Bab 8 Pindah ke Jogja

691 191 16
                                    

Bening baru saja tiba di rumah Anisa. Ia takjub saat turun dari mobil dan menatap rumah yang sangat sederhana, tapi memiliki lingkungan yang terlihat asri dengan beberapa pepohonan di sana. Bening mengedarkan pandangan ke seluruh halaman, hingga menyadari di mana dirinya berada sekarang. Bibirnya tertekuk masam.

Dia seperti berada di dunia lain, di tengah perkampungan yang lumayan padat, jalan sekitar saja hanya cukup dilewati satu mobil. Banyak anak-anak berkeliaran tak jelas, bahkan tetangga Anisa terlihat duduk-duduk cantik di depan rumah seraya saling bercakap-cakap atau lebih seperti berbisik.

"Ayo masuk!" ajak Anisa, wanita yang dipercaya Rea dan Arkan untuk menjaga putri mereka selama di Jogja.

Bening tersenyum tipis, lantas berjalan mengekor wanita yang dipanggilnya Bu dhe itu. Ia membawa kopernya sendiri, ancaman papa dan mamanya cukup membuatnya takut.

"Di sana kamu tidak bisa bersikap seenaknya, setiap papa dan mama mendengar laporan kelakuan tidak baik yang kamu lakukan, maka papa dan mama akan memotong jatah jajanmu bulan depannya."

"Ini kamar kamu," ucap Anisa sambil membuka salah satu kamar di rumahnya. Bening pun tersdaar dari lamunannya dan seketika melongo.

Gadis itu syok mendapati kamar yang akan ditempatinya, kecil, sempit, sederhana, dan alakadarnya, membuat bulu kuduknya tiba-tiba saja meremang jika harus tidur sendirian nanti malam.

"Ayo, masuk!" ajak Anisa yang kemudian masuk dan menyimpan koper Bening di samping lemari. "Kamu pasti capek kan? kamu bisa istirahat dulu! Nanti pas makan malam Bu dhe panggil," ucap Anisa dengan senyuman ramah di wajahnya.

"Terima kasih Bu dhe," timpal Bening dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

Anisa pun keluar meninggalkan Bening. Gadis itu langsung berjalan ke arah tempat tidur. Begitu menduduki kasur yang disediakan untuknya, Bening mendadak menggerutu.

"Kenapa papa tega banget, sih? sudah di tengah kampung, kamarnya kecil, kasurnya keras, bahkan AC pun nggak ada!"

Sesaat setelah turun dari pesawat, Bening memang sudah memikirkan nasip malangnya. Namun, ia tetap berusaha menjaga sikapnya, karena tidak mungkin dia meluapkan kekesalan pada Anisa dan keluarganya yang jelas-jelas berbaik hati mau menampungnya.

Saat malam tiba, Anisa mengajak Bening makan bersama. Di sana ada suami Anisa yang bernama Lucky. Pria itu adalah kepala sekolah tempat Bening akan bersekolah. Juga ada Zahra-putri ketiga Anisa dan Lucky, gadis manis yang seusia dengan Bening itu tersenyum ramah.

Selepas makan malam, Bening duduk di teras bersama Zahra, mendengar suara jangkrik dan kodok yang saling bersahutan.

"Namamu Zahra, ya?" tanya Bening memastikan, karena saat tadi Anisa memperkenalkan, Bening kurang memperhatikan.

"Iya," jawab Zahra. "Nanti di sekolah, kita bakal sekelas lho," imbuhnya dengan logat khas orang Jogjakarta.

Bening tersenyum, perlakuan Anisa dan keluarganya memang sangat hangat kepada Bening, sehingga membuat gadis itu juga bersikap sama.

-
-
-
-

Embun dan Jojo nampak sudah berada di pesawat, begitu Axel memberi izin dan mencarikan tempat tinggal untuk mereka, keduanya memang langsung memesan tiket untuk pergi ke jogja.

"Bu, apa kamu ingin langsung bertemu dengan Bening?" tanya Jojo pada Embun yang terlihat menatap ke arah luar jendela burung besi itu.

Embun menoleh pada Jojo, terlihat berpikir hingga kemudian menjawab, "Tidak, Mi. Aku punya rencana sendiri untuk mendekati Bening."

Jojo mengernyitkan dahi mendengar jawaban putrinya. Tapi apa pun itu, Jojo percaya jika Embun pasti sudah memikirkannya matang-matang.

"Aku juga mau minta tolong ke Mami," bisik Embun.

"Tolong apa?"

"Tolong Mami katakan pada semua keluarga, jangan sampai mereka mengatakan pada Bening kalau aku datang, terlebih tentang diriku. Aku mau mendekatinya perlahan, dengan begitu setidaknya kami akan dekat tanpa paksaan," pinta Embun penuh harap dan semangat.

Jojo pun memahami permintaan putrinya, mengulas senyum seraya merapikan anak rambut yang menutup pelipis Embun. "Oke, nanti Mami akan kasih tahu ke semua keluarga kita, untuk merahasiakan dan tidak membocorkan tentang kamu dan Bening." Jojo menerima keinginan Embun.

"Thanks you Mami, you are the best," ucap Embun sambil mencium pipi Jojo.

Be My Bu ~ Jadilah kekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang