Bab 15 Akhirnya Bertemu

506 157 16
                                    

Rain sangat bahagia mendengar ucapan Embun, ternyata gadis itu diam-diam menyukainya. Namun, sebenarnya Rain salah persepsi karena yang dimaksud Embun bukanlah sayang karena cinta.

"Oh, ini ada yang mengirimkan pesan." Rain menyodorkan ponselnya pada Embun.

Embun pun sedikit heran dan menerima ponsel dari cowok itu, melihat pesan yang terpampang pada layarnya membuat Embun seketika merasa bahagia.

Embun berteriak kegirangan seperti baru saja memenangkan lotre. Bahkan tanpa sadar gadis itu meloncat dan memeluk Rain karena sangat bahagia mendapat pesan dari Bening yang mengajaknya bertemu.

"Rain!ini seperti mimpi!"

Embun masih saja memeluk cowok itu karena bahagia. Hal ini membuat Rain semakin salah paham dengan sikapnya, hati Rain semakin berbunga-bunga karena mendapat pelukan dari gadis itu.

"Aku pinjam bentar, ya Rain!"

Embun kembali meminjam ponsel cowok itu, dia mengetik pesan untuk membalas pesan saudara kembarnya. Embun mengajak Bening bertemu setelah jam pelajaran selesai besok, karena jika bertemu sebelum jam pelajaran dimulai dia takut tidak akan bisa fokus menerima pelajaran.

-
-
-
Sebelum tidur, Embun masih saja mengulas senyum karena tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

"Kamu kenapa? Senyum-senyum terus! Udah tidur!" perintah Jojo.

"Mi, tahu nggak!" Embun langsung memiringkan posisi tidur dan menatap pada sang mami.

"Enggak!" Tanpa dosa Jojo langsung menjawab dengan satu kata itu.

"Ish, Mami. Makanya aku kasih tahu!"

Jojo hanya berdeham, lantas bersiap mendengar apa yang ingin diceritakan oleh putrinya. "Apa?"

"Besok aku mau ketemu Bening, dia cantik lho, Mi! Kayak aku, tapi beda sih, wajah kami tidak mirip. Pokoknya aku senang, akhirnya bisa ketemu dia," ujar Embun bercerita dengan semangat empat lima.

Jojo hanya bisa mendengarkan dan tersenyum, sesekali dia membelai pipi putrinya. Wanita itu melihat jelas kebahagiaan yang terpancar dari wajah putrinya.

-
-
-
Rain terjaga saat malam hari. Ia merasa haus dan pergi ke dapur untuk mengambil minum. Tak dia sangka ternyata Jojo juga ada di dapur, hal inu membuat Rain merasa ingin bertanya soal Embun yang sangat bahagia mendapat balasan pesan yang dikirimkan seseorang ke ponselnya tadi.

"Eh, Rain. Belum tidur?" tanya Jojo ketika melihat Rain di dapur juga.

"Sudah tapi kebangun tante. Haus." Rain mengambil botol berisi air dingin yang berada di kulkas, sebelum akhirnya memberanikan diri bertanya.

"Oh ya, Tante jo, Aku mau tanya sesuatu boleh ga?" Rain menatap Jojo yang baru saja selesai minum.

"Tanya apa?"

"Itu, kemarin Embun pinjam ponselku, lalu tadi ada yang balas. Aku nggak tahu siapa, tapi Embun kok seneng banget, apa tante tahu kemungkinan pesan itu dari siapa?" tanya Rain.

"Pesan? Coba Tante lihat pesannya!" pinta Jojo.

Rain mengangguk, lantas kembali ke kamar untuk mengambil ponsel dan memperlihatkan pesan yang dikirim ke nomornya yang membuat Embun bahagia tadi.

Jojo membaca pesan itu, hingga tersenyum dan memberitahu kalau itu pesan dari Bening, saudara kembar Embun.

"Oh, jadi ini saudara kembarnya. Tapi, kok wajah mereka berbeda, ya?" tanya Rain yang tidak bisa menyembunyikan rasa penasaran di hatinya.

Jojo akhirnya bercerita kalau tenyata Embun dan Bening memang terlahir dari satu rahim tapi dengan ayah yang berbeda, semua itu terjadi karena kesalahan medis. Rain pun menganggukkan kepala meskipun masih kurang mengerti. Dia juga tidak tahu kalau itu hanyalah sebuah kebohongan
-
-
Hari berikutnya, saat pulang sekolah. Embun dipanggil ke ruang BK karena masalah ponsel.

"Orangtuamu tidak ada yang mau mengambil?" tanya sang guru BK.

"Tidak ada, Bu." Embun terlihat santai menanggapi pertanyaan gurunya.

"Ya sudah, kamu buat aja surat pernyataan, menjelaskan kalau tidak akan mengulangi kesalahan lagi!" perintah guru BK seraya menyodorkan selembar kertas folio dan pulpen."Lagi pula kamu anak baru dan kejadian itu di hari pertama kamu masuk sekolah, jadi saya maklumi."

"Aduh, Bu. Tidak dikembalikan juga tidak apa-apa, kok." Dengan santainya Embun tak memikirkan soal ponselnya lagi.

Guru BK-nya pun langsung terkejut dengan sikap Embun, bagaimana bisa ponsel disita malah tidak mau dikembalikan. Jika anak lain pasti sudah mengiba sejak awal untuk dikembalikan.

"Anak ini!" gerutu guru BK.
-
-
-
Sementara Embun dipanggil ke ruang BK, ternyata Bening sudah menunggnya di gerbang sekolah seperti yang sudah dijanjikan. Ia tampak menengok pada jam tangan berulang kali karena Embun tak kunjung juga datang.

"Aku telpon saja, deh."

Bening menekan nomor ponsel Rain, karena tidak tahu kalau itu adalah nomor telepon Embun. Hingga saat panggilan itu tersambung, Bening terkejut karena yang menjawab suara seorang cowok.

"Halo, ini ponsel Embun bukan, ya?" tanya Bening yang bingung.

"Oh ... dia meminjam ponselku."

Rain bicara dari seberang panggilan sambil berjalan menuju gerbang, Bening yang melihat Rain dan mendengar cowok itu berbicara di telepon pun mengernyitkan keningnya.

Bening terlihat senang karena sadar jika lawan bicaranya adalah Rain, cowok yang ditaksirnya. Hingga saat Rain sampai di hadapan Bening, mereka saling mengakhiri panggilan.

"Kok kamu?" tanya Bening heran tapi bibirnya terlihat tersenyum.

"Embun kemarin mengirim pesan menggunakan ponselku," jawab Rain.

"Kok bisa?" Bening keheranan karena Rain mengenal Embun dan lagi saudara kembarnya itu bisa memakai ponsel milik cowok itu.

"Itu--"

Belum juga Rain menjawab, ternyata Embun sudah datang, gadis itu berlari dan lantas berjalan pelan-pelan setelah dekat, dan untuk pertama kalinya setelah sekian tahun, Embun dan Bening bertemu. Keduanya saling mentap dalam waktu yang lumayan lama, seakan tak tahu harus bagaimana dan berbicara apa.

Be My Bu ~ Jadilah kekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang