemen Embun, Ia merasa perlu mengatakan sesuatu pada gadis itu.
Gama memberanikan diri mengetuk pintu, hingga ketika pintu apartemen terbuka, dia tersenyum melihat Embun yang berdiri di hadapannya.
"Gege, ada apa?" tanya Embun yang tak langsung mempersilahkan masuk.
"Kamu ada waktu? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan, ada sesuatu yang ingin aku omongin ke kamu," jawab Gama.
Embun terlihat berpikir, menoleh ke dalam sebelum menatap Gama lagi.
"Aku nggak bisa. Soalnya papiku baru datang," tolak Embun halus. Memberi alasan atas nama sang papi, meski sebenarnya Embun takut jika Rain tahu dan marah padanya. Ia tak tahu ada masalah apa antara Rain dan Gama, tapi Embun yakin kedua cowok itu sedang bertengkar, dia tak mau memperkeruh keadaan dengan menerima ajakan Gama.
"Begitu ya." Gama terlihat sangat kecewa.
Embun yang tak tega melihat kekecewaan di wajah Gama, memilih menawari cowok itu untuk berbicara di taman apartemen saja, jika memang ada sesuatu yang penting.
Mereka pun duduk di bangku taman, keduanya terlihat saling diam beberapa saat.
"Kamu mau ngomong apa?" tanya Embun membuka perbincangan.
Gama menoleh Embun, kemudian mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengutarakan apa yang dirasakan selama ini.
"Sebenarnya aku suka sama kamu." Gama akhirnya mengungkapkan perasaannya.
Embun terkejut mendengar pengakuan Gama, sampai menatap cowok itu dengan rasa tak percaya.
"Aku sudah menyukaimu semenjak kita kenal lewat aplikasi Lololove, itu juga alasan kenapa aku pindah ke sini," lanjut Gama.
Embun menghela napas pelan, tak menyangka jika Gama sampai menganggap serius pertemanan di aplikasi itu sebagai cinta, sedangkan Embun hanya menganggap dia sebagai teman biasa.
"Aku merasa heran, antara aku dan Rain. Akulah yang mengenalmu lebih dulu dari aplikasi chating itu, tapi kenapa Rain yang bisa membuatmu jatuh cinta, kenapa bukan aku?" tanya Gama dengan senyum getir di wajah, merasa tak rela jika kalah dari Rain.
"Aku tidak tahu. Bukankah tidak ada alasan untuk jatuh cinta? Aku tiba-tiba menyukai Rain, dan aku tidak tahu kenapa aku menyukainya," ungkap Embun agar Gama mengerti.
Gama mengepalkan kedua telapak tangan yang berada di atas lutut, merasa tak rela jika Embun tetap memilih sepupunya itu.
"Bagaimana jika keluarga besar Rain, apalagi kakeknya tahu dan tak bisa menerima, kalau kamu terlahir dari hasil perkosaan? Aku yakin mereka akan menentang, dan Rain pasti akan menuruti ucapan keluarganya. Lalu, saat itu apa yang akan kamu lakukan?" Gama bicara tanpa berpikir, tak sadar jika hal itu akan membuat Embun sakit hati.
Embun benar-benar terkejut karena Gama tega bicara seperti itu. Ia yang sedang berada dalam titik terlemah dalam hidup, lantas memilih bangkit dari duduk, menatap benci pada Gama sebelum akhirnya berlari meninggalkan cowok itu. Embun naik lift untuk menuju ke unit apartemennya, di sana ia menangis dan terus mengusap kelopak matanya yang basah.
"Kenapa semua orang sangat jahat?" Embun terisak di dalam lift.
Begitu sampai di lantai tempat unit apartemen berada. Embun langsung berlari masuk dan pergi ke kamar, ia melempar tubuhnya ke ranjang dan menangis dengan posisi telungkup.
Jojo dan Axel begitu kaget melihat Embun yang pulang dan langsung masuk kamar, terlebih gadis itu menangis lagi. Mereka tak tega melihat Embun yang terus bersedih, hingga berpikir apa ada masalah lagi.
Axel memberanikan diri menyusul Embun di kamar. Ia duduk di tepian ranjang seraya mengusap rambut gadis itu.
"Ada apa? Apa ada yang menyakitimu?" tanya Axel penuh kelembutan.
Embun menoleh Axel, wajahnya basah oleh air mata. "Pi, aku mau pulang ke Australia. Aku nggak mau di sini, di sini semua orang jahat padaku."
Axel terkejut mendengar keinginan Embun, merasa tak bisa membiarkan putrinya itu terus bersedih. Akhirnya Axel mengangguk dan mengiakan permintaan Embun. dia mengizinkan Embun kembali ke Indonesia agar bisa bertemu dengan Bening. Namun, jika pada akhirnya membuat Embun tidak bahagia, dia memang berniat mengajak kembali putrinya ke Australia. Bagi Axel yang terpenting baginya adalah kebahagiaan dan kesehatan mental Embun
_
_
_Keesokan harinya, Embun masih berangkat sekolah. Hanya saja kini gadis itu terus terlihat murung, bahkan ketika Rain mengajak bicara, dia tak menanggapi.
"Bu, apa ada masalah?" tanya Rain yang cemas karena Embun terus murung.
Embun menghela napas kasar, kemudian menatap Rain. Sebenarnya dia sedikit tak rela pulang ke Australia, tapi Embun tak kuat terus mendapat perlakuan tak adil di sini.
"Rain, aku mau kembali ke Australia."
Jawaban Embun membuat Rain sangat terkejut, bagaimana bisa gadis itu ingin pergi dan meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Bu ~ Jadilah kekasihku
Fiksi RemajaLanjutan kisah EMBUN dan RAIN bisa dibaca di KBM / KARYAKARSA dengan judul DIPERISTRI PAK RAIN Kisah BENING : SHE IS NOT MY SUGAR MOMMY _ _ _ Banyu Bening Pradipta dan Embun Sky Jordan adalah saudara kembar satu ibu beda ayah. Kelahiran mereka dalam...