Bab 26 : Bakal Besan

443 174 45
                                    

Bianca dan Rain mendatangi apartemen tempat Jojo dan Embun tinggal. Mereka sudah berada di depan pintu. Bianca yang hendak memencet bel pintu seketika kaget karena Rain tiba-tiba saja menarik paper bag yang dibawanya, sikap sang putra membuatnya keheranan.

"Apaan sih, Rain?"

"Ma, nggak usah bawa ini!" Rain berusaha mengambil paper bag itu dari tangan Bianca.

"Kenapa? Kenapa nggak boleh?" Bianca mengangkat dagu, lantas menarik paksa paper bag agar tidak direbut oleh Rain. "Eh, ini isinya produk terbaru Niel Fashion, sebuah bra couple mom and daughter. Barang bagus, kamu ngerti apa?"

"Kenapa harus kasih itu sih, Ma. Malu tahu." Rain merasa canggung jika sang mama memberikan barang itu pada Embun.

"Ish, Mama yang mau kasih, kenapa kamu yang malu?" Tak mau meladeni Rain, Bianca pun langsung memencet bel unit apartemen Jojo dua kali.

"Mama jangan di Jogja lama-lama," ucap Rain.

"Kenapa? Kenapa tidak boleh lama, Ha?" tanya Bianca yang sudah memasang muka garang.

"Kalau Mama di sini lama-lama, bagaimana dengan Cloud?" tanya Rain yang berusaha membujuk sang mama dengan senjata adik perempuannya yang bernama Ansara Cloudia Natania.

"Heh, tumben kamu mikirin adikmu. Biasanya juga cuek bebek!" sembur Bianca yang merasa aneh dengan sikap sang putra.

Baru saja Rain ingin membalas ucapan Bianca, pintu unit apartemen itu terbuka. Jojo yang melihat seorang wanita cantik datang bersama Rain sudah bisa menduga bahwa wanita itu mungkin saja ibunda Rain.

"Mari masuk!" Jojo mempersilahkan.

Layaknya seperti teman lama yang bertemu kembali. Jojo dan Bianca terlihat sangat akrab, mereka membicarakan banyak hal, salah satunya membahas tentang Nic dan Mina pemilik apartemen tempat Jojo tinggal sekarang, juga kejadian awal di mana Rain salah masuk dan kena semprot Embun.

"Oh ya, sebelumya aku minta maaf karena sudah merepotkan. Kamu jadi harus menjaga Rain juga di sini," ucap Bianca.

"Tidak masalah, Rain juga tidak bandel. Aku juga tidak merasa direpotkan," timpal Jojo.

Bianca merasa lega karena masih bisa bertemu dengan orang baik, wanita itu mengucapkan terima kasih dan menepuk punggung tangan Jojo dengan tulus.

"Ngomong-ngomong, sepertinya aku pernah melihatmu, wajahmu tidak begitu asing," ucap Bianca setelah mengingat dan merasa pernah melihat Jojo sebelumnya.

"Itu, mungkin jika kamu mengingat Fahrizal Salim, aku adalah adiknya," jawab Jojo. Ia menyebutkan nama sang kakak dan langsung mendapat anggukan dari tatapan takjub dari Bianca. Siapa yang tidak mengenal gubernur yang dua kali menjabat itu.

Sementara mama mereka sibuk mengobrol, Rain dan Embun tampak berada di dapur berdua. Mereka bicara sambil sesekali melirik Jojo dan Bianca yang berada di ruang tamu.

"Pipimu memar gini pasti sakit ‘kan?" tanya Embun sambil mengusap pipi Rain.

"Nggak apa-apa kok, nggak sakit." Rain menyentuh telapak tangan Embun. "Tangan kamu yang ditarik Tara, sakit nggak?"

Embun menggeleng, lalu menjawab jika tidak sakit sama sekali. Keduanya masih mengobrol, bahkan Rain terlihat merapikan helaian rambut Embun yang sedikit berantakan. Hingga tanpa mereka sadari, Jojo dan Bianca melihat adegan mesra yang keduanya lakukan.

"Uhuk!" Bianca pura-pura terbatuk, membuat Rain dan Embun menoleh. Keduanya terkejut karena Bianca dan Jojo sudah menatap mereka berdua.

"Sepertinya kita bakal besanan," celetuk Bianca.

"Begitukah? Bagaimana kalau kita kawinkan saja kalau mereka tidak niat belajar," timpal Jojo.

“Mama!”

“Mami!”

Rain dan Embun jadi salah tingkah, pipi mereka merona malu. Bisa-bisanya kedua orangtua mereka malah menggoda seperti itu.

-
-
-

Mereka berbincang kembali, Bianca dan Jojo memilih tak terlalu kepo dengan hubungan apa yang sedang terjalin di antara putra dan putri mereka. Tak berselang lama, Bianca dan Rain pun pamit pulang, karena esok Bianca masih harus ke sekolah Rain.

"Wah, Rain. Kamu benar-benar pintar mencari pacar," goda Bianca yang membuat Rain langsung mencebikkan biibir.

Rain lantas membahas masalah perkelahiannya, karena sang mama tampaknya menyukai Embun.

"Nah, karena itu Ma. Aku sebenarnya berkelahi karena membela Embun. Awalnya aku mau diam saja, tapi karena Embun dikatain L*nte, mana bisa aku diam saja," ujar Rain menjelaskan duduk permasalahan soal perkelahian yang menyebabkan sang mama harus sampai datang ke Jogja.

"Wah, wah. Benar-benar tak berbudi. Masa gadis sebaik dan semanis Embun dikatain begitu. Lihat saja, lihat saja nanti. Mama kalau ketemu kakak kelasmu itu, pasti Mama remas mulutnya. Dia kira siapa bisa ngatain anak orang sembarangan!" Bianca jadi geram sendiri, meski sebelumnya Rain sudah mengatakan sejak awal kalau dia berkelahi karena membela Embun.

Rain hanya mengangguk-angguk mendengar sang mama yang emosi, tahu betul bagaimana sikap wanita yang melahirkannya itu jika sedang marah.

-
-
Keesokan harinya, Bianca menghadap guru BK untuk mempertanggungjawabkan perbuatan Rain. Sedangkan sang putra sendiri diminta masuk kelas untuk mengikuti pelajaran.

Namun, siapa sangka jika Bianca tidak mendengar keluhan guru BK dan malah memprotes tindakan kakak kelas Rain.

"Bayangkan, Bu! Bayangkan! Bagaimana bisa anak bermulut kotor yang mengatai temannya sendiri L*nte malah dibela. Kalau saya pribadi, saya merasa mereka memang pantas dihajar, kalau perlu diberi hukuman. Pantas saja anak saya murka dan menghajar, lah kakak kelasnya saja kek begitu," cerocos Bianca yang membuat guru BK melongo tak tahu harus berbicara apa.

"Saya sadar, kalau Rain memang nakal. Tapi, dia juga tidak pernah mukul orang tanpa sebab," imbuh Bianca.

Sang guru BK hampir saja membuka mulutnya, tapi urung karena Bianca kembali menceramahi.

"Saya tanya, Ibu punya anak perempuan nggak?" pertanyaan Bianca langsung dijawab dengan sebuah anggukan dari guru BK. "Nah, bagaimana perasaan Ibu kalau anak ibu dikatai seperti itu, emosi nggak? Emosi lah masa nggak.”

Wanita itu hanya mengangguk-angguk menjawab pertanyaan Bianca. Guru BK Rain itu sejatinya kebingungan sendiri. Seharusnya yang menceramahi dan memberi nasihat adalah dirinya, tapi kenapa kenyataannya terbalik, kini ia yang dinasihati dan diceramahi habis-habisan oleh Bianca.

Be My Bu ~ Jadilah kekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang