Hari berikutnya, Embun tidak masuk sekolah. Ia benar-benar sudah memutuskan untuk pulang ke Australia.Jojo sendiri masih merasa kalau Embun setengah hati ingin pulang. Ia menghampiri Embun yang sedang duduk di kamarnya mengemasi barang-barang.
"Bu, kamu yakin mau pulang?" tanya Jojo memastikan agar sang putri tidak menyesal pada akhirnya.
Embun mengangguk lemah, meski berat tapi harus. Ia tak ingin terus dihina dan disalahkan, apa lagi diolok-olok sebagai anak haram.
"Lalu gimana dengan Rain, bukankah dia tidak setuju kamu pindah?" tanya Jojo lagi.
Embun terlihat menarik napas dalam-dalam, lantas mengembuskan dengan sedikit berat.
"Cinta kami cuma cinta monyet Mi, meski putus denganku, pada akhirnya dia pasti akan mendapat pengganti yang baik," jawab Embun dengan suara berat.
Axel yang tengah melintas di depan kamar Embun pun mendengar ucapan sang putri. Ia pun masuk, menghampiri Jojo dan Embun.
"Memangnya kamu kurang baik? Sampai berpikir Rain akan dapat gadis baik?" Axel sepertinya tidak terima jika ada yang mengatai putrinya tidak baik.
"Aku anak hasil perkosaan, bagaimana bisa dibilang baik." Embun bicara sambil meneteskan air mata lagi.
Jojo dan Axel terkejut mendengar sang putri mengucapkan hal itu, keduanya tak habis pikir kenapa Embun bisa sampai selemah dan menjadi tidak percaya diri begitu.
"Apa maksudnya itu? Sejak kapan kamu jadi rendah diri? Papi tidak suka kamu ngomong gitu, bagaimanapun caramu lahir, tidak akan menjadikanmu baik atau buruk di mata orang lain. Karena sejatinya baik dan buruknya seseorang, dinilai dari sikap bukan asal usulnya!" Tanpa sadar Axel bicara dengan nada membentak karena tak senang dengan jalan pikiran Embun.
Embun semakin menangis karena merasa dibentak oleh papinya. Axel sendiri terkejut karena tak menyangka malah membuat putri kesayangannya semakin sedih, ia merasa bersalah karena telah membuat Embun sesenggukan.
"Bu, Papi minta maaf," ucap Axel.
Jojo langsung memeluk Embun, merasa begitu sedih ketika harus melihat Embun terus menangis dan murung.
_
_
_
_Sudah tiga hari Embun tidak masuk sekolah. Rain terlihat gusar dan terus melihat ke arah bangku gadis itu. Ia bertanya-tanya dalam hati, apa ada masalah dengan Embun. Namun, Rain juga masih merasa kesal karena pertengkarannya dengan Embun soal gadis itu yang akan kembali ke Australia.
"Eh, Embun pamit." Suara teman Rain memecah lamunan.
Rain langsung membuka group chat kelas, karena anak-anak terlihat menatap ponsel mereka masing-masing. Rain begitu terkejut ketika melihat isi pesan Embun di chat group, di sana Embun berpamitan, meminta maaf dan terima kasih karena teman-temannya mau mengenal dan berteman dengannya.
Rain yang tak ingin percaya langsung berlari ke ruang guru untuk mencari tahu tentang kabar keluarnya Embun dari sekolah.
"Iya, orangtua Embun memang meminta surat pindah. Hari ini dia udah resmi pindah," ucap wali kelas Rain.
Rain begitu syok mendengar hal itu, tak menyangka jika Embun akan benar-benar pergi. Rain membolos sekolah, ia pergi mencari Embun ke apartmen gadis itu.
"Bu! Bubu!" Rain terus mengetuk pintu dan memencet bel memanggil nama Embun, tapi sayangnya tak ada jawaban sama sekali. Apartemen itu kosong dan sudah tidak ada yang menempati.
Rain begitu frustasi. Ia mengeluarkan ponsel dan mencoba menghubungi Embun.
"Halo." Suara Embun terdengar dari seberang panggilan.
"Apa maksud semua ini? Kenapa kamu pergi begitu saja? Apa kamu tidak menganggapku sama sekali? Apa sebenarnya arti diriku untukmu, Bu?" tanya Rain bertubi.
"Maaf, Rain. Aku tahu jika cinta di antara kita, hanyalah cinta anak remaja. Cinta monyet yang bisa hilang begitu saja. Aku yakin satu bulan ke depan, satu tahun lagi perasaanmu akan berubah, tapi kelak, entah empat atau lima tahun lagi, aku masih berharap kita bisa bertemu, dan menjadi teman baik." Suara Embun terdengar berat dari seberang panggilan.
Rain begitu marah mendengar Embun mengatakan itu. Ia sampai mengepalkan telapak tangan, hingga kuku-kukunya terlihat memucat.
"Kamu jahat, Bu! Kamu benar-benar jahat! Kamu tidak memikirkan perasaanku! Bagaimana kamu bisa sekejam ini? Kamu adalah gadis terjahat yang pernah aku temui!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Bu ~ Jadilah kekasihku
Teen FictionLanjutan kisah EMBUN dan RAIN bisa dibaca di KBM / KARYAKARSA dengan judul DIPERISTRI PAK RAIN Kisah BENING : SHE IS NOT MY SUGAR MOMMY _ _ _ Banyu Bening Pradipta dan Embun Sky Jordan adalah saudara kembar satu ibu beda ayah. Kelahiran mereka dalam...