Bab 28 : Gosip Tentang Kembar

391 140 11
                                    

Malam itu, Embun sedang berada di kamar, terlihat tidur tengkurap sambil bermain ponsel. Ia tengah membuka pesan di group chat kelasnya yang sedang ramai. Gadis itu tiba-tiba bangun dan duduk, dia terkejut melihat deretan pesan yang dikirim teman sekelasnya.

[Tahu nggak, di sekolah kita ada yang punya kembaran, tapi wajahnya beda]

[Eh, benarkah? Kok bisa]

[Entah, aneh banget. Kembar kok beda]

Semua anak di group tampak merespon pesan chat yang dimulai oleh salah satu teman Embun. Wajah Embun tampak memucat, dia merasa kalau pasti dirinyalah yang sedang dibicarakan. Embun mengamati rentetan pesan di group lagi, ternyata teman-temannya masih belum berhenti membahas masalah itu.

[Gimana sih ceritanya, kok bisa gitu?]

Salah satu teman Embun memancing percakapan lagi. Hingga ada yang mengirimkan artikel tentang anak kembar berbeda wajah, bahkan warna kulit dan juga rambut. Di artikel itu dijabarkan alasan kenapa wajah dua orang anak yang lahir dari satu rahim memiliki perbedaan ciri fisik sangat jauh meskipun kembar, salah satu kemungkinannya adalah karena sang ibu berselingkuh hingga bisa hamil bayi dari dua pria yang berbeda.

Embun mengeluarkan keringat panas dingin, entah kenapa merasa begitu gelisah. Hingga Rain mengirimin pesan lewat jaringan pribadi, cowok itu tahu kalau sang pacar masih online.

[Jangan sibuk membaca pesan di group. Ini sudah malam, tidur saja]

Embun tersenyum mendapat pesan dari Rain, lantas membalas jika sebentar lagi dia akan tidur.

***

Keesokan harinya, Embun keluar kamar dan sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah, tapi pagi ini wajahnya terlihat sedikit lesu karena memikirkan pesan yang ada di group chat kelasnya semalam.

"Kenapa kamu diam saja? Tidak seperti biasanya?" tanya Jojo yang merasa putrinya sedikit berbeda pagi itu.

Embun hanya mengulas senyum sambil menggelengkan kepala, memilih diam dan menyantap sarapannya. Ia takut bertanya pada Jojo, dan memilih untuk mencari tahu sendiri apa yang terjadi sebenarnya. Benarkah ada yang salah mengenai asal usulnya dan Bening.

-
-
-

Saat sampai di sekolah, Bening melihat Embun yang sedang berjalan lunglai. Ia pun melebarkan langkah dan langsung mensejajari langkah saudaranya itu.

"Semalam ada gosip soal anak kembar yang berbeda wajah, ya? Kamu jangan pikirin hal itu," kata Bening yang ternyata juga tahu.

"Hem ... tapi aku merasa aneh. Apalagi teman-teman terlihat beda." Embun mengamati sekitarnya, tampak anak lain menatapnya seakan memiliki banyak pertanyaan dan opini sendiri.

Bening merangkul lengan Embun, mencoba meyakinkan jika semua baik-baik saja. "Biarkan saja!"

Namun, saat akan berjalan ke kelas, mereka berpapasan dengan Aura. Baik Bening dan Embun memilih bersikap cuek, hingga sindiran Aura membuat keduanya menghentikan langkah.

"Wah, ternyata kalian ya. Di sekolah kita ada anak pelacur." Aura melirik Embun dan Bening yang tak peduli padanya.

Bening sangat kesal, hingga mengepalkan telapak tangan. Ia ingin sekali menggampar Aura. Namun, Embun yang sadar akan hal itu, langsung mencegah Bening .

"Jangan, Be!"

"Kenapa? Cewek kayak dia, memang harus diberi pelajaran!" geram Bening.

"Kalau kamu marah, itu artinya sindirannya benar. Jadi, abaikan saja," bisik Embun. "Bukankah kamu bilang tidak usah dipikirkan, kita bisa tanya ke orangtua kita agar semuanya jelas," imbuhnya.

Embun menarik Bening agar segera pergi dari sana dan bergegas menuju kelas masing-masing.

-
-
-

Embun yang kini duduk berjauhan dengan Rain, terlihat murung seharian. Bahkan tidak fokus mengikuti pelajaran. Rain sendiri merasa cemas, meski Embun tidak bercerita, tapi jelas dia tahu bagaimana perasaan Embun sekarang.

Saat pulang sekolah, Rain langsung menyambar tangan Embun yang baru saja berdiri dari bangkunya, dia mengajak gadis itu buru-buru pergi dari sekolah.

Embun yang terkejut, hanya mengikuti langkah kaki Rain, dia sadar kalau Rain pasti sedang mencemaskan dirinya.

"Rain, aku tidak apa-apa," ucap Embun ke Rain yang masih tak mau melepas tangannya.

Rain menghentikan langkah, hingga menoleh dan kini menatap Embun yang berdiri di belakangnya.

"Jangan berbohong! Aku melihatmu murung seharian, membuatku sampai berpikir apa mungkin ada mahkluk tak kasat mata yang merasukimu, sampai kamu jadi pendiam," seloroh Rain untuk membuat Embun tertawa.

Benar saja, gadis itu tertawa kecil mendengar pacarnya menyebut mahluk tak kasat mata. Embun merasa saat ini hanya Rain lah yang bisa membuatnya sedikit tenang.

Rain lega melihat Embun tersenyum. Ia pun mengulurkan tangan kemudian mengusap sisi kepala Embun dan berkata, "Apapun yang mereka katakan, abaikan saja! Jangan terlalu dipikirkan, oke."

Embun hanya mengangguk, meski sebenarnya dirinya sendiri sejak awal merasa aneh dengan penjelasan papi dan maminya.

Apa benar kesalahan medis bisa membuat seorang wanita hamil anak kembar dan berbeda wajah?

Be My Bu ~ Jadilah kekasihkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang