Bab 19 : Kedatangan GG

489 177 24
                                    

"Bu, apa kamu mau menjadi pacarku?"

Embun mematung, gadis itu menatap wajah Rain tak percaya. Bagaimana bisa teman satu bangkunya itu tiba-tiba saja mengajaknya berpacaran. Meskipun hampir satu kali dua puluh empat jam bersama, tapi Embun tak menyangka akan secepat ini hubungan yang akan dilalui mereka.

"Pacar?" tanyanya.

"Hem ... Aku menyukaimu."

Embun tersenyum lebar, hingga meraih tangan Rain sambil menganggukkan kepala.

"Aku juga menyukaimu." Embun menarik tangan Rain untuk kembali berjalan.

"Jadi, apa kita pacaran?" tanya Rain penasarana.

"Iya kita pacaran," jawab Embun malu-malu.

_
_
_
_

Sementara itu, Gama yang tak henti-hentinya membujuk papa dan mamanya akhirnya diizinkan untuk pindah ke Jogja. Tama-ayah Gama bahkan sampai turun tangan meminta temannya mengatur masalah putranya yang akan pindah. Sedangkan Bianca meminta Gama untuk tinggal di apartemen yang seharusnya dipakai Rain, karena putranya benar-benar tak mau pindah dan mungkin jika ada sepupunya di sana Rain berubah pikiran.

Hari itu Gama sudah sampai di Jogja, cowok berwajah tampan nan kalem itu mencoba menghubungi sang sepupu yang tentu saja masih tinggal di apartemen bersama Jojo dan Embun.

"Rain, gue sudah di Jogja." Gama yang baru saja sampai di apartemen, langsung menghubungi.

"Benarkah? Gue pikir loe bohong," ledek Rain dari seberang panggilan.

Gama mencebik mendengar ucapan Rain.

"Mana ada bohong!" Gama membela diri. "Loe tinggal di mana?" tanya Gama kemudian.

"Loe mau ke sini? Gue kirimi alamatnya."

Gama mematikan panggilan dan menunggu Rain mengirimkan alamat yang dijanjikan. Setelah mendapatkannya, cowok itu langsung keluar untuk pergi ke apartemen di mana Rain tinggal.
-
-
-
"Bu, Mami ke supermarket sebentar. Kamu mau ikut nggak?" tanya Jojo yang sudah bersiap pergi ke sang putri.

"Nggak, Mi. Mau di rumah aja," jawab Embun tanpa menoleh, gadis itu hanya melambai tangan.

Jojo pun akhirnya pergi, meninggalkan Embun dan Rain di apartemen.

Embun dan Rain yang sudah resmi jadian pun jelas lebih suka menghabiskan waktu berduan. Mereka bermain PlayStation bersama.

"Rain, ngalah!" teriak Embun karena hampir kalah.

"Tidak akan!" jawab Rain yang tentu saja tak mau mengalah.

"Ih ... katanya sayang sama aku," cicit Embun mengeluarkan jurus yang biasa dijadikan alasan kebanyakan perempuan saat meminta pria mengalah.

Rain pun tertawa, menepuk pucuk rambut Embun gemas. Mereka pun terus bermain, dan sesekali terdengar tertawa. Hingga Embun hampir kalah oleh Rain, membuat gadis itu berbuat curang mengganggu agar Rain kalah. Tangan embun memencet tombol stik milih Rain, membuat permainan cowok itu terganggu.

"Bu, jangan curang!" Rain masih mempertahankan permainannya.

Embun tak mau berhenti, gadis itu terus mengganggu hingga membuat Rain akhirnya kalah.

"Aku menang!" teriak Embun kegirangan.

"Curang! Ga fair!" protes Rain.

"Biarin, wek ...." Embun menjulurkan lidah untuk mengejek.

Rain begitu gemas, hingga kemudian mengapit leher Embun dengan ketiaknya, bahkan mengusap kasar untuk mengacak-acak rambut gadis itu.

"Rain, rambutku berantakan!" Embun mencoba menghalau tangan Rain tapi gagal.

"Salah siapa curang, hm ...." Rain masih mengacak-acak rambut gadis yang lahir dan tumbuh di Australia itu.

Embun tentu saja tak mau kalah, dia meraih rambut Rain dan meremasnya,hingga membuat cowok itu meringis.

"Bu, kenapa ngejambak?"

Bukannya melepas, Embun semakin meremas rambut Rain. Hingga keduanya terlibat saling adu jambak. Saat keduanya tengah asyik bercanda, suara bel pintu terdengar. Baik Embun maupun Rain langsung menoleh ke arah sana.

"Bukain, sana!" perintah Rain yang sudah melepas rambut Embun.

"Siapa? Masa mami? kok mami cepat banget sudah pulang." Embun pun bangun dari posisinya.

Rain dan Embun berpikir kalau Jojo yang datang, membawa belanjaan banyak sehingga tidak bisa membuka pintu.

Dengan rambut yang masih acak-acakan dan hanya mengenakan kaos buluk dan celana pendek kolor, Embun pun membuka pintu. Hingga gadis itu tertegun melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

Gama yang langsung pergi ke apartemen tempat Rain tinggal, begitu terkejut melihat Embun di sana. Keduanya saling tatap, hingga menyadari sesuatu.

"Bubu?"

"Gege?"

Keduanya memanggil nama satu sama lain bersamaan. Embun yang baru sadar dengan penampilannya langsung lari masuk meninggalkan Gama di depan pintu.

"Bu--" Gama hendak memanggil, tapi urung karena Embun sudah menghilang.

Embun langsung melompat dan bersembunyi di belakang Rain yang berdiri karena mendapat panggilan tak terjawab dari Gama, kepalanya masih menyembul ke arah pintu.

Rain kebingungan dengan sikap Embun, hingga kemudian menatap ke arah pintu dan melihat Gama berada di sana.

Melihat saudara sepupunya ada di dalam, Gama pun langsung masuk karena pintunya terbuka lebar. Cowok itu tersenyum dengan melirik ke arah Embun yang masih bersembunyi di belakang Rain.

"Kenapa?" tanya Rain keheranan.

"Tidak ada," jawab Gama dengan menahan tawa, merasa lucu dengan sikap Embun yang terlihat malu.

"Hai, Bu." Gama menyapa Embun yang masih bersembunyi.

Rain cukup terkejut ketika mendengar Gama menyapa Embun, hingga menoleh ke arah Embun yang masih bersembunyi dan kembali menatap sang sepupu.

"Kok kalian kenal?" tanya Rain penasaran.

Gama hendak menjawab tapi lebih dulu terkejut ketika melihat Embun yang lari kalang kabut menuju kamar. Gadis itu terlalu malu jika dipandang dalam kondisi acak-acakkan seperti itu.

"Gue kenal dia dari aplikasi lolove. Nggak nyangka kalau bisa ketemu di sini," jawab Gama.

Rain pun mengajak duduk, hendak bertanya banyak hal pada saudaranya itu. Hingga beberapa menit berlalu, Embun keluar dengan memakai rok cantik, bahkan rambutnya tersisir rapi, sangat berbeda jauh dengan penampilanya tadi. Ini membuat Rain dan Gama menatapnya sampai tak berkedip, keduanya terpesona dengan penampilan gadis itu. Namun, Rain tampaknya merasa kesal dengan penampilan Embun.

"Cih ... pas berdua hanya pakai kaos buluk dengan celana belel, kenapa setelah bertemu Gama berubah jadi pakai rok secantik itu?" Rain menggerutu dalam hati. "Awas kamu Bu."

Be My Bu ~ Jadilah kekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang